Rencana Pariwisata Vietnam Dibuka secara Penuh pada Juni 2022

KOMPAS.com – Vietnam berencana membuka kembali destinasi-destinasi wisata utama untuk wisatawan asing yang sudah divaksin dan tiba dari negara berisiko rendah Covid-19 mulai Desember 2021.

Melansir CNN, Kamis (7/10/2021), Pemerintah Vietnam pada Rabu (6/10/2021) mengumumkan bahwa pembukaan ini dilakukan menjelang pembukaan kembali pariwisata Vietnam secara penuh yang ditargetkan pada Juni 2022.

Negara ini memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat pada awal pandemi guna mencegah Covid-19. Namun, langkah ini merugikan sektor pariwisata.

Sebab, industri pariwisata di Vietnam dikatakan menyumbang sekitar 10 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Pada 2020, kedatangan internasional ke Vietnam turun menjadi 3,8 juta dari 18 juta pada 2019. Pada 2019, pendapatan pariwisatanya mencapai 31 dolar AS atau setara dengan 12 persen dari PDB.

Pembukaan pariwisata secara bertahap

Pada September, negara tersebut mengumumkan bahwa mereka akan membuka kembali Pulau Phu Quoc bagi pelancong asing yang sudah divaksin Covid-19 pada November tahun ini.

Mulai Desember, Vietnam juga akan mengizinkan wisatawan dari negara-negara yang telah disetujui untuk berkunjung ke situs warisan UNESCO, yakni Halong Bay dan Hoi An.

Selanjutnya adalah kota dataran tinggi Dalat, dan destinasi pantai Nha Trang. Namun, masih belum ada rincian terkait negara mana saja yang memenuhi kriteria negara yang disetujui untuk kunjungan ke Vietnam.

“Kami hanya buka saat benar-benar aman. Kami bergerak selangkah demi selangkah, hati-hati namun tetap fleksibel untuk beradaptasi dengan situasi pandemi yang sebenarnya,” kata Pemerintah Vietnam, mengutip CNN.

Langkah pembukaan kembali pariwisata secara bertahap juga serupa dengan yang dilakukan dengan Thailand.

Adapun Thailand dikabarkan akan memperluas lokasi dalam skema percontohan untuk mengizinkan wisatawan yang telah divaksin untuk berkunjung.

Terkait program vaksinasi, saat ini Vietnam sedang mempercepat vaksinasi Covid-19 dengan hanya 13 persen dari 98 juta populasinya yang sudah divaksin. Hal ini membuatnya menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi paling rendah di Asia.