Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Begini Proses Pembersihan Keris pada Malam Satu Suro

KOMPAS.com – Jamasan pusaka atau pembersihan benda pusaka merupakan salah satu ritual yang kerap dilakukan pihak keraton saat Bulan Suro tiba.

Dalam proses tersebut, salah satu benda pusaka yang hingga kini selalu memiliki nilai sentimental tersendiri adalah keris. Namun selain keris, ada pula tombak yang masuk dalam jamasan pusaka.

Melansir Kompas.com, Selasa (3/12/2019), pembersihan benda pusaka termasuk keris biasa dilakukan pada malam satu suro. Namun, keris tidak selalu harus disucikan pada malam tersebut.

Konservator Museum Pusaka Taman Ismail Marzuki Jakarta bernama Nasip Hadiprayitno mengatakan, proses pembersihan keris pada malam satu suro hanya kepercayaan belaka.

“Tidak harus satu suro, itu hanya prosesi saja. Kalau membersihkan bisa kapan saja. Jangan menunggu satu suro apalagi kalau kerisnya sudah sangat karatan. Nanti malah rusak,” kata dia yang sudah menjadi konservator sejak 1993.

Pernyataan itu Nasip sampaikan dalam United Nations Day 2019, Indonesian Heritage for Global Peace and Sustainable Development di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Senin (2/12/2019).

Proses pencucian keris dalam jamasan pusaka

  • Baca doa

Dalam melakukan pencucian keris, proses yang paling penting untuk dilakukan adalah proses mencuci dengan benar agar keris terawat baik.

Dalam proses tersebut, Nasip mengaku hanya membaca doa biasa sebelum melakukan proses penyucian keris.

  • Bahan-bahan penyuci keris disiapkan

Untuk mencuci keris, terdapat sejumlah bahan yang perlu disiapkan, seperti air biasa dengan kembang, air jeruk nipis, air yang sudah dicampur bubuk warangan, dan sabun.

  • Keris dicelup ke air dan digosok air jeruk nipis

Tahap pertama yang dilakukan oleh Nasip adalah mencelupkan keris ke dalam air kembang. Lalu, dia menggosok keris dengan air jeruk nipis.

Adapun, air jeruk nipis berfungsi untuk menghilangkan karat pada keris. Proses ini terus dilakukan sampai karat mulai hilang.

“Kalau sudah hilang, dicelup ke air lagi sampai air jeruk nipisnya hilang,” tuturnya.

  • Celup ke air warangan

Setelah air jeruk nipis hilang, keris akan dicelup ke dalam air warangan atau air yang dicampur arsenik. Air ini berwarna hitam pekat, dan berbau menyengat.

Nasip menjelaskan, bahwa air ini berfungsi untuk memunculkan motif pada keris. Proses ini hanya dilakukan 15-20 menit saja sampai motif terlihat kembali.

  • Keris dibersihkan pakai sabun

Setelah dicelup ke air warangan, keris akan diangkat untuk dicelup ke air biasa lagi dan dibersihkan dengan sabun.

Setelah itu, keris akan dibilas menggunakan air dan dikeringkan dengan handuk. Lalu, keris akan dioles dengan minyak melati agar berkilau dan wangi.

Nasip mengungkapkan, sebagian besar masyarakat Jawa masih percaya bahwa keris merupakan benda pusaka yang dianggap memiliki kekuatan ghaib.

Menurutnya, dengan mencuci keris secara rutin, selain pada malam satu suro, hal tersebut juga bisa merawat “isi” atau “tuah” yang ada di dalam keris. Tentunya agar keris tidak berkarat juga.

https://travel.kompas.com/read/2021/08/09/203100827/begini-proses-pembersihan-keris-pada-malam-satu-suro

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke