Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Upaya Pramuwisata Hadapi Pandemi, dari Alih Profesi hingga Adaptasi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19, yang telah melanda Indonesia sejak 2020, memberi dampak luar biasa untuk para pelaku sektor pariwisata di negara ini. Tidak terkecuali pramuwisata. 

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Sang Putu Subaya, mengakui bahwa anggotanya betul-betul terdampak oleh pandemi lantaran hampir tidak adanya wisatawan. 

"Anggota-anggota kami banyak yang shifting job (alih profesi untuk sementara). Macam-macamlah. Ada yang jualan singkong, nasi bungkus, sate, dan sebagainya," kata Sang Putu kepada Kompas.com, usai hari pertama Musyawarah Nasional (Munas) VII HPI pada Selasa (25/1/2022) di Jakarta Barat.

Ia memberi contoh anggota-anggota HPI di Bali. Umumnya mereka berasal dari kota-kota lain di luar Denpasar, sehingga banyak dari mereka yang kembali ke kampung halaman saat pandemi.

Sebagai informasi, saat ini HPI memiliki 12.053 anggota yang telah teregistrasi. 

  • Pengguna Airport Transfer Cenderung Pesan Mendadak Setelah Pandemi
  • 5 Hal Ini Tidak Dapat Dilakukan Lagi Saat Naik Pesawat sejak Pandemi Covid-19
  • 4 Tren Berwisata yang Berubah karena Pandemi

Sementara itu, Koordinator Sejarah Budaya Dewan Perwakilan Cabang (DPC) HPI Fakfak, Papua Barat, Badarudin Heremba, mengatakan bahwa pihaknya tetap memiliki tanggung jawab meski pandemi melanda.

"Di waktu dua tahun itu, tugas dan tanggung jawab kami hanya bisa mempromosikan (wisata) lewat media - website, Twitter, Instagram," katanya. 

Tidak hanya itu, pihaknya juga memberi edukasi kepada masyarakat tentang pembuatan tempat menginap dari rumah tradisional (honai), serta memberi edukasi tentang sampah di obyek wisata.

Di tengah mewabahnya varian Omicron, Sang Putu mengungkapkan bahwa anggotanya telah banyak mendapat informasi terkait hal tersebut.

"Tapi kami fokusnya enggak di sana, kami berfokus bagaimana membangkitkan pariwisata," ujarnya.

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah HPI DKI Jakarta, Indra Diwangkara, mengatakan bahwa pandemi membuat pramuwisata melakukan sejumlah penyesuaian.

Para pelaku pariwisata tersebut mau tidak mau harus "melek" teknologi agar bisa bertahan pada periode yang menantang ini. 

"Yang tidak biasa 'pegang' laptop, harus pakai laptop. Yang tidak bisa virtual, harus virtual. Yang tadinya hanya guiding (memandu), harus bisa juga (jadi) content creator supaya beradaptasi. Kita harus menyesuaikan apa yang memungkinkan saat ini," kata Indra.

  • 5 Benda Wajib Bawa Saat Perjalanan Selama Masa Pandemi Covid-19
  • Virtual Tour Hanya Eksis Selama Pandemi Covid-19?

Sejumlah pramuwisata, lanjutnya, juga mengunjungi obyek wisata dan desa wisata. Mereka membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat melalui live di media sosial, di antaranya Facebook dan Instagram, untuk menarik minat pembeli.

Ia harap semua pramuwisata di Indonesia bisa melakukan hal tersebut sebagai salah satu cara untuk bertahan pada masa pandemi.

Sang Putu menyikapi dua tahun periode pandemi sebagai momen untuk refleksi dan evaluasi. 

"Kadang-kadang orang melihat (pandemi sebagai) musibah, tapi bagi kami membawa berkah dalam konteks intelektualitas," tuturnya. 

Pihaknya bekerja sama dengan penyedia jasa wisata Atourin untuk belajar membuat konten tur virtual (virtual tour).

Sebagi informasi, tur virtual adalah jalan-jalan atau berwisata secara virtual dengan pemandu. 

Menurutnya, upaya tersebut berhasil lantaran ada pramuwisata yang bisa mengadakan tur virtual bertema gunung dengan peserta dari 13 negara. 

"Kami beradaptasi di sana. Intinya kami ingin naik kelas, (enggak) semata-mata bekerja lapangan dan menghapal. Kami ingin sesuatu yang (membuat) martabat naik lah dari pekerja jadi profesional," jelasnya.

https://travel.kompas.com/read/2022/01/26/063300927/upaya-pramuwisata-hadapi-pandemi-dari-alih-profesi-hingga-adaptasi

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Idul Adha di Kudus Tidak Menyembelih Sapi? Simak Sejarahnya

Mengapa Idul Adha di Kudus Tidak Menyembelih Sapi? Simak Sejarahnya

Jalan Jalan
4 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Surabaya, Ada Beragam Jenis Kurma

4 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Surabaya, Ada Beragam Jenis Kurma

Jalan Jalan
Desa Wisata Bakal Jadi Andalan Baru Labuan Bajo untuk Gaet Wisatawan

Desa Wisata Bakal Jadi Andalan Baru Labuan Bajo untuk Gaet Wisatawan

Travel Update
Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo Tutup pada Rabu, 7 Juni 2023

Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo Tutup pada Rabu, 7 Juni 2023

Travel Update
Rute ke Padukuhan Wotawati dari Pantai Sadeng, Permukiman di Dasar Bengawan Solo Purba

Rute ke Padukuhan Wotawati dari Pantai Sadeng, Permukiman di Dasar Bengawan Solo Purba

Travel Tips
Panduan Lengkap ke OMAH Library, Hidden Gem di Tangerang

Panduan Lengkap ke OMAH Library, Hidden Gem di Tangerang

Travel Update
7 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Bandung 

7 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Bandung 

Jalan Jalan
Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini

Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini

Travel Update
Kunjungan Wisman ke Sulsel 69 Persen pada April 2023

Kunjungan Wisman ke Sulsel 69 Persen pada April 2023

Travel Update
Nyulo, Aktivitas Berburu Hewan Laut Saat Malam Hari di  Belitung

Nyulo, Aktivitas Berburu Hewan Laut Saat Malam Hari di Belitung

Jalan Jalan
Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Travel Update
INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

Travel Update
Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Jalan Jalan
Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Travel Update
5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+