Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Bisa Manfaatkan Diaspora Indonesia untuk Promosi Pariwisata

Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara diskusi strategis Redefining Sustainable Tourism Roadmap, Selasa (9/3/2021).

“Kalau kemarin waktu saya membahas dengan Pak Sandiaga (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk pasang iklan mungkin cukup mahal, ya. Untuk di Australia kemarin itu mungkin butuh uang Rp 2 miliar untuk bersaing pasang iklan yang sama dengan Thailand, Malaysia, dan sebagainya,” kata Dino.

Maka dari itu, ia menekankan perlunya inovasi dengan menggunakan alat-alat baru, menghasilkan produk promosi yang baru, dan tentu saja agen penyebaran yang baru.

Produk promosi yang baru yang menurut Dino perlu difokuskan adalah pembuatan materi promosi dalam bentuk video.

Video itu pun tak bisa sembarangan. Harus bisa menunjukkan pengalaman berwisata di sebuah lokasi yang spesifik.

Durasinya pendek saja, mungkin hanya sekitar 2-3 menit agar efektif bisa disebarkan di grup-grup percakapan.

Video digital tersebut juga nantinya akan sangat berguna sebagai materi promosi bagi para travel agent di negara-negara target pasar Indonesia.

Menurut Dino, travel agent akan memiliki materi untuk menunjukkan keindahan Indonesia pada calon wisatawan. Khususnya untuk travel agent di negara-negara yang kecenderungan perilaku wisatawannya adalah berlibur dengan group tour.

Memanfaatkan diaspora

Selain menggarap travel agent dengan serius, Dino juga menyarankan pemerintah Indonesia untuk bisa meminta bantuan para diaspora sebagai agen penyebaran promosi pariwisata Indonesia.

Salah satunya adalah para diaspora yang ada di Taiwan. Menurut Dino, di Taiwan ada sekitar 270.000 diaspora Indonesia. Mereka memiliki sekitar 700 toko di sana.

“Dengan kata lain kalau kita enggak punya uang untuk sebarkan iklan, kita gunakan mereka untuk menyebarkan ini ke relasi mereka di Taiwan,” tutur Dino.

Selain itu, pemerintah juga bisa memanfaatkan diaspora yang memiliki perusahaan yang bergerak di bidang digital untuk membantu pemerintah menghasilkan konten promosi.

Misalnya, salah satu perusahaan yang dibuat diaspora Indonesia yang berbasis di Australia. Menurut Dino, perusahaan tersebut berfokus untuk membuat aplikasi untuk pasar Australia, Jepang, dan India khusus untuk pariwisata Indonesia.

“Ini mereka aplikasinya bayar sendiri, atas inisiatif sendiri. Apa yang mereka butuh dari pemerintah adalah kerja sama, uluran tangan. Perlu ada upaya untuk mendukung inisiatif dari bawah, diaspora, yang kreatif ya dan bisa dimanfaatkan untuk upaya bersama ini,” pungkasnya.

https://travel.kompas.com/read/2021/03/10/082440327/pemerintah-bisa-manfaatkan-diaspora-indonesia-untuk-promosi-pariwisata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke