Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perusahaan Bus Wisata di Jogja Jual Unit Bus untuk Tutup Kerugian

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha transportasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terpaksa menjual bus pariwisata mereka untuk menutup kerugian akibat pandemi Covid-19. 

Adapun, sejak pandemi melanda, perusahaan transportasi harus rela berhenti beroperasi. 

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY Hantoro mengatakan, pengusaha juga harus menjual berbagai kendaraannya akibat pandemi dan kerugian yang dialami.

Selain itu, mereka juga harus menggunakan tabungannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Total unit (bus) di seluruh Di Yogyakarta itu sebanyak 817 terdiri dari bus pariwisata middle, hingga big (besar), sampai yang kecil. Kalau yang dijual sekitar lima persen dari jumlah tersebut," kata dia saat dihubungi, Selasa (3/8/2021).

Ia mengungkapkan, selama satu tahun pandemi Covid-19, kerugian yang dialami oleh para pengusaha transportasi mencapai Rp 500-600 miliar.

"Kerugian pengusaha transportasi satu tahun sekitar Rp 500 sampai 600 miliar," katanya 

Kerugian yang dialami oleh para pengusaha membuat para pengemudi bus dan kernet harus dirumahkan. Sebagian dari mereka harus beralih profesi, salah satunya menjadi tukang bangunan.

"Driver (pengemudi) dan kernet ada yang alih profesi ke kegiatan yang lain di bangunan, tapi kan di bangunan tidak begitu banyak kan. Jadi ya paling sekitar 20 sampai 30 persen yang bisa mencakup di situ," katanya.

Ketika disinggung soal perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di DIY, pihaknya hanya bisa pasrah.

Sebab, pihaknya tidak bisa menolak kebijakan yang sudah diterapkan pemerintah pusat.

"PPKM diperpanjang kami pasrah sajalah, karena gimana sudah kita tidak boleh menolak, tidak boleh bertanya, dan tidak boleh menyanggah, ya sudah kita pasrah saja," katanya.

Menurut dia, setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selesai, pihaknya sedang merintis kembali usaha yang sempat turun omzetnya.

Namun, PPKM Darurat kembali diterapkan sejak 3 Juli 2021 dan mereka tidak bisa beroperasi kembali.

"Kita kan baru akan bergerak sejak PSBB, lalu PPKM katanya 17 hari lalu diperpanjang ya sudah terima saja," ujarnya. 

Ia berharap pemerintah memberikan sedikit ruang gerak agar kesejahteraan pemilik usaha transportasi menjadi lebih terjamin.

"Kita harus bisa berjalan, kami harus menggunakan gigi 1 dan 2 dulu lah. Tidak menggunakan gigi 3, 4, 5, 6, tapi yang bisa bergerak karena kan yang namanya driver kan profesi, yang tidak mudah untuk mencari driver sekarang," kata dia.

Ia menambahkan, para pengusaha transportasi sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat selama pandemi Covid-19.

Pihaknya memberlakukan pembatasan kapasitas, menyemprot disinfektan ke kendaraan-kendaraannya, dan menyiapkan hand sanitizer. 

"Semua sudah disiapkan crew maupun mekanik, prokes kita siapkan semua," kata dia.

https://travel.kompas.com/read/2021/08/04/110950727/perusahaan-bus-wisata-di-jogja-jual-unit-bus-untuk-tutup-kerugian

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke