Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Ini Kegiatan Umrah Selama Pandemi Covid-19 pada Oktober 2021

KOMPAS.com – Arab Saudi sudah mencabut larangan penerbangan dari Indonesia menuju ke negara itu sejak 24 Agustus 2021, tetapi hingga saat ini kegiatan umrah masih belum bisa diselenggarakan.

Sebab, melansir Kompas.com, Kamis (2/9/2021), perizinan tersebut dibatasi hanya untuk orang yang bermukim di Mekkah (mukimin), ekspatriat, diplomat asing, atau praktisi kesehatan.

Guna menghilangkan kerinduan masyarakat Indonesia akan kegiatan umrah, Kompas.com mengadakan acara Live Instagram Kompas.com “Live Umrah 1443 H Pada saat New normal”, Selasa (5/10/2021).

Lantas, seperti apa kegiatan umrah selama pandemi Covid-19 per Oktober 2021? Berikut Kompas.com rangkum:

“Ibadah umrah memang berawal dari keinginan kita untuk melakukan ziarah ke Masjidil Haram. Ada pakaian ihram. Laki-laki pakaiannya dua helai kain putih yang tidak boleh memiliki jahitan yang membentuk tubuh,” jelasnya.

Sementara untuk jemaah perempuan, mereka bebas menggunakan warna kain apa saja yang penting menutupi aurat kecuali wajah dan tangan.

Terkait pengambilan miqat di Madinah, tepatnya di Masjid Tan’im, hal ini berdasarkan fleksibilitas untuk membuat para jemaah merasa nyaman.

“Miqat ada di empat tempat yakni Yalamlam, Masjid Bir Ali, Qarnul Manazil, dan Masjid Tan’im. Kenapa dipilih Madinah? Supaya jemaah tidak repot ihram di atas pesawat,” ujar Bambang.

2. Tiba di Masjidil Haram, check-in pakai aplikasi

Bambang melanjutkan, saat ini seluruh jemaah perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum masuk ke Masjidil Haram.

Adapun, pemeriksaan kelengkapan syarat umrah dilakukan melalui aplikasi Tawakkalna dan Eatmarna yang mirip dengan PeduliLindungi.

“Ini syarat masuk ke Masjidil Haram. Sebelum masuk ke Masjidil Haram, pindai kode QR,” ucap Bambang.

3. Ada penerapan protokol kesehatan di Masjidil Haram

Masjidil Haram dipenuhi para askar atau petugas keamanan yang siap membantu para jemaah. Mereka juga memerhatikan ketaatan para jemaah akan protokol kesehatan.

Jika Indonesia sudah diizinkan untuk menggelar kegiatan umrah, jemaah asal Tanah Air diharap mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah Arab Saudi.

“Di Arab Saudi, mereka akan memerhatikan keamanan jemaah yang masuk. Jaga jarak tetap diarahkan, masker pasti harus dipakai. Sebelum masuk ke Masjidil Haram harus ada aplikasi Tawakkalna dan Eatmarna,” katanya.

4. Ada pagar pembatas dan jalur khusus di Masjidil Haram

Salah satu anggota tim PT Jannah Firdaus Tour & Travel yakni Mustali yang berada di Masjidil Haram mengatakan, sejak pandemi Covid-19, pemerintah Arab Saudi mendirikan pagar pembatas di tempat itu. 

Adapun, pagar tersebut untuk membatasi area untuk salat dan untuk thawaf sehingga tidak saling bercampur.

“Jemaah dengan kursi roda juga sekarang punya jalur sendiri supaya tidak berdesak-desakkan,” ucapnya.

5. Thawaf di Masjidil Haram

Masjidil Haram merupakan tempat untuk melakukan kegiatan Thawaf atau mengelilingi Ka’bah selama tujuh kali yang dimulai dari rukun (sudut) Hajar Aswad.

Jemaah hanya perlu mengikuti arah yang sudah ditentukan pada area yang sudah ditentukan. Jemaah yang menggunakan kursi roda posisinya lebih dekat dengan Ka’bah.

6. Sa’i bisa dengan skuter

Bambang mengatakan, setelah jemaah melakukan Thawaf, mereka akan melanjutkan perjalanan ke tempat Sa’i untuk berjalan kaki dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah.

