Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Tips Mendaki Gunung Parang via Pasanggrahan Purwakarta

KOMPAS.com – Gunung Parang merupakan salah satu gunung di Jawa Barat yang bisa dicoba untuk mendaki tipis-tipis.

Gunung dengan ketinggian 963 meter dari permukaan laut (mdpl) ini berlokasi di Kabupaten Purwakarta.

Salah satu jalur pendakiannya terletak di Jalan Lingkar Gunung Parang Pasanggrahan, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru. Kompas.com sempat menjajalnya pada Minggu (13/6/2021).

Jika tertarik mencoba jalur pendakian Gunung Parang via Pasanggrahan, berikut Kompas.com rangkum tipsnya, Minggu (12/11/2021):

1. Gunakan sepatu yang nyaman

Sepatu khusus untuk naik gunung merupakan yang paling direkomendasikan untuk dipakai. Sebab, solnya sudah pasti cukup tebal sehingga membuat telapak kaki nyaman meski berada di jalur berbatu.

Namun, calon pendaki tetap harus memerhatikan ukuran sepatu. Berdasarkan pengalaman Kompas.com, sebisa mungkin ukuran sepatu berada pada satu ukuran di atas ukuran kaki.

Sebab, jika ukuran sepatu terlalu pas dengan kaki, kuku kaki akan mentok ke ujung sepatu dan membuatmu tidak nyaman saat turun dari gunung.

2. Pakai kaus kaki yang tebal

Selain sepatu gunung, pendakian juga akan terasa nyaman bila kamu menggunakan kaus kaki berbahan yang cukup tebal untuk menahan kuku kaki tidak terlalu mentok ke ujung sepatu.

3. Jangan pelit bawa air minum

Pendakian Gunung Parang via Pasanggrahan hanya memiliki dua pos pendakian, dan sumber mata air hanya tersedia pada Pos 2.

Saat mendaki, pastikan kamu membawa dua botol minum dengan masing-masing ukurannya 1 liter supaya tidak dehidrasi.

Jika persediaan air mulai menipis sebelum sampai ke puncak, manfaatkan sumber air yang ada di Pos 2.

4. Jangan lupa gunting kuku kaki

Agar jempol kaki terasa nyaman saat dalam perjalanan pulang dari puncak, jangan lupa untuk potong kuku kaki terlebih dahulu.

5. Perhatikan jalur pendakian

Jalur pendakian Gunung Parang mulai dari basecamp hingga Camp Area didominasi oleh tanah basah, bebatuan berlumut, dan rerumputan basah yang terkena embun.

Sementara itu, jalur pendakian dari Camp Area menuju puncak Gunung Parang didominasi oleh tanah basah dan tanah kering.

Selama dalam perjalanan, baik itu mendaki atau turun, selalu perhatikan jalur yang ditempuh. Terlebih dalam perjalanan dari Camp Area ke puncak Gunung Parang dan sebaliknya karena jalur berada di tengah jurang.

6. Manfaatkan batu, akar, dan semak belukar

Secara total, untuk menuju puncak Gunung Parang, kamu hanya akan melewati empat jalur yang memiliki webbing.

Selebihnya, kamu harus memanfaatkan batu, akar, dan semak belukar pada sisi kanan dan kiri jalur pendakian.

7. Mendaki saat matahari masih terlihat

Sebagian pendaki mungkin lebih memilih untuk mendaki pada malam hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit.

Namun, tidak ada salahnya untuk mendaki saat matahari masih terlihat. Misalnya mendaki dari pagi sekitar pukul 06.30 WIB.

Terlebih jika kamu tidak mendaki bersama yang belum berpengalaman, atau masih belum familiar dengan medan di Gunung Parang.

Adapun, pendakian saat matahari masih terlihat bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti salah ambil jalur pendakian karena minim pencahayaan, misalnya.

8. Jangan buang sampah sembarangan

Pada saat Kompas.com mendaki Gunung Parang, jalur pendakian dari basecamp hingga puncak tidak terlihat sampah berserakan.

Calon pendaki yang tertarik berkunjung ke sana diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan agar lingkungan Gunung Parang tetap asri.

https://travel.kompas.com/read/2021/09/13/120900827/8-tips-mendaki-gunung-parang-via-pasanggrahan-purwakarta

Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke