Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Redupnya Geliat Pariwisata Lombok Tengah Akibat Pandemi Covid-19

KOMPAS.com – Setahun lamanya pandemi Covid-19 menghantam industri pariwisata Indonesia menjadi babak belur.

Hampir seluruh pelaku pariwisata di destinasi-destinasi wisata Indonesia harus memutar otak agar usahanya tetap berjalan dan mendapat pemasukan untuk kehidupan sehari-hari.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah Lendek Jayadi mengatakan, okupansi hotel di sana masih memprihatinkan.

“Rata-rata okupansi sangat fluktuatif. Angka okupansi rata-rata kecil. Kasihan hotel kita, hampir tutup semua walau beberapa masih ada yang buka,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (18/3/2021).

Lendek mengatakan, beberapa hotel yang masih beroperasi terbantu lantaran adanya kegiatan pertemuan dari pemerintah pusat atau kegiatan rapat koordinasi (rakor).

Adanya kegiatan tersebut mampu membuat hotel-hotel ramai, meski tingkat okupansi masih belum kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.

“Kalau ada kegiatan-kegiatan, hotel ramai. Kegiatan yang betul-betul orang datang ke hotel. Kalau orang di sini (wisatawan lokal), tidak mungkin menginap,” ujar Lendek.

Meski begitu, beberapa hotel juga masih terbantu oleh pergerakan wisatawan dari luar Lombok Tengah dan dari luar pulau yang berwisata ke sana, walau tidak seramai sebelum pandemi.

Menurut dia, hal tersebut karena adanya syarat perjalanan orang seperti rapid antibodi/antigen atau swab PCR.

“Sekarang sudah ada pergerakan wisatawan nusantara (wisnus), tapi belum kembali seperti dulu. Adanya rapid tes dan swab (bikin) ada penurunan. Bikin orang jadi males bepergian,” katanya.

Selain tingkat okupansi hotel yang belum pulih, kunjungan wisatawan ke tempat- tempat wisata di Lombok Tengah pun tidak jauh berbeda.

Pasalnya, tempat wisata di sana sejauh ini mayoritas pengunjungnya adalah wisatawan lokal dan bukan wisnus atau wisatawan mancanegara (wisman) seperti sebelum pandemi Covid-19.

Tempat wisata mulai dibuka kembali

Selama pandemi, Lendek mengatakan bahwa seluruh tempat wisata di Lombok Tengah ditutup guna mencegah penyebaran Covid-19. Namun sejak memasuki era new normal pada pertengahan 2020, beberapa tempat wisata sudah dibuka secara perlahan dan bertahap.

“Yang kita buka itu secara perlahan adalah desa wisata yang terbuka dan menerapkan protokol kesehatan. Itu pun dibatasi,” tutur Lendek.

Selain desa wisata, pantai-pantai di Lombok Tengah juga sudah mulai dibuka dengan kunjungan yang terbatas. Meski begitu, animo masyarakat untuk berwisata masih terbatas.

Padahal, tambahnya, seluruh tempat wisata di sana sudah siap dan menerapkan protokol kesehatan sesuai standar. Mereka juga sudah siap menerima kunjungan wisatawan.

“Diharap adanya MotoGP menjadi ramai (wisatawan), ini yang mau kita dorong,” kata Lendek.

Adapun, perhelatan MotoGP Mandalika rencananya akan berlangsung pada Oktober 2021 di sirkuit Mandalika.

https://travel.kompas.com/read/2021/03/19/123100827/redupnya-geliat-pariwisata-lombok-tengah-akibat-pandemi-covid-19

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+