“Setelah memutari Ka’bah selama tujuh kali, dulu zaman Nabi dipisah antara Sa’i dan Thawaf. Tapi seiring berjalannya waktu akhirnya sekarang (Sa’i) masuk ke area masjid,” ujar dia.

Menurut penjelasan Mustali, pemerintah Arab Saudi menyediakan fasilitas skuter untuk kegitan Sa’i bagi jemaah yang sudah tidak kuat berjalan.

Skuter yang tersedia memiliki dua jenis yaitu Single Scooter dan Double Scooter—yang terakhir bisa disewa untuk jemaah yang tidak bisa mengendarai skuter.

“Harga sewanya ada untuk Thawaf 57,5 riyal (sekitar Rp 218.260). Kalau untuk Thawaf dan Sa’i 115 riyal (sekitar Rp 436.521). Ini harga untuk Single Scooter, kalau Double Scooter kelipatannya,” jelas Mustali.

Setelah melakukan pembayaran, jemaah akan diberi kartu untuk ditunjukkan kepada petugas penjaga skuter untuk mengambil skuter.

Di Bukit Shafa terdapat robot untuk disinfeksi otomatis sejak pandemi. Mustali mengungkapkan, para robot sudah disetel agar tidak bisa menabrak orang dan dinding.

Jemaah yang melakukan Sa’i baik dengan berlari kecil maupun menggunakan skuter tidak perlu khawatir.

“Bukit Shafa ini jalurnya sekarang dibikin dua, dulu satu jalur. Setiap musim Haji orang-orang sering bertabrakan dan banyak kecelakaan, sekarang dipisah untuk yang berangkat dan yang kembali,” tuturnya.

Opsional

7. Berkunjung ke Masjid Nabawi harus check-in

Salah satu anggota tim PT Jannah Firdaus Tour & Travel yakni Arifin mengatakan, jemaah yang berkunjung ke tempat ini harus melakukan check-in pakai aplikasi Tawakkalna dan Eatmarna.

Baik itu saat pandemi atau sebelum pandemi, pintu masuk bagian utara lebih sering digunakan oleh jemaah karena areanya lebih dekat dengan deretan penginapan.

“Di pintu gerbang bagian utara, di kejauhan yang bisa terlihat adalah Jabal Uhud. Itu adalah gunung yang punya keistimewaan, salah satu gunung yang hanya ada di surga,” jelasnya.

Beberapa waktu lalu, pintu gerbang bagian utara memiliki tugu jam yang kerap digunakan sebagai tempat untuk berfoto. Namun, kini tugu tersebut sudah dirobohkan. Perubahan lainnya juga terdapat pada perubahan nomor pada pintu-pintu gerbang yang ada.

8. Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW boleh berlama-lama

Masjid Nabawi memiliki Raudhah atau Taman Surga yang letaknya berdekatan dengan sebuah mimbar, makam Nabi Muhammad SAW, serta makam dua sahabat Nabi yaitu Abu Bakar Asshidiq dan Umar bin Khattab.

“Kalau hari-hari lain, karena banyak antusiasme yang mau ke sini, desak-desakan,” kata Bambang.

“Masuk Raudhah, salat dua rakaat, ucapkan salam dan salawat (ke makam Nabi), setelah itu askarnya tidak memberi waktu lama. Jemaah disuruh keluar,” sambung dia.

Namun selama pandemi, para jemaah yang berkunjung ke Raudhah diberi waktu selama 15-30 menit untuk melakukan ibadah.

Meski demikian, salah satu anggota tim PT Jannah Firdaus Tour & Travel yakni Dwi mengatakan, jemaah tidak bisa mengunjungi Raudhah atau berziarah jika waktu salat tiba karena pintu akan ditutup.

9. Berkunjung ke Jabal Rahmah yang sepi

Salah satu anggota tim PT Jannah Firdaus Tour & Travel yakni Hamid mengatakan, keadaan di Jabal Rahmah saat ini sangat berbeda dengan sebelum pandemi.

“Kita lihat kondisi dan situasi terkini sekarang terlihat sepi karena memang tidak ada jemaah umrah ke sini termasuk dari Indonesia,” tuturnya.

Jika ingin berkunjung, jemaah tidak perlu melakukan check-in menggunakan aplikasi Tawakkalna dan Eatmarna.

https://travel.kompas.com/read/2021/10/07/130900627/seperti-ini-kegiatan-umrah-selama-pandemi-covid-19-pada-oktober-2021

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke