Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nama 600 Pemugar Candi Borobudur Diabadikan pada Prasasti

KOMPAS.com - Candi Borobudur merupakan ikon dari Kota Magelang dan telah berdiri selama ratusan tahun.

Bahkan, seperti dikutip dari Kompas.com (25/10/2021), UNESCO telah menetapkan Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia pada 1991. Membuatnya menjadi situs budaya pertama di Indonesia yang masuk dalam situs warisan dunia atau world heritage list  UNESCO. 

https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/25/150000269/alasan-unesco-menetapkan-borobudur-sebagai-situs-warisan-dunia

Dalam perjalanannya, ada ratusan pemugar yang telah berjasa menangani candi terbesar Buddha di dunia ini.

Menurut pihak Balai Konservasi Borobudur (BKB), terdapat 600 orang yang terlibat dalam pemugaran Candi Borobudur selama 1973-1983.

Nama-nama mereka akan diabadikan dalam sebuah prasasti di Kompleks Kenari Candi Borobudur.

Gagasan ini bermula saat Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid sedang berkumpul bersama orang-orang lama untuk berdiskusi santai, tepatnya pada Oktober 2021.

"Pak Dirjen memerintahkan kami untuk buat prasasti, beliau memang ada keinginan memberikan penghargaan kepada para pemugar. Awalnya setelah ketemu para pensiunan sambil diskusi dan ngobrol santai," jelas Ketua BKB, Wiwit Kasiyati kepada Kompas.com, Jumat (11/02/2022).

Inisiatif Hilmar kemudian berkembang menjadi pencarian data oleh para pengurus BKB. Dengan bantuan para orang-orang lama dan pemugar yang masih hidup, data para pemugar cepat terkumpul.

"Kami kumpulkan datanya. Ditanyain siapa-siapa saja yang dulu terlibat, semua pemugar baik dari pelaksana, pimpinan, sampai pengamanan," lanjut dia.

Menurut Wiwit, nama-nama pemugar yang ditulis merupakan mereka yang terlibat mulai dari proses persiapan sampai peresmiannya.

Untuk diketahui, seperti dilansir Kompas.com dari Borobudurpedia, Candi Borobudur sendiri telah melalui pemugaran sebanyak dua kali.

Pertama, pada periode 1907-1911 yang dilakukan oleh Theodoor Van Erp.

Kemudian, pemugaran kedua dilakukan pada 1973-1983 oleh pemerintah Indonesia dan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

"Komite dari UNESCO, staf ahli dari ITB, UGM, UI, dari international expert, kontraktornya, semuanya lengkap," jelas Wiwit.

Ia menyampaikan, prasasti tersebut sudah selesai pada Desember 2021. Tingginya ditaksir sekitar tiga hingga empat meter dengan bahan batu buatan.

Rencananya, prasasti bertuliskan nama pemugar ini akan diletakkan di pelataran candi, atau di antara dua prasasti lain yang sebelumnya sudah ada. 

Kedua prasasti tersebut diketahui merupakan kenangan Candi Borobudur yang menandai waktu saat sebelum dan sesudah candi dipugar oleh Presiden Soeharto.

Wiwit menjelaskan, peletakan prasasti berisi nama pemugar di antara dua prasasti lainnya dapat memudahkan pemandu wisata dalam menjelaskan pada pengunjung.

"Kami meletakkan prasasti berisi nama pemugar ini di antara dua prasasti tadi, jadi pemandu kalau menjelaskan ke wisatawan bisa runut," terangnya.  

  • 4 Tempat Wisata di Desa Wisata Dieng Kulon, Ada Candi Arjuna
  • Borobudur Edupark, Menggali Makna Luhur Candi Borobudur melalui Karya Seni

Sampai saat ini, prasasti masih ditutup dengan terpal. Pengelola belum mengetahui pasti siapa yang akan meresmikannya.

"Kapan dan siapa yang meresmikan? Kami belum tahu. Yang penting sudah selesai, tinggal mohon arahan Pak Dirjen nanti siapa yang meresmikan," ujar Wiwit.

Sebelumnya, yang meresmikan prasati sebelum dan sesudah pemugaran candi adalah presiden. Oleh karena itu, ia menilai akan baik jika selama pemugaran diresmikan oleh presiden juga.

Apalagi, ia menambahkan, 600 nama pemugar tersebut pantas diabadikan karena dianggap sangat berjasa. Sehingga, Candi Borobudur masih tetap berdiri megah hingga saat ini.

https://travel.kompas.com/read/2022/02/13/152006827/nama-600-pemugar-candi-borobudur-diabadikan-pada-prasasti

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke