Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Biro Perjalanan Wisata Alih Profesi dan Jual Aset untuk Bertahan Selama Pandemi

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 yang telah melanda sejak tahun 2020 memberi dampak signifikan ke berbagai sektor, khususnya sektor pariwisata.

Pelaku biro perjalanan wisata di Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Inbound Tour Operators Association (IINTOA) alih profesi dan jual aset agar dapat bertahan selama pandemi.

Dalam acara bertajuk Online Seminar Ke-44, Jumat (20/8/2021), beberapa anggota IINTOA menceritakan kisah mereka.

  • Cerita Para Pelaku Wisata Yogyakarta, Beralih Profesi untuk Bertahan Hidup
  • Perusahaan Bus Wisata di Jogja Jual Unit Bus untuk Tutup Kerugian
  • PHRI DIY: Hotel Pilih Tutup Terdampak PTKM, Sebagian Jual Aset

Owner Adventurindo Tour & Travel Jouvendi Rompis, salah satunya, telah beralih profesi. 

“Saya juga salah satu yang termasuk – mobil saya harus saya kembalikan ke finance dibandingkan saya harus memikirkan bagaimana biaya bulanannya. Dari situ saya coba bisnis kuliner, seperti banyak yang tahu teman-teman di (sektor) travel banyak yang coba bisnis kuliner,” jelasnya.

Jouvendi akhirnya mencoba bisnis ayam, namun ia tetap butuh modal untuk menjalankan usahanya.

“Saya berpikir, saya punya lahan – akhirnya saya coba masuk (ke bisnis ayam petelur). Syukur sekarang lumayan untuk biaya hidup atau pemasukan yang didapat bisa untuk bertahan saat ini. Itu pun (untuk) membuka bisnis kendang ayam 1.000 ekor butuh modal yang lumayan besar. Saya juga harus merelakan sebidang tanah untuk saya jual untuk modal awal,” terangnya.

Sementara itu, founder Grand Komodo Tours I Nyoman Kirtya mengatakan bahwa tak sedikit pelaku biro perjalanan wisata yang menjual aset mereka. Ia sendiri telah menjual mobilnya.

“Teman-teman pada saat ini, termasuk saya sendiri, banyak beralih profesi menjadi pedagang – ada yang jualan aset, ada yang cari kredit. Banyak yang demikian karena dua tahun bertahan dengan jumlah karyawan yang lumayan banyak, namun tidak semuanya kita bisa lepas,” ungkapnya.

Ia berharap agar pemerintah tetap berusaha membantu biro perjalanan wisata, apapun bentuknya.

  • Industri Pariwisata di Jogja Rugi Rp 10 Triliun Selama Pandemi
  • Digitalisasi dan Desa Wisata Bisa Jadi Solusi Saat Pandemi Covid-19
  • PPKM Darurat Diperpanjang, padahal Pelaku Wisata di Kota Batu Sudah Rugi Sejak Awal Pandemi

Ketua Umum IINTOA Paul Edmundus juga bertahan dengan menjual asetnya berupa mobil lantaran tidak ada pendapatan.

Ia menanam jagung, singkong, pisang, dan tumbuhan lainnya yang hasilnya dapat digunakan untuk bertahan selama dua-tiga hari tiap panen.

“Saya tidak punya sawah, saya tidak punya kemampuan yang lain – mau jual bubur, tidak bisa. Tadinya mau jual sayur, tapi akhirnya anak saya (bilang) mobil jual dulu untuk kebutuhan yang lebih besar,” terangnya.

https://travel.kompas.com/read/2021/08/21/215502627/cerita-biro-perjalanan-wisata-alih-profesi-dan-jual-aset-untuk-bertahan

Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke