Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wisata ke Desa Ngilngof di Kei Kecil, Bisa Lihat Tarian tentang Sejarah Ngilngof

KOMPAS.com – Pertunjukan seni dan budaya merupakan salah satu atraksi yang paling diminati wisatawan saat berkunjung ke suatu desa wisata, tidak terkecuali Desa Wisata Ngilngof.

Desa yang berlokasi di Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara ini memiliki satu tarian yang menceritakan sejarah Desa Ngilngof.

Tarian ini merupakan salah satu dari atraksi seni dan budaya yang dapat dinikmati  para wisatawan saat berkunjung pada waktu-waktu tertentu.

“Namanya tarian pasar, tarian ini memang harus pakai daun yerik (lontar). Tarian pasar itu menceritakan tentang sejarah Desa Ngilngof,” kata Pelatih Tarian Samderubun bernama Rufina kepada Kompas.com di Desa Wisata Ngilngof, Kamis (28/10/2021).

Dia melanjutkan, tarian ini dilakukan saat perhelatan pesta rakyat di desa tersebut. Tarian menceritakan keadaan masyarakat Desa Ngilngof pada dahulu kala, tepatnya tentang aktivitas para warga setempat pada saat itu.

“Ada satu ayat yang menceritakan soal para mama di Ngilngof merencanakan kegiatan bernama masohi untuk mencabut rumput. Masohi ini kerja bersama, atau gotong royong,” ujar Rufina.

Saat merencanakan aktivitas mencabut rumput secara gotong royong, dahulu para mama Desa Ngilngof akan melakukannya sambil duduk. Tidak lupa dengan mengudap daun sirih dan pohon pinang.

Aktivitas lain yang diceritakan dalam tarian ini adalah kegiatan para mama Ngilngof yang membuat anyaman seperti tikar menggunakan daun lontar.

“Daun lontar dianyam sebagai tikar, bakul, dan topi. Saat ini anyaman itu menjadi produk ekonomi kreatif di Desa Wisata Ngilngof,” katanya.

Aktivitas bapak-bapak pada tarian pasar

Selain cerita tentang aktivitas para mama di Ngilngof, tarian pasar juga memiliki ayat atau lirik tentang aktivitas bapak-bapak setempat.

Dalam lirik tersebut, diceritakan bahwa para lelaki akan pergi memotong kayu di hutan menggunakan mencadu atau kapak.

“Diceritakan, mereka dulu sering mengisap tembakau yang digulung bulat, lalu dikunyah sebentar di mulut. Airnya lalu dibuang. Mereka duduk sambil mengisap tembakau dan merencanakan aktivitas cincang kayu,” ujar Rufina.

Menurut dia, tarian pasar sudah dilakukan secara turun-temurun di Desa Ngilngof. Hampir semua masyarakat tahu dan menarikannya jika bisa menari.

Sementara untuk yang tidak bisa menari, mereka tetap dapat berpartisipasi dalam tarian pasar dengan cara bernyanyi bersama.

“Di sini, musim narinya kayak di tahun baru. Kami rayakan dengan cara pesta rakyat karena tahun baru itu menutup tahun lama dan membuka tahun yang baru. Kita semua gembira, makanya dipentaskan. Perayaan Natal dan 17 Agustus juga dipentaskan,” pungkasnya.

Desa Wisata Ngilngof berlokasi di Jalan Petrus Tethool, Kecamatan Manyeuw, Kei Kecil, Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara.

Jarak tempuh dari Bandara Langgur menuju Desa Wisata Ngilngof adalah 24 kilometer (km) atau sekitar 35 menit menggunakan kendaraan roda empat.

Bandara Langgur, juga dikenal dengan Bandara Karel Sadsuitubun, terletak di Desa Ibra. Untuk menuju ke sini dari Jakarta, wisatawan harus melakukan satu kali transit terlebih dahulu di Makassar atau Kota Ambon.

https://travel.kompas.com/read/2021/11/15/170500427/wisata-ke-desa-ngilngof-di-kei-kecil-bisa-lihat-tarian-tentang-sejarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke