Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Lakukan 3 Hal Ini Saat Pemeriksaan Keamanan di Bandara

KOMPAS.com - Sebelum naik pesawat, semua calon penumpang wajib melewati prosedur pemeriksaan keamanan yang ketat di bandara seluruh Indonesia.

Aturan pemeriksaan keamanan dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama keberlangsungan penerbangan sipil.

Melansir Kompas.com (07/07/2017), pengamat penerbangan Alvin Lie menjelaskan bahwa pemeriksaan atau security check point (SCP) di seluruh bandara Indonesia diterapkan sebanyak dua kali.

SCP pertama diletakkan di batas antara ruang publik dengan area check in, sementara SCP kedua ditempatkan sebelum memasuki area pemberangkatan atau boarding lounge.

Menurut Alvin, SCP pertama belum terlalu ketat karena koper juga akan dipindai dan masih ada pemeriksaan selanjutnya. Tujuan utamanya adalah mengecek apakah ada barang-barang yang masuk kategori berbahaya di bagasi.

Adapun pada SCP dua, pemeriksaan diberlakukan lebih ketat. Atas dasar ketentuan tertulis dari Kementerian Perhubungan, penumpang yang melewati SCP dua diminta menanggalkan semua barang yang terbuat dari bahan logam untuk diperiksa melalui mesin x-ray.

Lantas, apa saja hal yang tidak boleh dilakukan ketika pemeriksaan keamanan di bandara?

Hal yang tidak boleh dilakukan saat pemeriksaan keamanan di bandara

1. Membawa barang-barang berbahaya atau ilegal

Sebelum melewati pemeriksaan keamanan, cek lagi barang-barang apa saja yang termasuk kategori berbahaya atau terlarang, dan tidak boleh dibawa ke dalam pesawat.

Beberapa benda yang termasuk dalam kategori itu misalnya seperti gunting, pisau, atau korek api.

"Selain senjata maupun barang berbahaya lainnya yang masuk dalam kategori prohibited item (barang terlarang), ada juga yang disebut sebagai Contraband."

Demikian ungkap Airport Security Screening Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Kiki Eprina Arieanti kepada Kompas.com, Rabu (16/2/2022)

Contraband memiliki arti barang gelap atau barang selundupan yang ilegal, misalnya hewan yang tidak memiliki surat karantina, atau uang dengan jumlah tidak wajar.

2. Bercanda mengenai hal berbahaya

Jangan pernah bercanda mengenai bom atau aksi terorisme saat berada di bandara, terutama ketika melewati pemeriksaan keamanan.

Menurut Kiki, lelucon seperti ini bisa termasuk dalam kategori pemberian informasi palsu yang membahayakan penerbangan. Sehingga, dapat berpotensi mengundang petugas keamanan untuk mencurigai si pembuat lelucon.

  • Bercanda Bom di Dalam Pesawat, WNA Portugal Terancam Penjara 1 Tahun
  • Bercanda Bom di Dalam Pesawat, Pensiunan ASN Diamankan

3. Bersikap tidak kooperatif

Jika sedang melewati pemeriksaan keamanan dan terjadi sesuatu, misalnya mesin berbunyi, jangan panik dan tetap ikuti arahan petugas.

Biasanya, orang-orang yang bersikap tidak kooperatif atau bahkan melawan, akan lebih dicurigai dan bisa menghambat proses pemeriksaan.

"Misalnya ketika ditanya membawa barang apa, kalau seumpama kooperatif bisa langsung membuka, tapi kalau tidak bisa kan, otomatis ada personel kami yang akhirnya nempelin," jelas Kiki.


Jika tidak sengaja membawa barang yang sebenarnya tidak diizinkan dan terjadi penyitaan, sebaiknya penumpang juga tidak membantah.

Pasalnya, menurut Kiki, ada beberapa ketentuan standar barang di Indonesia dan internasional yang berbeda.

Salah satunya, menurut standar ICAO (International Civil Aviation Organization), korek api zippo atau lighter boleh dibawa di saku, kecuali korek api batangan. Sementara, di Indonesia standarnya lebih ketat, yaitu tidak boleh membawa korek api jenis apapun.

Maka, sebaiknya bersikaplah kooperatif terhadap arahan dari petugas keamanan bandara, selama hal tersebut memang benar adanya dan dibuat untuk menjaga keamanan penerbangan.

Hal yang sebaiknya dilakukan saat pemeriksaan keamanan

Ketika pemeriksaan keamanan di bandara, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh penumpang agar prosesnya lebih cepat dan mudah.

Pertama, menyiapkan diri dengan melepaskan benda-benda berbahan logam seperti ponsel, ikat pinggang, jam tangan, cincin, dan sejenisnya.

Barang-barang ini bisa diletakkan ke dalam wadah atau tas bawaan kita untuk diperiksa melalui mesin x-ray.

Kiki mengatakan, untuk penerbangan internasional, cairan juga harus dipisah.

"Persiapkan barang-barang yang mengandung metal, dan elektronik sebaiknya sudah dipisahkan. Kalau terbang ke luar negeri dan menggunakan maskapai internasional, likuid, aerosol, dan gel juga sebaiknya dipisah," jelas Kiki.

Agar barang-barang tidak berjatuhan, kamu tidak perlu tergesa-gesa dan usahakan tetap tenang saat meletakkan barang.

Supaya lebih mudah dan cepat, kamu bisa menyimpan barang-barang penting, seperti ponsel, paspor, boarding pass, tiket pesawat, kartu identitas, dan lainnya di dalam satu tas terpisah.

Dengan begitu, kamu tidak perlu repot membongkar tas saat melakukan pemeriksaan.

Sebab, membongkar tas untuk mengambil barang-barang itu akan memakan waktu dan menghambat antrean, sehingga dapat membuat penumpang lain di belakang kita menjadi kesal.

"Prepare misalnya kalo bawa laptop, laptopnya jangan ditaruh di paling bawah tas yang sudah dipacking rapi, pasti susah ngambilnya," ujar Kiki.

Jangan lupa untuk mengambil kembali setelah selesai pengecekan.

Proses pemeriksaan keamanan memerlukan cukup banyak waktu.

Oleh karena itu, usahakan tidak berangkat dengan waktu yang mepet dengan jadwal penerbangan.

Biasakan tiba di bandara satu sampai dua jam sebelum waktu keberangkatan pesawat. Dengan begitu, kamu juga dapat mengantisipasi hambatan di sana, seperti ramainya antrean pemeriksaan atau lainnya.

https://travel.kompas.com/read/2022/02/20/180319027/jangan-lakukan-3-hal-ini-saat-pemeriksaan-keamanan-di-bandara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke