Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Tips Wisata ke Kampung Batik Giriloyo Yogyakarta, Bawa Uang Tunai

KOMPAS.com - Saat berada di Yogyakarta, pencinta kain batik bisa meluangkan waktu untuk mendatangi Kampung Batik Giriloyo.

Lokasi tempat wisata edukasi ini ada di Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kampung Batik Giriloyo telah dikenal sebagai salah satu sentra batik di DIY yang kaya akan sejarah. Kampung ini juga memiliki Paguyuban Batik Giriloyo, sebuah perkumpulan dari 12 kelompok kecil perajin batik di tiga dusun, yaitu Giriloyo, Cengkehan, dan Karang Kulon.

Salah satu perajin batik, Diah, mengatakan bahwa batik yang ada di tempat ini merupakan turun-temurun dari abad ke-17. 

"Kalau batiknya sendiri, batik klasik Mataram," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (17/12/2021), sebagai rangkaian dari Traveloka Garuda Flyers Club Media Trip to Yogyakarta.

Ia menjelaskan bahwa masyarakat setempat diajarkan membatik lantaran adanya kebutuhan sandang yang cukup banyak dari Kerajaan Mataram pada waktu itu. 

"Batik itu kalau zaman dulu dipakai oleh para bangsawan, bukan orang biasa. Jadi kalau kita hanya diajari batiknya saja, belum diajari warna, belum diajari bagaimana caranya menjadi kain," jelas Diah.

Pada tahun 2006, gempa mengguncang Yogyakarta. Menurut Kompas.com, Kamis (27/5/2021), bencana tersebut merusak ratusan ribu rumah dan menyebabkan ribuan orang meninggal. 

Peristiwa tersebut juga menjadi awal berdirinya Paguyuban Batik Giriloyo, sekaligus pemberdayaan perajin batik di area tersebut. 

Jika tertarik mengunjungi tempat wisata ini, simak beberapa tips wisata yang telah Kompas.com rangkum:

Wisatawan yang datang ke Kampung Batik Giriloyo dianjurkan ikut salah satu kegiatan andalan tempat ini, yaitu belajar membatik. 

Selain menambah pengalaman, kegiatan ini dapat memberi pemahaman baru akan batik serta melatih kesabaran dan kreativitas. 

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kegiatan ini sudah dilengkapi peralatan, bahan, dan pengajar yang sudah berpengalaman. Setelah membatik, peserta juga bisa melihat proses pewarnaan.

Selanjutnya, kain batik hasil karya mereka sendiri boleh dibawa pulang setelah dijemur. Durasi untuk kegiatan ini mulai dari satu jam. 

Menurut Bendahara Paguyuban Batik Giriloyo, Wasihatun, kegiatan ini dibagi dalam beberapa paket. 

Paket terkecil untuk lima orang dibanderol dengan harga mulai dari Rp 250.000. 

"Misalnya peserta 200 (orang) ke bawah (harganya) Rp 25.000 per orang, cuma batik saja. Paket batik ditambah snack Rp 35.000 per orang. Paket batik ditambah snack dan makan harganya Rp 55.000," jelasnya.

Ada juga paket membatik syal dengan panjang satu meter dan lebar 15 sentimeter (cm) dengan harga mulai dari Rp 100.000 per orang. 

"Bila lebih dari 200 peserta bisa dinego," tambahnya. 

Motif untuk belajar membatik biasanya motif yang mudah, salah satunya bunga. Jika peserta ingin motif klasik, dianjurkan untuk memberitahu pihak pengelola agar disiapkan terlebih dahulu. 

Saat mengikuti kegiatan belajar membatik, peserta disarankan untuk banyak bertanya dan mendengar cerita dari para perajin batik di tempat ini. 

Sehingga, para peserta akan mendapat banyak pengetahuan tentang batik yang mungkin belum mereka ketahui. 

Selain sejarah tentang batik di Kampung Batik Giriloyo, mereka juga bisa bertanya jenis motif batik serta artinya. 

Diah menyebut beberapa jenis motif batik di tempat ini, di antaranya sidomukti, sido asih atau sida asih, wahyu tumurun, truntum, dan parang. 

"Masing-masing motif mempunyai filosofi yang beda-beda dan punya kegunaan di peristiwa yang beda-beda pula kalau (pada) zaman dulu," ujarnya.

Motif sidomukti, misalnya, dipakai oleh pengantin agar bisa mencapai kehidupan yang mukti (sukses, bahagia). 

"Kemudian (motif) sido asih supaya selalu tertanam rasa welas asih," kata Diah. 

Kampung Batik Giriloyo memiliki galeri yang letaknya tidak jauh dari pendopo tempat belajar membatik. Sembari menunggu kain hasil kegiatan belajar membatik kering, wisatawan bisa mengunjungi tempat ini. 

Galeri ini mengoleksi kain batik dalam beragam motif dan ukuran, baik batik tulis maupun batik cetak. Harga yang ditawarkan tergantung beberapa hal, di antaranya bahan, motif, ukuran, dan proses pembuatannya. 

"(Harganya) dari Rp 500.000 sampai Rp 2 jutaan, itu yang kain batik 2,5 meter. Kalau yang (kain) sutra nanti sekitar Rp 3 jutaan," kata Diah.

Tidak hanya itu, ada pula syal batik dengan harga mulai dari Rp 200.000. 

Siapkan uang tunai

Galeri di Kampung Batik Giriloyo telah menyediakan metode pembayaran tunai dan non-tunai, salah satunya melalui scan kode QR. 

Kendati demikian, menurut pantauan Kompas.com, sinyal di tempat tersebut kurang stabil.

Oleh karena itu, wisatawan yang ingin berbelanja dianjurkan menyiapkan uang tunai. 

Kampung Batik Giriloyo buka dari pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB. Wisatawan yang ingin ikut kelas membatik bisa langsung datang. 

Jika dari Stasiun Yogyakarta atau Stasiun Tugu, jaraknya 17-18 kilometer dengan waktu berkendara sekitar 32 menit. 

https://travel.kompas.com/read/2021/12/31/060700627/4-tips-wisata-ke-kampung-batik-giriloyo-yogyakarta-bawa-uang-tunai

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke