Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Kabuki, Teater Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020

KOMPAS.com - Opening Ceremony Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung secara meriah di Olympic Stadium pada Jumat (23/7/2021). Pembukaan ajang olahraga ini mengusung tema "United by Emotion".

Sejumlah atraksi dan pertunjukkan pun turut memeriahkan acara tersebut. Salah satunya adalah pertunjukan teater kabuki.

Berikut ini adalah 6 fakta menarik tentang kabuki, teater tradisional yang ditampilkan dalam opening ceremony Olimpiade Tokyo 2020.

Kabuki, Seni zaman Edo

Dikutip dari jurnal berjudul "Perkembangan Kabuki Menjadi Choukabuki sebagai Kolaborasi Budaya dengan Pengaruh Modernisasi" yang ditulis Muhammad Yogi Permana (dkk), kabuki merupakan salah satu seni tari teater tradisional Jepang.

Tari teater ini disebut telah ada sejak zaman Edo pada era Tokugawa. Kabuki sudah ada sejak abad ke-17 Masehi (M).

Seiring perkembangan zaman, seni teater ini mengalami pembaruan. Meski begitu, karakteristik dari seni tradisional ini tidak dibiarkan luntur.

Riasan tebal penuh filosofi pada Kabuki

Salah satu ciri khas dari seni tradisional ini adalah riasan tebal yang digunakan pemainnya. Para pemeran kabuki menggunakan make up tebal dan unik saat tampil di atas panggung.

Wajah para aktor akan dilapisi bedak berwarna putih bersih dan sangat tebal. Wajah yang sudah dilapisi bedak tersebut akan digambar sesuai peran yang dimainkan.

Menurut seorang aktor Kabuki terkenal bernama Ichimura Manjiro dalam jurnal berjudul "Kabuki as Japanese Culture", riasan khusus aktor kabuki ini disebut dengan kumadori.

Warna merah yang digunakan dalam riasan para aktor disebut melambangkan kekuatan dan keadilan. Warna biru memiliki makna kekuasaan dan kejahatan. Sedangkan warna cokelat melambangkan hantu.

Kabuki punya beragam genre

Layaknya sebuah film, Kabuki juga memiliki beragam genre. Kabuki yang memiliki gaya pertunjukkan bombastis disebut dengan aragoto.

Sementara itu, Kabuki dengan gaya lembut disebut dengan wagoto. Genre ini biasanya menggunakan dialek Kansai dan gestur yang lemah lembut.

Kabuki hanya diperankan aktor pria

Dilansir dari japan-guide.com, kabuki pada awalnya hanya diperankan aktor wanita. Namun karena pada masa kepemimpinan Shogun Tokugawa muncul aturan yang melarang wanita tampil dalam pertunjukkan, kabuki mulai diperankan aktor pria.

Beberapa aktor pria bahkan memiliki spesialisasi sebagai pemeran karakter wanita atau biasa disebut sebagai onna-gata. Karakter ini sendiri menggambarkan kenggunan seorang wanita dan kelembutan hati.

Dalam pertunjukkan Kabuki ini, ada pula peran yang dikenal dengan istilah kurogo. Peran dari kurogo sendiri adalah sebagai asisten panggung yang akan memberikan properti pada para aktor di atas panggung.

Kurogo akan menggunakan kostum serba hitam. Keberadaan kurogo di atas panggung dianggap tak terlihat.

Iringan musik tradisional Kabuki

Kabuki biasanya ditampilkan dengan iringan musik tradisional Jepang. Beragam alat musik tradisional kuno yang dimainkan menciptakan suasana yang mendukung penampilan di atas panggung.

Tak hanya itu, tata panggung yang megah dan akting mengesankan para aktor akan membuat penonton terpesona. properti berupa latar panggung yang digunakan selama pertunjukan merupakan sebuah lukisan yang mendukung cerita.

Tempat menyaksikan Kabuki

Kabuki tak hanya dipentaskan dalam perayaan-perayaan spesial, seperti opening ceremony Olimpiade Tokyo 2020. Masyarakat umum pun bisa menyaksikan teater tradisional ini di beberapa kota di Jepang, seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto.

Untuk menyaksikan pertunjukan kabuki, pengunjung perlu membayar sekitar Rp 270.000 sampai dengan Rp 3.300.000, tergantung pada jumlah sekmen dan aktor yang memainkan pertunjukan tersebut.

Berikut ini adalah beberapa tempat yang menampilkan pertunjukan kabuki di Jepang:

  • Kabukiza Theatre
  • National Theatre
  • Minamiza Theater
  • Shochikuza Theater
  • Hakataza Theater

https://travel.kompas.com/read/2021/07/25/092156327/mengenal-kabuki-teater-pembukaan-olimpiade-tokyo-2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke