Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bandara Yogyakarta Jadi Wisata Dadakan, Ada Panggung Tari Tradisional

KULON PROGO, KOMPAS.com - Tidak hanya melayani penerbangan, Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) juga jadi panggung seni budaya.

PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I membuka tiga arena di terminal sebagai tempat para seniman menunjukkan keahlian menari di depan pengguna jasa bandara.

Jika ingin melihat pentas tari tersebut, maka meluncur ke ketiga arena tersebut yang berada di:

  1. Pintu masuk keberangkatan yang juga drop zone dan ruang tunggu
  2. Pintu penjemputan dan koridor yang disebut Kawasan Tugu Malioboro
  3. Titik kedatangan Lawang Papat

Ketiganya menjadi panggung pertunjukkan yang dinamai Gebyar Bregas Budaya. Pentas ini hanya tampil setiap Sabtu dan Minggu.

Gebyar Bregas Budaya berlangsung dari 16 Oktober sampai 7 November 2021.

Pertunjukkan budaya ini sebelumnya menampilkan desa budaya dari Sleman dan Bantul. Seniman Kulon Progo tampil 30-31 Oktober 2021. Rencananya akan unjuk diri seniman dari Gunung Kidul, pekan depan.

“Jadikan Bandara YIA sebagai rumah sendiri. Silahkan, tidak hanya Sabtu Minggu ingin tampil. Kalau perlu bisa sampai ke dalam (terminal),” kata Pelaksana Tugas Sementara (PTS) General Manager Bandara YIA dari AP I, Agus Pandu Purnama, Sabtu (30/10/2021).

Wisata dadakan

Saat ini, Yogyakarta memasuki Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2. Semua sudut terlihat semakin ramai, termasuk suasana di YIA. Akhir pekan ini saja terdapat 5.000 penumpang yang terbang di YIA.

Dalam situasi yang kian ramai dan PPKM Level dua ini, maka kegiatan seni budaya ini pun digelar.

Kehadiran kelompok-kelompok seniman membuat penumpang, mereka yang mengantar maupun menjemput, menjadikan suasana ini sebagai bagian dari piknik dadakan. Menunggu sembari menonton pertunjukkan.

Pada pertunjukkan Sabtu lalu, tujuh kelompok kesenian datang dari beberapa desa budaya di Kulon Progo.

Aksi mereka mulai dari pasukan bregadha mengelilingi area kedatangan dan keberangkatan. Arak-arakan berkeliling dan turun naik ekskalator.

Para seniman lalu menggelar tarian di pintu keberangkatan dan pintu kedatangan. Penumpang yang baru turun pesawat, calon penumpang dan para pengantarnya pun menyempatkan foto maupun menonton sebentar.

Tari khas Kulon Progo

Kelompok Clingguk asal Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap, salah satu yang menarik perhatian. Kelompok ini beranggotakan enam penari angguk dan empat penari incling yang menunggang kuda lumping.

Kedua tari khas Kulon Progo ini sampai membuat beberapa penonton ikut menari.

Penari incling, Dira Budiarta mengharapkan, ruang gerak berekspresi bagi para seniman terus terbuka setelah pandemi berangsur membaik.

“(Karena) biasanya kami pertunjukkan di daerah kami saja. Kali ini ikut kegiatan dengan Dinas Kebudayaan DIY,” kata Dira.

Bandara YIA dibangun dengan karakter kuat masyarakat Jawa. Ini tampak dari bangunan hingga interiornya. Karakter Yogyakarta itu semakin kuat lewat beberapa gelar seni budaya belakangan ini.

Bupati Kulon Progo, Sutedjo pun mengungkapkan kesempatan tampil di YIA bukan hanya sebagai hiburan semata tetapi bagian dari memelihara budaya yang ada. Berikutnya juga turut membangkitkan kembali pariwisata.

“Budaya ini siapa lagi yang memelihara kalau bukan kita,” kata Sutedjo saat memberi sambutan.

https://travel.kompas.com/read/2021/10/31/183701627/bandara-yogyakarta-jadi-wisata-dadakan-ada-panggung-tari-tradisional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke