Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengelola Hutan Pinus Mangunan Siapkan Inovasi untuk Sambut Wisatawan di Tengah Pandemi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pelaku wisata di kawasan Hutan Pinus Mangunan, Kelurahan Mangunan, Kapanewon atau Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyiapkan inovasi untuk menyambut wisata di tengah pandemi.

Inovasi itu merupakan salah satu upaya untuk tetap bertahan di tengah keterpurukan sektor wisata saat ini.

"Tentunya kita kedepan harus menyiapkan inovasi membidik segmen baru dalam dunia pariwisata," kata Ketua Koperasi Notowono, Mangunan, Kapanewon Dlingo, Purwo Harsono saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Senin (26/7/2021).

Salah satu inovasi yang akan ditawarkan ke depan adalah sistem paket dengan desa wisata yang lain. Wisatawan pun memiliki pengalaman baru dalam berwisata.

Inovasi ini diperlukan karena selama ini banyak wisatawan dari luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina yang kemungkinan tidak bisa datang dalam waktu dekat.

Sehingga, diperlukan inovasi untuk mendukung upaya membidik pasar baru. Untuk protokol kesehatan, tentunya sudah disiapkan seperti saat ini. 

"Apalagi sekarang investor besar itu membidik wisata alam. Dan selama 4 tahun beroperasi, kami perlu menawarkan inovasi baru," ujar Ipung (panggilan akrab Purwo Harsono).

Dampak pandemi Covid-19 terhadap wisata hutan pinus di Bantul

Diakuinya, pandemi Covid-19 selama lebih dari 1,5 tahun ini cukup memukul pariwisata di kawasan hutan pinus. Dari 700-an pekerja, sekarang hanya tinggal 400 an pekerja karena berbagai faktor, salah satunya menurunnya kunjungan wisatawan.

Dari data Koperasi Notowono, puncak kunjungan terjadi pada 2018. Saat itu, wisatawan yang berkunjung lebih dari 2,7 juta. Tahun 2020 lalu turun drastis hingga 80 persen.

Para pekerja yang selama beberapa tahun terakhir menggantungkan hidup dari 10 lokasi wisata di hutan pinus, sekarang kembali bekerja serabutan.

Ada yang menjadi petani, tukang batu, hingga kerajinan. Mereka berusaha untuk bertahan hidup di tengah situasi yang tidak menentu saat ini.

Tahun ini, hutan pinus kembali tutup selama hampir 1 bulan karena PPKM level 4. Ipung mengaku hanya bisa pasrah dan mengikuti saja peraturan dari pemerintah.

"Sejak awal komitmen kami ikut pemerintah. Mau diperpanjang sampai kapan pun kami hanya bisa mengikuti," imbuh dia.

Perpanjangan PPKM Darurat di Bantul

Pemerintah melanjutkan PPKM level 3-4, hal itu berlanjut dengan munculnya Instruksi Bupati (Inbup) No.21/instr tentang PPKM level 4 Covid-19 di Bantul.

Dalam diktum kedelapan huruf G menyebutkan bahwa tempat wisata/rekreasi yang dikelola pemerintah daerah ataupun swasta/masyarakat ditutup sementara.

"Pengelola tempat wisata/rekreasi agar melakukan pengawasan selama penutupan tempat wisata/rekreasi untuk memastikan tidak adanya wisatawan yang masuk lokasi," ucap Bupati Halim dalam Inbup.

Untuk warung makan yang semula dilarang melayani makan di tempat, saat ini mereka boleh melayani makan di tempat sampai pukul 20.00 WIB. Sedangkan take away sampai 22.00 WIB.

Pemkab Bantul juga tetap melarang aktivitas pedagang kaki lima dan aktivitas masyarakat lainnya di Jalan Jenderal Sudirman dari perempatan Gose sampai perempatan Klodran dan perempatan Gose sampai perempatan Kantor BPN mulai pukul 20.00 WIB-05.00 WIB.

https://travel.kompas.com/read/2021/07/26/200800827/pengelola-hutan-pinus-mangunan-siapkan-inovasi-untuk-sambut-wisatawan-di

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke