Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asosiasi Perjalanan Wisata Bali Sambut Baik Work From Bali

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, program work from Bali (WFB) diluncurkan oleh pemerintah sebagai strategi pertolongan pertama untuk sektor pariwisata Bali.

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, WFB difasilitasi negara untuk 25 persen aparatur sipil negara (ASN). Adapun, program tersebut di bawah naungan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang mengomandoi tujuh kementerian, salah satunya Kemenparekraf.

Menaggapi hal tersebut, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali, Komang Takuaki Banuartha mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik kebijakan pemerintah tersebut.

"Kami pasti menyambut baik apapun kebijakan pemerintah apalagi yang bisa menaikkan sedikit ekonomi dan pariwisata di Bali. Jadi kita harus selalu mencoba apapun untuk Indonesia khususnya Bali," kata Banu, Rabu (26/5/2021).

Banu juga mengungkapkan bahwa dari segi fasilitas, Bali sudah siap. Ia menilai, kawasan Nusa Dua yang ditunjuk sebagai pusat dilaksanakannya program tersebut juga sudah mempersiapkan mulai dari fasilitas, sumber daya manusia, hingga protokol kesehatan yang cukup baik.

Selain kesiapan fasilitas, ia menambahkan, kawasan Nusa Dua Bali dipilih oleh pemerintah lantaran daerah tersebut tergolong ke dalam green zone terkait penyebaran pandemi Covid-19. Sehingga, akan lebih aman jika kegiatan berpusat di kawasan tersebut.

"Yang dinyatakan green zone saat ini ada tiga yaitu, Nusa Dua, Sanur dan Ubud. Jadi demi keamanan ya mungkin zona-zona ini dulu saja yang kita kunjungi. Karena bumerang juga buat kita ketika kita lepas dan tidak tahu kondisi wilayah itu bagaimana," ujar Banu.

Sementara itu, melansir dari Kompas.com, pada Selasa (25/5/2021), Nusa Dua dipilih lantaran berada di bawah Indonesia Tourism Development Corporation atau Bali Tourism Development Corporation (ITDC). Selain itu, daerah tersebut juga dinilai lebih mudah untuk dipantau.

Adapun, Banu mengatakan bahwa saat ini tingkat penyembuhan kasus Covid-19 di Bali cukup tinggi. Kini, program vaksinasi di pulau itu masih terus digenjot oleh pemerintah Bali agar seluruh masyarakat segera mendapatkan vaksin Covid-19.

"Masyarakat yang pasti sudah pakai masker dan protokol kesehatan lainnya. Vaksinasi juga sudah terlaksana dan masih terus dilakukan untuk mengejar setengah lebih dari penduduk Bali yang belum kedapatan vaksin," ujar Banu.

WFB tidak terlalu berdampak signifikan bagi pariwisata Bali

Tidak hanya sampai di situ, Banu juga menanggapi program WFB yang dinilai bisa membantu pariwisata Bali untuk pulih kembali.

Menurutnya, kebijakan WFB akan memberi dampak positif bagi pariwisata Bali. Namun, belum tentu membawa dampak peningkatan secara signifikan.

"Kemungkinan tidak sesignifikan pada saat recovery bom Bali atau Gunung Agung. Karena kita yang kita hadapi saat ini berbeda kasusnya, yaitu virus yang tidak bisa kita prediksi," tuturnya.

Ia melanjutkan, WFB mungkin bisa meningkatkan kepercayaan wisatawan nusantara untuk berkunjung ke pulau Bali, tetapi belum tentu dengan wisatawan mancanegara.

Pasalnya, di saat pandemi Covid-19 ini, setiap negara punya aturan dan kebijakan masing-masing terkait perjalanan ke berbagai negara.

"Apakah negaranya memperbolehkan? Lalu, bagaimana aturan mereka bisa melakukan perjalanan ke bali?" ucap Banu.

Banu juga menyampaikan, kebijakan WFB tersebut dirasa tidak terlau memberikan dampak signifikan bagi industri travel agent. Karena, saat ini banyak masyarakat yang sudah melakukan baik pemesanan hotel atau kunjungan wisata dengan cara online booking melalui platform online.

"Kalau dampak terhadap travel agent saya rasa belum, karena sekarang banyak wisatawan nasional datang ke bali itu pesan hotel, driver, guide dan sebagainya secara online lewat berbagai macam platform," kata dia.

Hingga saat ini, ia menyampaikan kondisi travel agent di Bali bisa dibilang sekarat, bahkan sudah ada yang gulung tikar. Momen libur Lebaran 2021 kemarin pun, ia mengatakan bahwa pihak travel agent mengalami penurunan signifikan.

"Libur lebaran kemarin ada wacana penerbangan dan pelabuhan ditutup sampai tanggal 17 Mei 2021, jadi ya kami mengalami penurunan signifikan ya. Bali tidak seperti yang dulu lah," tutur Banu.

Kendati demikian, Banu mengatakan bahwa pihaknya tetap menyambut baik kebijakan pemerintah untuk mengadakan WFB. 

"Apapun harus kita lakukan sebelum mengatakan bahwa ini tidak mungkin berhasil. Minimal ada pemasukan untuk Bali di saat pandemi seperti ini," ucap Banu.

WFB dinilai kurang tepat

Program WFB yang dicanangkan oleh pemerintah mendapat kritik baik dari sejumlah pejabat negara hingga masyarakat.

Salah satunya, seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata (ICPI) Azril Azahari mengungkapkan bahwa kebijakan WFB yang dicanangkan oleh pemerintah ini kurang tepat dan bijak.

Menurutnya, beberapa hal dalam kebijakan tersebut masih perlu dikritisi. Sebab, ia menilai hal ini dapat berujung menimbulkan rasa ketimpangan sosial pada pemerintah daerah provinsi lainnya.

"Seharusnya jangan dibilang work from Bali, kesannya kita kerja atau work from home. Nah home-nya itu Bali. Seharusnya, meeting from destination misalnya, dimulai dari Bali, tapi jangan cuma Bali, bisa berpindah ke destinasi daerah lainnya juga, akan lebih baik menurut saya," jelas Azril, Rabu (26/5/2021).

Bahkan, kebijakan tersebut juga dipersoalkan oleh masyarakat seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (22/5/2021). Mereka mempersoalkan mengapa pemerintah hanya memilih kawasan Nusa Dua sebagai tempat dilaksanakannya program ini.

https://travel.kompas.com/read/2021/05/27/144321027/asosiasi-perjalanan-wisata-bali-sambut-baik-work-from-bali

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke