Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Itinerary 3 Hari 2 Malam di Banda Aceh, Wisata Sejarah di PLTD Apung

KOMPAS.com - Kota Banda Aceh di Aceh menyimpan berbagai tempat peninggalan sejarah, mulai dari masa Kesultanan, masa kolonial Belanda, hingga peninggalan tragedi tsunami pada 2004 silam.

Banda Aceh adalah rumah bagi sejumlah wisata sejarah yang menarik. Selain itu, wisatawan juga dapat menemukan tempat wisata lain, salah satunya wisata alam berupa pantai dan bukit.

Jika kamu tertarik untuk berkunjung ke Kota Serambi Mekkah, berikut adalah rencana perjalanan selama 3 hari 2 malam di Banda Aceh dan sekitarnya:

Hari pertama di Banda Aceh

Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman adalah situs bersejarah yang telah berdiri sejak era Kesultanan Aceh hingga saat ini.

Lokasinya berada di pusat kota, tepatnya di Jalan Muhammad Jam No. 1, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Masjid tersebut dapat dicapai dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda dalam waktu sekitar 30 menit dengan naik transportasi darat. 

Selain dijadikan sebagai tempat ibadah, Masjid Raya Baiturrahman juga merupakan situs wisata religi yang dikunjungi oleh wisatawan Nusantara dan mancanegara. 

Menariknya, masjid tersebut memiliki kemiripan dengan Taj Mahal di India. Desain masjid ini memakai gaya arsitektur Mughal dengan adanya menara dan kubah yang besar. Meskipun begitu, Masjid Raya Baiturrahman juga memiliki unsur budaya asli Aceh.

Saat berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman, wisatawan dapat menikmati keindahan dan kemegahan arsitektur masjid tersebut sambil bersantai di halaman masjid. Tentunya wisatawan juga dapat berswafoto di berbagai spot seperti kolam, taman, dan payung elektrik.

Masjid Raya Baiturrahman buka setiap harinya selama 24 jam. Wisatawan yang berkunjung tidak dikenakan tiket masuk.

Museum Tsunami Aceh

Museum yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana tsunami Samudra Hindia ini berlokasi di Jalan Iskandar Muda, Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

Lokasinya sangat dekat dari Masjid Raya Baiturrahman, hanya berjarak 700 m dan waktu perjalanannya dua menit saja.

Museum ini didirikan tidak hanya untuk mengingatkan kembali kejadian masa lampau. Museum Tsunami aceh juga merupakan pusat edukasi dan informasi masyarakat akan bencana tsunami.

Kolam yang berada di permukaan museum adalah pengingat tsunami, dan di atasnya terdapat ruang memorial dan edukasi sebagai pendidikan mitigasi. Bangunan ini juga menampilkan foto-foto pasca-tsunami dan ribuan nama korban jiwa yang nyawanya terenggut saat tragedi tersebut.

Museum Tsunami Aceh juga memiliki beberapa sarana pelengkap, di antaranya toilet, ruang parkir, mushola, toko suvenir, hingga perpustakaan.

Museum ini buka setiap harinya dari pukul 09.00 - 16.00 WIB. Tiket masuk ke museum ini harganya berkisar dari Rp 2.000 - Rp 10.000 per orang.

PLTD Apung

Kapal PLTD Apung terletak di Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Jaraknya dari Museum Tsunami Aceh sekitar 1 kilometer (km) dengan menempuh perjalanan selama sekitar tiga menit.

Sama halnya seperti Museum Tsunami Aceh, monumen PLTD Apung juga dijadikan sebagai tempat mengenang peristiwa tsunami tahun 2004.

Sebelumnya kapal pembangkit listrik ini berada di laut, tepatnya di pelabuhan penyebrangan Ulee Lheue. Namun, pada Desember 2004, kapal ini terseret ke daratan akibat gelombang tsunami.

Seluruh bagian kapal masih utuh, dan di area dalam kapal diadakan pengecatan ulang. Namun bagian luar kapal tidak diperbarui dan dibiarkan seperti sedia kala.

Di dalam monumen ini wisatawan dapat menemukan foto -foto peristiwa tsunami, dan mendapatkan edukasi mengenai pertanda tejadinya tsunami, serta fungsi kapal tersebut sebelum tragedi tsunami.

Monumen PLTD Agung menyediakan sejumlah fasilitas untuk wisatawan. Di tempat wisata ini tersedia toilet umum, tempat parkir, serta musala.

Tempat wisata ini dibuka mulai pukul 09.00 - 12.00 WIB dan 14.00 - 17.30 WIB. Sedangkan pada hari Jumat monumen buka pukul 14.00 - 17.00 WIB. Untuk memasuki Monumen PLTD Apung, wisatawan tidak dikenakan biaya tiket masuk.

Pantai Ulee Lheue

Wisata pantai ini terletak di Desa Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Jaraknya dari PLTD Apung sekitar 4 km dengan lama perjalanan sekitar 10 menit.

Pantai Ulee Lheue adalah salah satu spot favorit warga Kota Banda Aceh untuk bersantai bersama keluarga. Wisatawan dapat mengajak anak-anak untuk berenang di laut dengan aman karena gelombangnya yang tidak terlalu tinggi.

Selain itu pantai ini juga memiliki becak air dan sejumlah sajian kuliner yang berderet di kawasan pantai. Sambil menikmati makanan ringan seperti jagung bakar, wisatawan dapat bersantai dan melihat matahari terbenam.

Fasilitas di pantai ini cukup lengkap. Di kawasan Pantai Ulee Lheue terdapat toilet umum dan musala. Lahan parkir di pantai ini juga cukup luas.

Pantai Ulee Lheue buka setiap harinya mulai dari pukul 06.00 - 18.00 WIB. Wisatawan yang berkunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk.


Hari kedua di Banda Aceh

Pantai Ujong Batee

Wisata pantai selanjutnya terletak di Neuheun, Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Lokasinya sekitar 17 km dari pusat kota, dengan waktu perjalanan sekitar 30 menit.

Pemandangan alam di Selat Malaka menjadi daya tarik utama Pantai Ujong Batee. Pantai ini memiliki garis pantai yang luas dan pasir berwarna kehitaman.

Selain menikmati keindahan dan ketenangan pantai, wisatawan juga dapat mencicipi makanan di kawasan ini. Kuliner yang ditawarkan di kawasan Pantai Ujong Batee kebanyakan adalah hasil olahan laut seperti kepiting besar, udang windu, tiram, dan ikan karang lainnya.

Pantai ini buka setiap hari selama 24 jam. Wisatawan yang berkunjung dikenakan tiket masuk seharga Rp 5.000 per orang.

Bukit Lamreh

Bukit Lamreh berlokasi di Ujung Kelindu, Desa Lamreh, Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Jarak dari Pantai Ujong Batee sekitar 21 km atau selama sekitar 37 menit.

Bukit ini memiliki kontur tanah yang cukup landai. Bukit Lamreh terbentuk dari batuan karst yang membukit dengan ujungnya yang menjorok ke laut. Ujung bukit ini berhadapan langsung dengan lautan. 

Di kawasan pantai ini terdapat tebing yang dikenal dengan nama tebing Lamreh, dan tanjung yang bernama Ujung Kelindu. Kedua spot tersebut memberikan pemandangan yang cocok bagi wisatawan untuk berburu swafoto.

Momen yang banyak ditunggu oleh wisatawan adalah pada saat matahari terbit di pagi hari. 

Wisatawan yang berkunjung dikenakan biaya masuk seharga Rp 10.000 per orang, dan Rp 5.000 untuk parkir kendaraan.


Hari ketiga di Banda Aceh

Museum Negeri Aceh

Museum Negeri Aceh terletak di Jalan Sultan Mahmudsyah No. 10, Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Jaraknya hanya sekitar 1 km dari pusat kota dengan menempuh perjalanan sekitar tiga menit.

Museum Negeri Aceh adalah museum etnografi dari suku bangsa asli tanah Aceh. Museum ini menyimpan berbagai barang peninggalan masyarakat Aceh sejak era prasejarah. Koleksi Museum Aceh tergolong atas tiga klasifikasi besar; anorganik, organik, dan campuran.

Dari tiga klasifikasi tersebut kemudian terbagi lagi ke dalam 10 jenis koleksi. Total jumlah koleksi di museum ini sebanyak 6.038 obyek. Salah satu obyek dalam koleksi tersebut yang cukup menarik perhatian wisatawan adalah lonceng kuno yang diperkirakan usianya mencapai 1.400 tahun.

Fasilitas di Museum Negeri Aceh, di antaranya tempat parkir, toilet pria dan wanita, musala, dan perpustakaan.

Museum Negeri Aceh buka pada hari Selasa-Minggu pukul 08.30 - 12.00 WIB dan 14.00 - 16.15 WIB. Harga tiket masuk museum ini berkisar antara Rp 2.000 - Rp 5.000 per orang.

Pusaka Souvenir Gallery

Tempat terakhir yang bisa dikunjungi sebelum pulang adalah Pusaka Souvenir Gallery. Tempat tersebut merupakan toko oleh-oleh yang terletak di Jalan Sri Ratu Syafiatuddin No. 78, Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.

Jaraknya hanya 1,4 km dari Museum Negeri Aceh dan waktu tempuhnya sekitar empat menit. Tidak hanya itu, waktu tempuhnya juga sekitar 30 menit dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda. 

Pusaka Souvenir Gallery adalah salah satu pusat perbelanjaan buah tangan terbesar di daerah Aceh. Setiap harinya toko oleh-oleh ini ramai dengan pengunjung dari luar kota dan mancanegara.

Pilihan oleh-oleh di toko ini cukup beragam. Wisatawan dapat menemukan aksesoris, tas batik Aceh, gantungan kunci, dan kopi Aceh. Tempatnya juga cukup luas, sehingga wisatawan dapat berbelanja dengan nyaman.

Jam operasional Pusaka Souvenir Gallery dimulai dari pukul 07.00 - 23.00 WIB setiap harinya. Harga cendera mata di toko ini diestimasukan mulai dari Rp 5.000.

https://travel.kompas.com/read/2021/09/11/182300227/itinerary-3-hari-2-malam-di-banda-aceh-wisata-sejarah-di-pltd-apung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke