Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sumpitan, Senjata Beracun yang Kini Jadi Alat Olahraga Tradisional

KOMPAS.com - Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2021 jatuh pada Kamis (9/11/2021).

Perayaan ini merupakan peringatan Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama yang diselenggarakan pada 9 - 12 September 1948.

Sebagai negara yang memiliki banyak suku dan budaya, Indonesia juga memiliki olahraga-olahraga tradisional. Salah satunya adalah seput atau sumpitan.

Dilansir dari Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Kalimantan Timur karya Suwardi dan Achmat, seput artinya mengembus melalui lubang kecil sehingga sesuatu keluar dengan meloncat.

"Seput adalah alat olahraga tradisional yang berasal dari alat permainan rakyat," tulis Suwardi dan Achmat dalam bukunya.

Olahraga ini juga dikenal dengan sejumlah nama lain, seperti semput dan manyipet.

Dilansir dari Studi Pemanfaatan Huma Betang Tumbang Manggu Sebagai Sumber Pembelajaran Olahraga Tradisional di Kalimantan Tengah karya Siahaan dan Sundhari, sumpitan sebenarnya merupakan alat berburu dan alat perang yang dimiiki oleh orang Dayak.

"Mandau, tameng, dan sumpitan merupakan seperangkat peralatan perang yang selalu dibawa para pendekar Dayak ke mana pun mereka pergi," tulis Siahaan dan Sundhari.

  • Suku Banjar, Suku Terbesar di Kalimantan Selatan
  • Wehea-Kelay, Tempat Ekowisata dan Rumah Orangutan di Kalimantan Timur

Sumpitan adalah senjata yang digunakan untuk melakukan serangan jarak jauh. Peluru atau anak sumpitan bisa menjangkau puluhan meter.

Pada masa lalu, sumpitan menjadi senjata yang berbahaya karena ujung anak panahnya dilumuri dengan racun yang bisa melumpuhkan hewan buruan atau musuh.

Cairan racun itu disebut ipu, sedangkan peluru sumpitan disebut damek.

Menurut Suwardi dan Achmat, kayu yang biasa digunakan sebagai bahan dasar sumpitan adalah kayu ulin. Jenis ini dipilih karena memiliki serat yang lurus dan cukup kuat.

Damek atau peluru dari sumpitan terbuat dari kulit atau pelepah enau. Pelepah tersebut diraut dan dibentuk hingga menyerupai lidi berujung tajam.

Panjang sumpitan berkisar antara 1,5 - 2 meter. Sedangkan anak sumpitan memiliki panjang antara 25 - 30 sentimeter.

Langkah pertama menggunakan sumpitan adalah memasukkan damek ke dalam lubang sumpitan.

Setelah sumpitan terisi, pengguna akan mengembuskan nafasnya dengan kencang dari pangkalnya.

  • 6 Kawasan Wisata Kalimantan Timur, Ada Sungai, Laut hingga Hutan
  • 4 Tempat Ini Tak Boleh Dilewatkan Saat Berwisata di Kalimantan Selatan

Pengguna perlu mengetahui teknik napas yang benar agar damek dapat melesat dengan cepat dan mencapai target dari jarak jauh.

Mereka juga harus konsentrasi agar bidikan tepat mengenai sasaran.

Singkatnya, untuk menjadi pemain sumpitan yang baik diperlukan keahlian membidik dan kekuatan napas untuk mendorong damek dari sumpitan.

Menurut Siahaan dan Sundhari, sumpitan kini tidak lagi digunakan untuk berperang dan berburu.

Seiring dengan perkembangan zaman, sumpitan kini menjadi permainan tradisional yang dimainkan untuk hiburan.

Senjata ini juga mengalami modifikasi agar lebih aman saat dimainkan, terutama bagi anak-anak.

Damek yang sebelumnya terbuat dari kulit enau dan berujung tajam dengan baluran racun, kini diganti dengan bulatan tanah liat yang lembek.

Anak-anak pun kini bisa dengan aman memainkan permainan tradisional asal Kalimantan tersebut.

Sumber:

Suwardi & Hasjim Achmat. 1993. Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Kalimantan Timur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Siahaan, J.M. & Sundhari. 2019. Studi Pemanfaatan Huma Betang Tumbang Manggu Sebagai Sumber Pembelajaran Olahraga Tradisional di Kalimantan Tengah. UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

https://travel.kompas.com/read/2021/09/09/103921327/sumpitan-senjata-beracun-yang-kini-jadi-alat-olahraga-tradisional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke