Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Desa Sembalun di Lombok Punya Aktivitas Wisata Paralayang

KOMPAS.com - Pulau Lombok yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat ternyata menyimpan surga kecil di kaki Gunung Rinjani.

Surga tersebut ialah Kecamatan Sembalun yang terletak di Kabupaten Lombok Timur. Wilayah di lereng Gunung Rinjani itu dikenal dengan keindahan perbukitan yang menawan.

Sembalun juga menawarkan aktivitas seru untuk para wisatawan, mulai  dari mendaki Gunung Rinjani, memetik buah stroberi, menikmati indahnya Bukit Selong, hingga aktivitas wisata paralayang bagi pencinta adrenalin.


Banyaknya bukit yang ada di Sembalun lantas dimanfaatkan oleh warga setempat untuk dijadikan sebagai spot bermain paralayang.

Salah satunya seperti aktivitas paralayang yang dikembangkan oleh pusat pengembangan masyarakat sembalun atau Sembalun Community Development Center (SCDC).

Awal mula pengembangan paralayang di Sembalun

Pelaku usaha wisata paralayang di Desa Sembalun bernama Tommi menceritakan awal mula pengembangan aktivitas paralayang di desa tersebut.

Ia mengatakan pada awal tahun 2013, terdapat sekelompok fotografer dari Kota Mataram, Lombok yang bermain paralayang di Desa Sembalun.

Melihat aktivitas tersebut, anggota SCDC pun tertarik untuk mempelajari paralayang dan berniat untuk mengembangkannya menjadi aktivitas wisata disana.

"Jadi beberapa orang dulu belajar paralayang ini. Kita latihan dari mulai tahap siswa atau pelajar pemula, lalu PL 1, 2, 3, bahkan sampai ada yang punya lisensi instruktur terbang," kata Tommy kepada Kompas.com, Senin (31/5/2021).

Ia melanjutkan, pihaknya juga dilatih instruktur dari Persatuan Gantole dan Paralayang Indonesia (PGPI) Malang.

Setelah selesai belajar dan mendapatkan kartu lisensi terbang, sambung Tommy, SCDC akhirnya membuat klub paralayang sendiri pada 2016 bernama Sembalun Paragliding Club.

"Akhirnya 2016, kita bentuk klub sendiri dengan teman-teman kita yang sudah punya lisensi untuk terbang sebagai pemandu kita. Mulai saat itu, wisatawan yang mau main dan belajar pun bisa gabung dengan kita," ujar Tommi.


Sistem bermain paralayang di Sembalun

Tommi menjelaskan, wisatawan yang ingin bermain paralayang bersama Sembalun Paragliding  bisa memilih 2 opsi. Pertama terbang tandem dan kedua menjadi pilot sendiri.

Jika hanya ingin menikmati bermain paralayang, wisatawan bisa langsung terbang tandem dengan instrukstur, yaitu teman-teman dari Sembalun Paragliding Club.

"Misal mau terbang di Sembalun itu langsung hubungi pilot-pilot yang ada di sini. Jadi pastinya dipandu sama instruktur kita untuk terbang. Instruktur sudah punya lisensi dari PGPI pusat di Jakarta," ucap Tommi.

Sementara jika kamu mau mendalami aktivitas paralayang, bisa mengikuti beberapa tahap pelatihan, mulai dari ground handling atau belajar atur parasut di lapangan terbuka, kemudian lanjut ke first jump yang diawasi instruktur senior.

"Minimal 40 kali terbang di tiga lokasi berbeda dan mengikuti ujian untuk punya lisensi. Setelah itu lulusm masih ada PL.1,2,3 itu tahapannya ada sendiri lagi," kata Tommi.

Spot terbang paralayang di Sembalun

Adapun, Tommi menuturkan bahwa pihaknya menawarkan empat spot untuk bermain paralayang. Spot tersebut yakni, Bukit Lawang, Bukit Telaga, Bukit Pergasingan, dan Gunung Rinjani.

"Jadi lokasinya berbeda-beda ikutin arah anginnya. Kita main di Bukit Lawang harus lompatin angin dari Utara, kemudian main di Bukit Telaga ya lompatin angin dari Timur" ujar Tommi.

Ia menjelaskan, jika terbang dari Bukit Pergasingan dan Bukit Telaga wisatawan bisa melihat pemandangan persawahan Sembalun yang apik.

Apabila terbang dari Pelawangan Rinjani dan Punggungan jalur ke Puncak Gunung Rinjani maka pemandangan yang bisa dilihat antara lain, vegetasi hutan, sabana, laut, dan Danau Segara Anak hingga kembali ke Desa Simbalun.

Jika terbang dari Bukit Siswa atau yang dikenal juga dengan Bukit Lawang, pengunjung bisa terbang ke dua bukit sekaligus yaitu, Bukit Telaga dan Pergasingan. Hal ini dikarenakan ketinggian bukit ini lebih rendah dari pada lokasi-lokasi terbang lainnya di Sembalun.


Jam operasional paralayang di Sembalun

Tommi mengatakan untuk jam opersional aktivitas paralayang sendiri biasanya dimulai dari jam setengah 10 pagi hingga jam dua siang. 

"Kita kalau terbang di gunung ada dua jenis angin, angin gunung dan pantai. Kalo angin gunung gak bisa pastiin, kadang bisa terbang sejam dan lima menit. Kalau pantai bagus bisa terbang seharian," kata Tommi.

Titik penjemputan

Karena aktivitas paralayang masih dalam tahap pengembangan, maka Sembalun Paragliding Club sampai saat ini belum mempunyai kantor tetap.

Maka itu, jika ingin bermain paralayang, pengunjung bisa langsung menghubungi melalui instagram resminya yaitu @Sembalun_Paragliding.

Setelah menghubungi maka pihak Sembalun Paragliding akan menjemput para wisatawan di lokasi penginapan masing-masing.

"Tapi biasanya kita bertemu di rest area Sembalun sih. Terus setelah diskusi sama mereka, lihat kondisi angin baru kita bawa ke lokasi terbang," ucap Tommi.

Harga aktivitas paralayang

Tommi mengatakan bahwa untuk harga dari aktivitas paralayang ini tergantung dari ketinggian dari bukit yang dijadikan sebagai spot terbang. Apabila kamu terbang dari Bukit Lawang, pihaknya memberikan harga Rp 550.000.

Kalau memilih terbang dari Bukit Pergasingan, biasanya dikenakan hara Rp 1,2 juta karena untuk naik ke bukit diperlukan waktu yang cukup lama sekitar 1,5 jam.

Sementara, bila terbang dari Gunung Rinjani, dikenakan biaya Rp 2,5 juta. Sedangkan dari Bukit Telaga dikenakan harga Rp 1,2 juta.

"Biasanya yang harga jutaan itu karena naik ke bukitnya cukup jauh dan lama, kita juga perlu sewa porter. belum biaya parasut dan perawatan alat," tutur Tommi.

Dengan harga-harga tersebut, pengunjung sudah mendapatkan semua alat dan tinggal terbang saja bersama pemandu.

Berbeda dengan wisatawan yang ingin belajar bermain gliding. Mereka perlu membayar seharga Rp7,5 juta. Biaya tersebut berlaku sampai wisatawan mendapatkan kartu lisensi terbang.


Asuransi

Saat ini, Desa Sembalun memang sering digunakan untuk latihan komunitas paralayang. Sehingga pihak Sembalun Paragliding Club belum mengadakan asuransi jiwa terkait keselematan.

Tommi mengatakan bahwa sampai saat ini, dari pihak Balai Taman Nasional Rinjani hingga pemerintah provinsi daerah tersebut belum memberikan kontribusi terhadap aktivitas paralayang di Desa Sembalun.

"Paling di tahun 2013 saja itu ada bantuan dari Dinas Pariwisata Provinsi yang memberikan parasut terbang," ucap Tommi.

Aturan

Tidak semua orang bisa mengikuti aktivitas paralayang ini. Tommi menyampaikan beberapa orang dengan penyakit bawaan seperti jantung dan asma dilarang keras untuk mengikuti aktivitas paralayang, karena berbahaya untuk kesehatan mereka.

Masih usaha masyarakat Sembalun

Adapun, aktivitas ini masih berupa kegiatan pengembangan dan pelatihan dari para pelaku usaha di Desa Sembalun. Maka,  Tommi mengungkapkan kalau kegiatan ini memang belum ada izin dari pihak mana pun.

"Makanya, saat ini kita masih suka ada kendala di lokasi terbang, Misalkan di Bukit Lawang masih masuk hal milik sama tempat landing masih hak milik. Jadi kita bayar iuran, kadang sewa per berapa kali terbang, bayar ke pemilik lahan," tutur Tommi.

https://travel.kompas.com/read/2021/06/01/090900927/desa-sembalun-di-lombok-punya-aktivitas-wisata-paralayang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke