Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

14 Tempat Bersejarah di Jakarta Pusat, Ada Museum dan Taman

KOMPAS.com – Beberapa tempat bersejarah di Jakarta Pusat kini menjadi destinasi wisata yang cukup populer.

Sebagian di antaranya bahkan sudah diperbaiki sebagai bagian dari pemeliharaan sekaligus agar wisatawan yang datang merasa lebih nyaman.

Beberapa tempat dan gedung di ibu kota memiliki kisah panjang dan penting terhadap Indonesia.

Berikut sejumlah tempat bersejarah di Jakarta Pusat yang dapat kamu kunjungi untuk mempelajari jejak masa lalu.

Museum Nasional Indonesia adalah tempat yang menyimpan sekitar 160.000 benda bersejarah dari berbagai zaman, dikutip dari situs resminya. 

Gedung ini dibangun di tanah seluas 26.500 meter persegi dan memiliki dua bangunan utama. 

Diketahui gedung A digunakan untuk ruang pameran, sementara gedung B yang memiliki sebutan Gedung Arca digunakan untuk kantor, ruang konferensi, laboratorium, perpustakan dan juga ruang pameran.

Peresmian Gedung Arca dilakukan pada 20 Juni 2007 oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Monumen Nasional (Monas) merupakan ikon paling terkenal di Jakarta dan menjadi salah satu tempat bersejarah di Jakarta Pusat.

Pembangunan Monas dilakukan untuk mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi Kemerdekaan 1945. 

Bisa dibilang Monas adalah proyek besar dari Presiden ke-1 RI, Soekarno yang membutuhkan waktu bertahun-tahun dalam pembangunannya. 

Monas pada akhirnya diresmikan oleh Presiden ke-2 RI, Soeharto pada 12 Juli 1975 dan pada hari yang sama juga dibuka untuk umum.

Gereja Katedral merupakan gereja Katolik pertama di Jakarta yang memiliki bangunan dengan gaya gotik.

Tempat ibadah ini diresmikan pada 1901 dan memiliki monumen granit hitam dari Belgia untuk mengenang Komisaris Jendral Leonardus Petrus Josephus Burggraaf Du Bus de Gisignies. 

Dia dianggap sebagai sosok yang sangat penting dalam sejarah pembangunan Gereja Katedral.

Keunikan dari gereja ini, adalah memiliki museum yang dibangun di dekatnya dan menyimpan berbagai benda sejarah yang berhubungan dengan Gereja Katedral.

Sangat cocok dijadikan destinasi wisata bersejarah jika kamu sedang berkunjung ke Jakarta Pusat.

Tempat ini memiliki banyak fasilitas yang bisa dipergunakan untuk masyarakat di sekitar Jakarta Pusat. 

Beberapa di antaranya seperti trek atletik untuk berlari, air mancur, dan area bermain anak yang bisa digunakan untuk umum. 

Dulunya Lapangan Banteng, adalah alun-alun yang digunakan oleh kalangan elit Batavia di masanya untuk berkumpul, mendengarkan musik militer di Sabtu Sore.

Tepat di seberang Gereja Katedral, kamu bisa menemukan Masjid Istiqlal, salah satu tempat bersejarah di Jakarta Pusat yang menarik untuk dikunjungi.

Masjid ini memiliki ukuran yang sangat besar dan dikenal sebagai masjid terbesar se-Asia Tenggara.

Gedungnya dibangun di atas lahan seluas 9,5 hektar yang dulunya merupakan kawasan Taman Wilhelmina.

Proses pembangunan masjid ini juga lama, memakan hingga 17 tahun, dan selesai dibangun pada tahun 1978.

Tugu Proklamasi berlokasi di Jalan Proklamasi Nomor 10, RT.10/RW.2, Pegangsaan, Menteng, Kota Jakarta Pusat.

Di tempat ini sebuah monumen, dan tugu mengenai Kemerdekaan Indonesia, sebelum dijadikan Tugu Proklamasi di daerah ini ada area yang merupakan bekas rumah Presiden ke-1 RI, Soekarno.

Di tempat ini, para pahlawan proklamator membacakan naskah proklamasi di depan masyarakat Indonesia.

Melansir dari situs resminya, sebelum menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok), tempat ini adalah kediaman resmi dari konsulat Kerajaan Inggris. 

Bangunan ini juga pernah menjadi tempat tinggal perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Muda Tadashi Maeda. 

Laksamana Muda Tadashi Maeda mengizinkan rumahnya menjadi tempat perumusan naskah proklamasi, yang pada 24 November 1992 resmi dijadikan sebagai museum.

Museum ini dulunya adalah rumah dari Sei Kong Liong, yang dulu bangunanya pernah disewa dan dijadikan asrama sekolah dokter pribumi bernama Stovia (School tot Opleiding van Indische Artsen). 

Bangunan ini dulunya dikenal dengan nama Gedung Kramat Raya 106, sebelum para pemuda pada 28 Oktober 1928 mengikrarkan Sumpah Pemuda. 

Berpuluh-puluh tahun kemudian, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin meresmikan Gedung itu pada 20 Mei 1973, dan Presiden Soeharto juga meresmikan kembali pada 20 Mei 1974.

Gedung ini diketahui dibangun sekitar tahun 1920 sampai 1938 dan dulunya dikelola seorang warga keturunan Belanda bernama L.C. Schomper. 

Sebagai sebuah museum, salah satu tempat bersejarah di Jakarta Pusat ini menyimpan banyak benda penting yang berkaitan dengan perjuangan Indonesia untuk Merdeka. 

Beberapa di antaranya seperti tandu Jenderal Sudirman dan koleksi mobil pertama Presiden

Taman dengan luas 27.289 meter persegi ini memiliki banyak koleksi tamaman dan area publik dengan berbagai fasilitas. 

Sebelum dijadikan taman, salah satu tempat bersejarah di Jakarta Pusat ini dulunya merupakan stadion zaman colonial Belanda yang dibangun pada tahun 1921. 

Perancangnya adalah seorang arsitek berkebangsaan Belanda bernama F.J. Kubatz dan P.A.J Moojen. 

Salah satu tempat bersejarah di Jakarta Pusat ini dulunya merupakan tempat pertunjukan kesenian yang dibangun pada masa Pemerintahan Inggris, serta masih terbuat dari kayu, bambu, dan rumbai, dikutip dari Cagar Budaya Kemendikbud. 

Kemudian, di masa Pemerintahan Belanda, dibuatlah sebuah gedung kesenian baru yang permanen. 

Pada 1951, tempat yang berlokasi di Sawah Besar ini dijadikan tempat pertunjukan dan tempat kuliah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Hukum, Univeristas Indonesia (UI).

Sempat juga dijadikan bioskop, lalu direnovasi, dan akhirnya diresmikan pada 5 September 1987 dengan nama Gedung Kesenian Jakarta.

Museum Taman Prasasti adalah tempat peninggalan zaman kolonial Belanda dan kini dijadikan cagar budaya. 

Terdapat koleksi prasasti kuno dan juga miniatur makan dari 27 provinsi yang ada di Indonesia. 

Luas museum ini sekitar 1,2 hektar dan di tempat ini pengunjung bisa melihat karya seni yang indah berupa ukiran dan pahatan dari masa lalu.

Pada awalnya Istana Merdeka adalah rumah seorang warga Belanda, J.A. van Braam yang mulai membangun rumah miliknya dari 1796 sampai 1804, dikutip dari Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 

Sayangnya, pada tahun 1816 bangunan ini diambil alih oleh Pemerintah Hindia-Belanda dan dijadikan sebagai pusat pemerintahan, sekaligus rumah Gubernur Jendral Belanda. 

Istana Merdeka juga menjadi saksi atas penandatanganan naskah Persetujuan Linggajati pada 25 Maret 1947.

Sejak Indonesia merdeka, banyak presiden yang menempati bangunan tersebut, ada Presiden Soekarno, Presiden Abbdurahman Wahid, Presiden SBY, dan Presiden Joko Widodo.

Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dibangun pada tahun 1942 dan dirancang oleh J.J.J de Bruyn, A.P Smith dan Charles van de Linde. 

Gedung ini sangatlah besar, memiliki luas 11.975 meter, dengan tinggi 126,3 meter dan punya 27 lantai.

Perpusnas memiliki banyak koleksi buku untuk segala usia.

 

https://travel.kompas.com/read/2022/01/21/193100027/14-tempat-bersejarah-di-jakarta-pusat-ada-museum-dan-taman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke