Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wisata Sejarah ke Sawahlunto, Kunjungi Lubang Tambang Batu Bara

KOMPAS.com - Kota Sawahlunto berada di Provinsi Sumatera Barat, tepatnya 95 kilometer (km) sebelah timur laut Kota Padang. 

Salah satu Situs Warisan Budaya UNESCO di Indonesia berada di Sawahlunto, yaitu Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.

Tambang ini dikembangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Sawahlunto merupakan lokasi wisata virtual pada festival Indonesia Hidden Heritage Week (IHHW) 2021 bertajuk Virtual Tour Kota Pusaka Sawah Lunto, Kamis (21/10/21).

Wisata virtual ini merupakan salah satu rangkaian acara dari IHHW yang berlangsung pada 21-30 Oktober 2021.

  • Pengalaman Virtual Tour ke Sawahlunto, Susuri Situs Warisan Dunia
  • Festival Indonesia Hidden Heritage Week, Upaya Memajukan Wisata Sejarah Indonesia

Dalam wisata ini, komunitas Content Creator Sawahlunto mengajak peserta IHHW 2021 untuk berkunjung secara daring ke Situs Pertambangan Ombilin dan beberapa tempat wisata sejarah lain di Sawahlunto.

Berikut adalah beberapa tempat wisata sejarah dan warisan budaya di Sawahlunto:

Museum ini merupakan bekas tempat penumpukan batu bara yang digali dari Lubang Tambang Mbah Soero.

Sebelumnya, gedung Museum Situs Lubang Mbah Soero difungsikan sebagai gedung pertemuan buruh dan karyawan, serta rumah karyawan tambang yang bekerja di lubang tambang tersebut.

Museum ini terdiri dari Galeri Infobox dan lubang tambang.

Infobox merupakan pusat informasi tambang batubara di Kota Sawahlunto. Galeri ini menyimpan sejumlah peninggalan sejarah, salah satunya rantai yang dulu dipakai oleh para pekerja tambang di Lubang Tambang Mbah Soero.

Menurut salah satu anggota komunitas Content Creator Sawahlunto, Kamis (21/20/21), rantai tersebut dipakai untuk mengikat kaki dan leher para pekerja tambang.

Selain rantai, wisatawan juga dapat menemukan palu yang dahulu digunakan oleh pekerja tambang.

  • 8 Fakta Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto yang Baru Jadi Warisan Dunia
  • Kerajinan Batubara, Buah Tangan dari Sawahlunto

Terdapat pula Lubang Tambang Mbah Soero. Lubang tambang sepanjang 185 meter ini dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1898.

Hingga tahun 1932, terowongan ini masih digunakan untuk kegiatan penambangan batu bara di Kota Sawahlunto.

Setelah melalui renovasi, situs lubang tambang ini resmi dijadikan obyek wisata pada tahun 2008.

Renovasi tidak merubah keasilan lubang tambang ini. Bagian atap dan dinding masih terbuat dari batu bara.

"Kedalaman lubang tambang ini 15 meter, tapi jarak yang bisa diakses 30 meter saja," ucap salah satu anggota komunitas Content Creator Sawahlunto.

Di samping Lubang Tambang Soero terdapat tempat pengolahan batu bara menjadi kerajinan tangan. 

Kerajinan tangan yang terbuat dari merupakan suvenir khas Sawahlunto. Batu bara dapat diolah menjadi asbak yang dijual seharga mulai dari Rp 150.000.

Tidak jauh dari Museum Situs Lubang Tambang Soero, terdapat museum lain yang tidak kalah menarik.

Museum Goedang Ransoem menempati sebuah kompleks bangunan bekas dapur umum para pekerja tambang batu bara yang didirikan pada tahun 1918.

Dapur umum fungsinya sebagai tempat memasak makanan bagi pekerja tambang yang berjumlah ribuan, termasuk pekerja dan pasien Rumah Sakit Ombilin.

Salah satu anggota komunitas Content Creator Sawah Lunto mengatakan, makanan yang dibuat untuk semua karyawan tambang pada saat itu dimasak menggunakan tungku raksasa sebagai sumber energinya.

Bangunan ini melalui beberapa peralihan fungsi. Pada tahun 1950-1960 bangunan ini dijadikan kantor ketik penyelenggaraan administrasi perusahaan Tambang Batu Ombilin.

Kemudian pada 1970-1980 beralih fungsi lagi menjadi tempat hunian karyawan Tambang Batu Bara Ombilin.

  • Arief Sebut Penetapan Situs Warisan Dunia Tambang Ombilin di Sawahlunto Bisa Tarik Investor dan Wisatawan
  • Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto Resmi Jadi Warisan Dunia UNESCO

Kemudian pada tahun 2004-2005, bangunan direvitalisasi dan dikonservasi menjadi Museum Goedang Ransoem.

Koleksi yang disimpan pada museum ini sejumlah 150 buah, dengan tambahan koleksi foto lama yang jumlahnya lebih dari 250 buah.

Beberapa peninggalan sejarah yang dapat ditemukan di museum ini adalah periuk raksasa yang terbuat dari besi dan nikel, pakaian mandor, perlengkapan tambang batu bara, dan koleksi kuali. Benda-benda sejarah tersebut dapat ditemukan di bangunan utama.

Selain bangunan utama, kawasan Museum Goedang Ransoem juga memiliki tungku pembakaran, rumah jagal, kompresor, dan periuk nasi.

Wisatawan yang berencana untuk berwisata sejarah dan melihat museum ini secara langsung dapat memesan tiket secara online. Harga tiket masuk senilai Rp 4.000 per orang.

https://travel.kompas.com/read/2021/10/23/161500227/wisata-sejarah-ke-sawahlunto-kunjungi-lubang-tambang-batu-bara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke