Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tari Saman dari Aceh, Permainan Tradisional yang Jadi Alat Dakwah

KOMPAS.com - Tari Saman merupakan tari tradisional yang berasal dari Provinsi Aceh. Tari ini merupakan salah satu kebudayaan milik Suku Gayo.

Dilansir dari Tari-tarian Tradisional Indonesia karya Indrawati, Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik berupa gendang. Suara tepukan tangan dari penarinya juga menambah keramaian iringan Tari Saman.

Tarian ini dilakukan secara berkelompok sambil bernyanyi. Penari berlutut membentuk brisan panjang kesamping.

"Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang dengan perincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi," tulis Indrawati.

Sejarah Tari Saman

Dilansir Keanekaragaman Seni Tari Nusantara Karya Resi Septiana Dewi, Tari Saman awalnya merupakan permainan rayat yang bernama Pok Ane. Permainan tersebut kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian dalam agama Islam.

"Pada saat itu, Tari Saman menjadi salah satu media dakwah yang digunakan oleh para kiai untuk menyebarkan agama Islam di Aceh," tulis Dewi.

Dilansir dari Gerak Tari Saman dalam Bentuk Notasi Tari karya Hesniwaty (dkk), Tari Saman merupakan hasil karya seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di Dataran Tinggi Gayo.

Kata Saman diambil dari nama sang ulama yaitu Syekh Saman yang menciptakan tarian tersebut. Karena bermula dari permainan tradisional, waktu pasti lahirnya Tari Saman tak diketahui.

Menurut Bahry (dkk) dalam bukunya yang berjudul SAMAN, Kesenian dari Tanah Gayo, tari ini sudah ada di Suku Gayo sebelum Belanda datang. Tari ini bahkan juga disebut dalam catatan Marcopolo saat singgah di Kerajaan Pasai.

Sejauh ini, belum ada literatur yang menjelaskan secara rinci dan pasti mengenai lahirnya Tari Saman. Sebagian besar cerita tentang asal usul tarian tersebut hanya diceritakan dari mulut ke mulut oleh masyarakat.

Gerakan dan pola lantai Tari Saman

Menurut Bahry (dkk), Tari Saman hanya memiliki satu pola lantai, yakni pola lantai garis lurus yang sejajar secara horizontal dari pandangan penonton. Tarian ini dilakukan dengan berlutut dan mengandalkan gerakan tangan, badan, serta kepala.

"Keterpaduan dari ketiga unsur inilah yang melahirkan ragam gerak Tari Saman," tulis Bahry (dkk).

Penari berjajar dan duduk bersimpuh membentuk barisan dengan jarak yang rapat hingga bahu saling bersentuhan. Berat badan penari ditumpukan pada kedua kaki yang terlipat.

Pola ruangan pada Tari Saman juga terbatas pada level, yakni ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk bersimpuh berubah ke posisi berdiri di atas lutut yang merupakan level paling tinggi.

"Sedangkan level yang paling rendah adalah apabila penari membungkukkan badan ke depan sampai sekitar 90 derajat dengan badan sejajar dengan kedua paha atau membali ke belakang, sampai sekitar 60 derajat," jelas Bahry (dkk).

Saman sebagai pemersatu

Menurut Indrawati, Tari Saman tak hanya berfungsi sebagai hiburan. Bagi masyarakat Gayo Lues, Tari Saman juga berfungsi sebagai pemersatu.

Terdapat sebuah istilah yang disebut berserinen dalam Tari Saman masyarakat Gayo Lues. Istilah ini merujuk pada tradisi yang dilakukan kelompok penari Saman dalam acara-acara keagamaan, seperti Maulid Nabi, Isra Miraj, atau Idul Adha.

Kelompok penari akan saling mengundang untuk memberikan jamuan dalam acara-acara tersebut. Dari acara tersebut, ikatan kekeluargaan antarmasyarakat dapat terjalin.

"Biasanya pada akhir acara saman, keluarga yang memberi makan akan menititipkan barang bawaan berupa beras pulut (makanan khas seperti lepat) dan sedikit ongkos pulang untuk keluarga di rumah atau di desa yang datang, tulis Indrawati.

Ia melanjutkan, bahkan bila akad serinen sudah diucapkan, maka hubungan kekeluargaan terus berlanjut, baik dalam keadaan suka maupun duka.

Tradisi serinen sudah berlangsung sejak dahulu kala. Sampai saat ini tradisi ini juga masih bisa dijumpai di masyarakat Gayo lues.

https://travel.kompas.com/read/2021/09/06/080800327/tari-saman-dari-aceh-permainan-tradisional-yang-jadi-alat-dakwah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke