Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warga Indonesia Nilai Wisata Berkelanjutan Tanggung Jawab Pemerintah

KOMPAS.com – Sebuah survei menyatakan, responden Indonesia menilai pemerintah merupakan pihak paling bertanggung jawab untuk membuat perubahan yang lebih ramah lingkungan di sektor pariwisata.

Berdasarkan survei bernama Agoda Sustainable Travel Trends Survey 2021 yang dirilis Jumat (4/6/2021) itu, 36 persen responden Indonesia setuju pemerintah berperan besar dalam mewujudkan pariwisata ramah lingkungan.

Persentase itu merupakan yang terbesar dibandingkan semua negara, sekaligus sejajar dengan Inggris.

Selanjutnya, 31 persen dari mereka memilih otoritas pariwisata dan 17 persen menilai diri mereka sendiri yang bertanggung jawab untuk mengubah sektor tersebut agar menjadi lebih ramah lingkungan.

Responden Indonesia juga memberi perhatian terbesar pada overtourism (pariwisata massal), lalu disusul pencemaran pantai dan penggunaan plastik sekali pakai di akomodasi tujuan.

Adapun melansir dari Kompas.com, banyak tempat wisata yang dirusak oleh ulah turis sendiri. Salah satu contohnya adalah Gunung Everest yang dipenuhi berton-ton sampah dari para pendaki.

Pandemi Covid-19 juga berperan signifikan terhadap perubahan perilaku wisawatan secara global.

Hanya 25 persen responden secara global yang berkeinginan besar untuk berwisata dengan lebih berkelanjutan. 35 persen lain menyatakan bahwa keinginannya menurun.

Negara-negara yang mengalami proporsional penurunan pariwisata berkelanjutan terbesar adalah Indonesia sebanyak 56 persen, lalu disusul Thailand (51 persen) dan Filipina (50 persen).

“Mengkhawatirkan saat melihat banyak orang menganggap wisata berkelanjutan menjadi kurang penting dibandingkan sebelum pandemi Covid-19," kata CEO Agoda John Brown dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima.

Namun, ia berharap penurunan itu hanya efek jangka pendek akibat keinginan besar masyarakat untuk kembali bepergian dengan cara yang mereka inginkan. 

Interpretasi wisata yang berkelanjutan

Arti dari wisata berkelanjutan memiliki interpretasi yang berbeda. 41 persen masyarakat Indonesia, misalnya, menganggap wisata yang berkelanjutan dengan pelestarian hewan dan hal terkait sumber daya terbarukan.

Sementara, 39 persen masyarakat Indonesia mengaitkannya dengan tidak menggunakan plastik sekali pakai.

Responden Indonesia juga berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam mengelola sampah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, selalu mencari akomodasi ramah lingkungan, serta mematikan lampu dan pendingin ruangan saat meninggalkan penginapan.

Menurut mereka, tiga hal paling utama untuk membatu wisata berkelanjutan adalah tidak menggunakan plastik sekali pakai di akomodasi, mencari akomodasi yang menggunakan energi terbarukan, dan mengunjungi destinasi yang jarang dikunjungi.

Sebagai informasi, sampel total survei itu berjumlah 18.327 dari 14 negara. Survei dilakukan pada tanggal 10 Mei–28 Mei 2021 secara online.

https://travel.kompas.com/read/2021/06/08/160400427/warga-indonesia-nilai-wisata-berkelanjutan-tanggung-jawab-pemerintah

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke