Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pendakian Gunung Gede Pangrango Akan Buka Lagi, Simak Tips Mendakinya

KOMPAS.com – Pendakian Gunung Gede dan Gunung Pangrango akan dibuka kembali Jumat (5/3/2021). Namun, kondisi cuaca yang masih sering berubah tentunya membuat para pendaki perlu mempersiapkan beberapa hal khusus.

Menurut Humas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Poppy Oktadiyani, pendakian pun masih bisa ditutup sewaktu-waktu tergantung kondisi cuaca.

“Kondisional melihat kondisi cuaca dan kondisi lapangan” kata Poppy pada Kompas.com ketika dihubungi melalui pesan singkat, Sabtu (27/2/2021).

Sebelumnya, pendakian sempat ditutup beberapa waktu akibat cuaca ekstrem, tepatnya 28 Desember 2020–31 Januari 2021 dan diperpanjang lagi pada 1–28 Februari 2021.

Agar tetap aman dan nyaman melakukan pendakian ketika jalur kembali dibuka, Poppy memiliki beberapa saran yang bisa dilakukan para pendaki. Berikut ini beberapa tipsnya.

1. Jadi pendaki yang cerdas

“Jadilah pendaki cerdas, yaitu pendaki yang peduli diri, kawan, dan lingkungan, serta patuh terhadap aturan dan menghormati petugas,” ujar Poppy.

2. Patuhi protokol kesehatan

Selama pandemi Covid-19, tentu saja ada beberapa protokol kesehatan yang wajib dipatuhi saat mendaki, di antaranya adalah menjaga jarak minimal satu meter selama berada di jalur pendakian.

Para pendaki juga harus selalu memakai masker, mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, memakai sarung tangan, dan menjaga etika batuk atau bersin.

Jika memiliki gejala Covid-19, para pendaki tentu saja diminta untuk tidak melakukan pendakian.

Pendaki juga wajib membawa surat sehat, mengisi tenda sebesar 50 persen dari kapasitas tenda, menjaga jarak antartenda, serta menjalankan SOP pendakian dengan baik dan benar.

3. Jaga kondisi tubuh sehat

Hal selanjutnya adalah memastikan kondisi tubuh sehat dan cukup bugar untuk mendaki. Mendaki di kondisi cuaca baik saja butuh stamina tak sedikit, apalagi di tengah cuaca yang mudah berubah seperti ini.

Daya tahan tubuh prima dibutuhkan agar tidak gampang sakit. Apalagi, udara dingin dan angin kencang mungkin juga akan ditemukan pendaki di gunung saat ini. Tubuh bugar dibutuhkan agar tak mudah sakit.

4. Cek perlengkapan mendaki

Memeriksa kondisi peralatan pendakian memang suatu hal yang rutin dilakukan para pendaki sebelum mulai perjalanan.

Namun, ada baiknya jika kamu melakukan pemeriksaan secara ekstra. Khususnya di musim rawan hujan seperti ini. Pastikan kamu membawa segala perlengkapan, termasuk pakaian ekstra atau jas hujan.


5. Cari informasi soal gunung yang akan didaki

Selanjutnya adalah mempelajari soal gunung yang akan dituju. Di masa new normal, setiap gunung pastinya menetapkan ketentuan khusus, tak terkecuali Gunung Gede Pangrango.

Sebaiknya pelajari soal ketentuan booking online, jumlah kuota pendakian yang diizinkan, syarat sebelum pendakian, hingga kondisi alam dan cuaca di gunung.

Biasanya, pihak TNGGP akan memberikan informasi terbaru lewat media sosial mereka @tn_gedepangrango. Pelajari betul regulasi yang perlu diikuti agar perjalanan lancar. Termasuk juga jadwal buka-tutup gunung.

Perhatikan pula kuota pendakian. Jangan sampai kehabisan kuota untuk tanggal yang diinginkan. Untuk Gunung Gede Pangrango, jumlah kuota pendakian per hari adalah 25 persen dari total, yakni 300 pendaki.

6. Pilih medan pendakian yang mudah

Khusus bagi kamu pendaki pemula, sebaiknya pilih jalur pendakian yang dirasa paling mudah. Ada tiga jalur resmi pendakian Gunung Gede Pangrango yang bisa dipilih, yakni Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana.

Jalur Cibodas merupakan jalur yang paling sering dilalui para pendaki. Sementara jalur Gunung Putri memiliki trek yang lebih sulit daripada Cibodas. Sementara jalur Selabintana tak disarankan untuk dilalui pemula karena medannya cukup menantang.

7. Siapkan banyak pakaian ganti

Di kondisi cuaca tak menentu, ada baiknya membawa banyak pakaian ganti saat akan mendaki. Kamu tak tahu kapan akan turun hujan.

Dengan membawa pakaian ganti lebih banyak, kamu bisa menghindari kemungkinan kehabisan baju kering saat pendakian. Ketika baju yang kamu pakai sudah basah, kamu bisa langsung menggantinya agar tidak kedinginan.

8. Barang bawaan dibungkus plastik

Untuk menghindari barang bawaan basah karena hujan, kamu bisa melapisinya dengan bungkusan plastik. Khususnya barang bawaan yang mudah rusak jika terkena air. Misalnya, senter atau kompor. Termasuk juga pakaian ganti agar tetap kering.

 


9. Bawa jas hujan

Selain membawa pakaian ganti yang lebih banyak, kamu juga bisa membawa jas hujan. Dengan begitu, ketika cuaca akan segera hujan kamu bisa memakainya untuk setidaknya melindungi tubuh dari hujan.

Simpan jas hujan di bagian atas carrier agar saat hujan turun, kamu bisa dengan cepat menjangkau dan mengambilnya.

10. Jangan mendaki di malam hari

Mendaki gunung, khususnya saat musim hujan lebih aman dilakukan siang hari. Jalur akan lebih mudah terlihat oleh mata saat keadaan terang.

Jika kondisi sudah gelap ditambah sedang hujan, kamu akan sulit menentukan arah dan bisa saja tersesat. Kabut pun biasanya akan turun akibat hujan dan suhu dingin di malam hari.

11. Hindari menerjang hujan

Jika cuaca tiba-tiba memburuk saat pendakian, ada baiknya jika kamu berlindung lebih dahulu. Setidaknya sampai cuaca buruk mereda. Perhatikan pula kondisi sekitar tempat berlindung.

12. Mendaki saat cuaca baik

Maka dari itu, ada baiknya jika kamu mulai mendaki ketika cuaca sedang baik. Kamu bisa memperhatikan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) terkait cuaca di Gunung Gede Pangrango.

Kamu juga bisa mengamati pembaruan di media sosial, termasuk akun Instagram @tn_gedepangrango. Jika prediksinya cukup baik dan tidak ada kabar soal penutupan jalur pendakian, maka kamu bisa mendaki hari itu.

Memulai pendakian dalam cuaca cerah akan lebih baik daripada kamu sudah harus menerjang hujan sejak awal perjalanan. Hindari mendaki saat prakiraan cuaca sedang ekstrem. Adanya hujan lebat dan angin kencang bisa membuat pendakian jadi lebih sulit.


13. Jangan berhenti terlalu lama saat hujan

Ini jadi salah satu yang paling penting. Jangan berhenti terlalu lama apalagi dalam kondisi tubuh sudah basah.

Pasalnya, dengan terus bergerak suhu tubuh akan tetap stabil. Jika kamu berhenti terlalu lama dalam kondisi kedinginan, maka suhu tubuh akan turun dan menyebabkan kedinginan hingga hipotermia.

14. Jika memungkinkan, tak usah berkemah

Berkemah pada kondisi cuaca yang sedang buruk memiliki risiko tinggi. Saat hujan lebat misalnya, air masih bisa menembus lapisan tenda. Angin kencang juga bisa merobohkan tenda.

“Meski harus berkemah, lihat kondisi sekeliling dari kerawanan pohon roboh,” tutur Poppy.

15. Matikan ponsel saat cuaca buruk

Menurut Poppy, sebaiknya jangan mainkan ponsel saat sedang berteduh kala cuaca buruk. Pasalnya, ponsel rawan tersambar petir jika masih menyala. Langsung matikan ponsel saat cuaca mulai memburuk.

https://travel.kompas.com/read/2021/02/27/131922727/pendakian-gunung-gede-pangrango-akan-buka-lagi-simak-tips-mendakinya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pasca-kebakaran, Ekosistem di Bromo Perlu Waktu 5 Tahun untuk Pulih

Pasca-kebakaran, Ekosistem di Bromo Perlu Waktu 5 Tahun untuk Pulih

Travel Update
Pemulihan Kawasan Bromo Akibat Karhutla Butuh Waktu hingga 5 Tahun

Pemulihan Kawasan Bromo Akibat Karhutla Butuh Waktu hingga 5 Tahun

Travel Update
Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO Terbaru, Ada dari Indonesia

Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO Terbaru, Ada dari Indonesia

Travel Update
20 Tempat Wisata di Gorontalo, Ada Taman Laut dan Danau

20 Tempat Wisata di Gorontalo, Ada Taman Laut dan Danau

Jalan Jalan
Mulai 2024, Terbang dari Singapura Tidak Perlu Tunjukkan Paspor

Mulai 2024, Terbang dari Singapura Tidak Perlu Tunjukkan Paspor

Travel Update
Target PAD Pariwisata Ponorogo Naik Jadi Rp 4,5 Miliar

Target PAD Pariwisata Ponorogo Naik Jadi Rp 4,5 Miliar

Travel Update
Cara ke Pameran Flona 2023 Naik KRL, MRT, dan TransJakarta

Cara ke Pameran Flona 2023 Naik KRL, MRT, dan TransJakarta

Travel Tips
Sore di Buperta Cibubur, Healing Sejenak Nikmati Sunset di Tepi Danau

Sore di Buperta Cibubur, Healing Sejenak Nikmati Sunset di Tepi Danau

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Imagispace di Jakarta, dari Tiket Masuk sampai Tips

Panduan Lengkap ke Imagispace di Jakarta, dari Tiket Masuk sampai Tips

Travel Tips
Daftar Kota Paling Padat Turis di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Daftar Kota Paling Padat Turis di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Travel Update
10 Kota Paling Padat Turis di Dunia, 3 Kota di Thailand Paling Teratas

10 Kota Paling Padat Turis di Dunia, 3 Kota di Thailand Paling Teratas

Jalan Jalan
10 Warisan Dunia UNESCO di Indonesia, Terbaru Ada Sumbu Filosofi Yogyakarta 

10 Warisan Dunia UNESCO di Indonesia, Terbaru Ada Sumbu Filosofi Yogyakarta 

Jalan Jalan
Gitar Penumpang Pecah saat Keluar Bagasi, Batik Air Belum Terima Laporan

Gitar Penumpang Pecah saat Keluar Bagasi, Batik Air Belum Terima Laporan

Travel Update
6 Hotel dengan Bathtub di Jakarta, Harga di Bawah Rp 500.000

6 Hotel dengan Bathtub di Jakarta, Harga di Bawah Rp 500.000

Hotel Story
5 Aktivitas di Buperta Cibubur, Bisa Healing Sejenak di Danau

5 Aktivitas di Buperta Cibubur, Bisa Healing Sejenak di Danau

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke