Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengelola Tebing Breksi Bantah Isu Wisatawan Diikuti Penjaga dan Tarif Khusus di Spot Foto

KOMPAS.com – Ketua Pengelola Wisata Tebing Breksi Kholiq Widiyanto memastikan isu negatif yang viral seputar tempat wisata tersebut tidak benar.

Isu tersebut adalah ada wisatawan yang ‘diikuti’  penjaga saat akan berfoto di spot foto, hingga adanya tarif khusus ‘sumbangan sukarela’ di spot-spot foto Tebing Breksi.

“Berawal dari grup Facebook ada yang upload (status). Bagi saya itu agak menggiring opini. Rata-rata orang itu kan enggak baca berita sampai akhir,” kata Kholiq saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (6/2/2021).

Diikuti petugas dan tarif yang ditentukan

Dalam unggahan tersebut, si penulis mengungkapkan bahwa pengelola terkesan mengharuskan pengunjung untuk membayar senilai Rp 10.000 per orang untuk bisa berfoto di spot-spot foto yang ada di sana.

Hal serupa juga diungkapkan seorang pengunjung bernama Diah Fitri Widianty (20). Ia setiap tahunnya rutin mengunjungi Tebing Breksi. Di pengalaman kunjungannya yang terakhir, ia mengaku mengalami hal serupa dengan yang dialami penulis unggahan tersebut.

“Setiap spot ada penjagannya. Ada yang ditetapin uang sumbangannya, ada yang seikhlasnya. Saya tidak foto di tempat spot kemarin soalnya biayanya mahal, jadi foto-foto sendiri aja,” kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (6/2/2021).

Namun, menurut Kholiq hal tersebut tidak benar. Pihaknya tidak pernah menetapkan tarif khusus untuk spot-spot foto di Tebing Breksi. Pengunjung dipersilakan membayar secara sukarela, berapa pun jumlahnya kepada para petugas yang berjaga di sana.

“Kebetulan mungkin dianya waku datang di situ (wadah uang) hanya ada uang Rp 10.000 dan Rp 20.000, tidak ada uang kecil mungkin,” terang Kholiq.

Ia melanjutkan, pengunjung bisa membayar para petugas di spot-spot foto seikhlasnya. Jika memang tidak mau atau tidak bisa membayar pun tidak masalah.

“Enggak ada ketentuan minimal berapa. Misalnya minimal Rp 5.000 lah, nah itu ditanya kembalian berapa gitu. Jika dibilang ada ketentuan bayar berapa, tidak benar,” tegas Kholiq.

Selain perihal tarif khusus untuk berfoto di sana, Diah juga mengungkapkan bahwa dirinya sempat diikuti oleh para petugas yang ada di spot foto.

Jika ia kebetulan sampai di spot foto yang tidak ada petugasnya, maka petugas akan mengikuti dan menjaga kotak uang sukarela tersebut sambil menawarkan bantuan untuk mengambil foto.

Terkait hal ini, Kholiq mengklarifikasi bahwa para petugas-petugas yang berjaga di spot foto hanya sekadar ingin menawarkan bantuan untuk mengambil foto. Jika memang wisatawan tidak berkenan dibantu, ya tidak masalah.

Perubahan ke depannya

Menilai hal ini, Kholiq dan pengelola wisata Tebing Breksi lainnya mengumumkan beberapa langkah yang akan mereka tempuh ke depannya.

Salah satunya adalah penegasan untuk para petugas yang berjaga di spot foto untuk tidak mengikuti pengunjung.

“Terus untuk tempat uang yang sukarela itu harus tertutup. Uangnya tidak boleh kelihatan,” ujar Kholiq.

Ia juga mengimbau para petugas untuk menjalankan prinsip Sapta Pesona Pariwisata. Yakni mengutamakan kepuasan pengunjung dalam mengelola destinasi wisata untuk pariwisata yang berkelanjutan.

Untuk jangka panjang, pengelola juga sudah merencanakan terkait ketentuan bayar tiket hanya sekali untuk para pengunjung.

Nantinya, direncanakan bahwa para pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sekali saja. Jadi, tidak ada lagi spot foto yang berbayar.

Namun hal tersebut bisa dibilang akan cukup sulit dan lama untuk siap diterapkan. Pasalnya, pengelola perlu memikirkan peralihan kerja bagi para petugas yang bekerja di wahana foto tersebut.

Spot foto yang telah ada sejak awal Tebing Breksi dibuka tersebut memang salah satunya menjadi lapangan pekerjaan bagi warga desa sekitar yang terdampak penghentian tambang. Secara total, ada sekitar 50 orang yang menggantungkan hidupnya di spot-spot foto tersebut.

“Bisa nanti yang dijual mungkin hanya jasa fotonya saja. Atau hunting foto yang fasilitas atau peralatannya harus yang bagus, bukan hanya handphone tapi minimal DLSR,” imbuh Kholiq.

Selain itu, para petugas tersebut juga mungkin akan dialihkan ke berbagai inovasi kegiatan yang bisa menciptakan lapangan kerja. Misalnya, menjadi pemandu wisata reguler yang sejauh ini belum ada di Tebing Breksi.

https://travel.kompas.com/read/2021/02/06/162702127/pengelola-tebing-breksi-bantah-isu-wisatawan-diikuti-penjaga-dan-tarif-khusus

Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke