Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sulit Tidur Saat Menginap di Hotel? Pahami Alasan Ilmiah dan Solusinya

KOMPAS.com - Pernah merasa kesulitan tidur saat menginap di hotel, khususnya saat malam pertama? Ternyata, ada alasan ilmiah di baliknya. 

Melansir CNBC pada Rabu (26/1/2022), sebuah riset membuktikan bahwa bagian tertentu di otak tidak benar-benar berubah ke "mode tidur" saat seseorang menghabiskan malam pertama di lingkungan baru.

Peneliti telah lama mengetahui tentang "efek malam pertama", dan menganggap hal ini sebagai gangguan tidur sementara.

Bahkan, meski sebuah kamar hotel memiliki suhu yang tepat dan tempat tidur yang nyaman, seseorang kerap merasa grogi dan kurang istirahat ketika bangun jika dibandingkan dengan tidur di rumah sendiri.

Fenomena ini sering terjadi, sehingga para ilmuwan yang menjalankan riset terkait ketidaknyamanan saat tidur biasanya tidak memakai data pada malam pertama.

Kondisi ini umumnya juga hanya terjadi sementara, dan rata-rata hilang pada malam kedua di hotel atau penginapan.

Alasan ilmiah di balik sulit tidur ketika menginap di hotel

Sekelompok peneliti dari Brown University dan Georgia Institute of Technology ingin mengetahui alasan dari "efek malam pertama" yang mengganggu tidur para tamu hotel. 

Mereka kemudian mengambil gambar otak seseorang yang sedang tidur dalam dua percobaan dan menemukan hasil yang mengejutkan.

Ternyata, otak seseorang yang tidur dengan "efek malam pertama" di hotel tidak menunjukkan aktivitas gelombang lambat yang biasanya ditunjukkan otak selama tidur nyenyak. Alih-alih, salah satu belahan otak tampak masih terjaga.

Para peneliti berpikir, penjelasan untuk fenomena tersebut mungkin terletak pada evolusi masa lalu manusia.

“Hasil ini cukup mengejutkan," kata salah satu penulis riset bernama Masako Tamaki.

“Ketika seseorang tidur di tempat yang baru, ia tidak begitu yakin apakah ruangan itu aman atau tidak untuk tidur nyenyak. Mungkin saja ia menjaga belahan otak yang satu ini tetap waspada, sehingga bisa memantau dan mendeteksi sesuatu yang tidak biasa di sekitarnya," lanjut dia.

Hal senada juga disampaikan oleh Pakar Tidur dr. Melisa Moore.

"Para peneliti dan dokter telah lama mengetahui tentang 'efek malam pertama'," kata Melisa, mengutip Condé Nast Traveler, Rabu.

“Studi ini menunjukkan bahwa salah satu belahan otak kita tidur kurang nyenyak pada malam pertama di lingkungan baru," ia menambahkan.

Menurut Moore, layaknya ketika masih bayi, seseorang juga mengembangkan keterkaitan antara tidur dan lingkungannya.

Misalnya, seseorang terbiasa tidur menghadap pintu, dengan lampu gelap, bantal kesayangan, dan lain-lain. Saat hal ini tidak ditemukan di tempat baru, otak orang tersebut harus berusaha menyesuaikan.

Jadi apa yang sebaiknya dilakukan jika kamu kesulitan tidur saat menginap di hotel?

Para peneliti belum menguji kemungkinan solusi terbaik untuk mengatasi kondisi tersebut. Tetapi, mungkin ada beberapa cara untuk mengurangi efeknya.

Pertama, kondisi ini tampaknya hanya berlangsung satu malam. Sehingga, mungkin ada baiknya untuk datang dua malam sebelumnya, terutama jika menginap untuk acara penting, misalnya presentasi bisnis atau rapat perusahaan.

Kedua, kondisi ini mungkin dapat diminimalisasi dengan membawa benda-benda tertentu selama perjalanan, misalnya bantal kesayangan.

Sementara itu, Moore juga memiliki beberapa saran lain yang mungkin bisa membantu.

"Cobalah untuk bangun pada pagi hari di tempat tujuan baru Anda, dan dapatkan sinar matahari sebanyak mungkin dengan pergi ke luar atau membuka tirai di kamar," kata Moore.

Ada juga beberapa hal yang sebaiknya dihindari, ia menambahkan, jika ingin memperoleh kenyamanan saat tidur di kamar hotel.

Di antaranya seperti menghindari kafein dari sore hingga waktu tidur, atau menjauhi perangkat elektronik sekitar satu jam sebelum tidur.

Jika masih sangat sulit untuk beristirahat, beberapa hotel berbintang menawarkan fasilitas tambahan untuk mendukung tamu hotel agar bisa tidur nyenyak.

Di antaranya fasilitas penutup mata, CD musik yang menenangkan, pewangi herbal, dan penutup telinga untuk meredam suara.

https://travel.kompas.com/read/2022/01/27/144300927/sulit-tidur-saat-menginap-di-hotel-pahami-alasan-ilmiah-dan-solusinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke