Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Tips Wisata ke Swiss, dari Cara Bikin Visa sampai Bujet Wisata

KOMPAS.com - Swiss membuka pintu bagi wisatawan mancanegara termasuk wisatawan asal Indonesia. 

Wisatawan tidak butuh menunjukkan bukti PCR atau antigen Covid-19 untuk berkunjung ke destinasi yang sering masuk daftar negara terindah di dunia ini. 

Ada beberapa proses yang harus kamu lalui untuk bisa berwisata di Swiss, seperti mengurus tiket, visa, dan akomodasi. Selain itu, ada beberapa tips yang bisa membuat liburan jadi lebih praktis di Swiss. 

Kompas.com merangkumnya dari perjalanan  STS Winter Magic Tour yang dilaksanakan pada awal Maret 2022, seperti berikut. 

Langkah pertama untuk pergi ke Swiss adalah membeli tiket pesawat. 

Ini penting, karena syarat mendapat visa Schengen dari Kedutaan Besar Switzerland di Jakarta adalah melampirkan tiket pesawat pergi dan pulang. 

Harga tiket pesawat dari Jakarta ke Zurich (biasanya transit) kisaran Rp 12 juta sekali jalan. Harga bisa berubah tergantung musim atau promo. 

Swiss sendiri punya maskapai nasional bernama Swiss yang terbang transit dari Singapura atau Bangkok. 

Perlu dicatat, pada masa pandemi kebanyakan negara memberlakukan aturan tiket pesawat dalam satu pemesanan meskipun ada penerbangan transit. 

Dalam artian kamu tidak diperbolehkan memesan tiket terpisah misal dari Jakarta-Singapura lalu Singapura-Zurich. 

Namun peraturan ini tentunya bisa berubah, penting untuk terus melihat perkembangan aturan perjalanan pada masa pandemi. 

2. Beli arusansi perjalanan

Proses selanjutnya setelah beli tiket pesawat adalah membeli asuransi perjalanan selama berwisata di Swiss dan negara Eropa lain (jika kamu wisata overland).

Ini juga salah satu syarat mendapatkan visa Schengen khususnya pada masa pandemi. 

Sebab asuransi harus menanggung biaya kesehatan dan Covid-19 dengan nilai minimal 50.000 dollar AS. 

Formulir pengajuan visa juga akan bertanya akomodasi tempat kamu menginap selama di Swiss. 

Jadi tidak ada salahnya untuk memesan akomodasi terlebih dahulu, mengingat harganya juga lebih murah ketimbang memesan dalam waktu dekat hari keberangkatan. 

Akomodasi di Swiss ada banyak pilihan dari hotel, hostel, sampai Airbnb. Harga akomodasi tergantung kota dan musim saat kamu berkunjung ke Swiss. 

Sebagai gambaran, harga kamar hotel bintang tiga di Zurich, Ibu Kota Swiss mulai Rp 2 juta per malam. 

Bagi kamu yang ingin masak makanan sendiri selama di Swiss, sebaiknya pesan Airbnb yang memiliki dapur lengkap.  

Sementara bagi kamu wisatawan hemat bujet, bisa memesan ranjang di hostel yang sering disebut youth hostel di Swiss. 

3. Membuat visa Swiss dari agen resmi VFS

Selama pandemi, Kedutaan Besar Swiss di Jakarta menunjuk agen resmi untuk mengurus visa mereka yaitu VFS yang berada di Mal Kuningan City, Jakarta Selatan.  

Waktu penerbitan visa 15 hari kerja, jadi pastikan jangan terlalu mepet untuk mengajukan pembuatan visa.  Berkunjunglah ke situs VFS, buat janji temu untuk membuat visa  Schengen untuk negara Switzerland. 

Unggah formulir yang harus diisi, lengkapi formulir, bawa segala dokumen yang diperlukan seperti surat referensi dari bank, polis asuransi perjalanan, surat referensi dari kantor (jika diperlukan), tiket perjalanan pergi dan pulang, serta  pas foto khusus untuk visa Schengen.  

Visa Schengen dikenakan biaya Rp 1.300.000 dan jasa pembuatan visa dari VFS dikenakan biaya Rp 350.000. 

Kunci liburan praktis di Swiss ada pada tiket terusan transportasi dan museuSwiss Travel Pass dapat dibeli via online sebelum keberangkatanmu ke Swiss.  

Caranya membeli Swiss Travel Pass bisa melalui situs resmi www.sbb.ch dan ada pilihan untuk pilihan tiket terusan untuk tiga, empat, enam, delapan, dan 15 hari.  

Harga tiket terbagi menjadi dua yaitu transportasi kelas satu atau kelas dua. 

Harga Swiss Travel Pass mulai 232 Frank Swiss atau setara Rp 3.560.00 untuk tiket tiga hari di kelas dua.  

Bagi kamu yang berusia di bawah 25 tahun, ada keringan diskon 30 persen untuk Swiss Travel Pass.  

Sementara itu, bagi kamu yang bepergian bersama keluarga dengan anak usia 6-16 tahun sebaiknya membeli Swiss Family Card karena gratis tiket transportasi untuk anak. 

Dari pengalaman Kompas.com, harga makanan utama di Swiss berkisar 20-25 Frank Swiss atau setara Rp 300.000 - Rp 385.000 per porsi di restoran biasa.  

Khusus untuk makanan seperti makanan khas Swiss fondue, harganya rata-rata 30 Frank Swiss atau setara Rp 450.000. 

Kamu bisa mengirit pos bujet makan selama liburan di Swiss. Cara termudah adalah masak sendiri. 

Supermarket di Swiss mudah ditemui khususnya di lokasi strategis seperti basement stasiun besar.  Produk sayur, buah, dan daging di Swiss berkualitas tinggi dan segar.  

Apalagi jika kamu bepergian dengan keluarga yang sulit makan makanan ala barat, bawalah bumbu masak instan dari Tanah Air.  

Bagi kamu yang tidak ingin repot masak, ada beberapa kiat menghemat pos belanja makanan. Pertama jangan makan di restoran, pilihlah makan di kafetaria (biasanya menjual makanan prasmanan siap saji) harganya berkisar 10-15 Frank Swiss setara Rp 150.00- Rp 230.000. 

Kafetaria ini bisa ditemui di dalam satasiun atau kawasan sekitar stasiun.   

Beberapa kafetaria tidak menyediakan tempat duduk untuk bersantap di tempat. Kamu bisa menyantap makanan ini di penginapan atau di taman.  

Pilihan lain karena porsi makanan di Swiss yang besar, makan sandwich, kebab, bagel isi, atau burger yang siap saji sebenarnya cukup kenyang.  Kisaran harga jenis makanan siap saji ini 7-15 Frank Swiss atau setara Rp 100.000 - Rp 230.000.  

Jenis makanan siap saji ini bisa dibeli di toko roti dan minimarket.  Selanjutnya cara irit pos bujet makanan adalah makan sup pakai roti (cara ini tidak disarankan bagi kamu yang mudah lapar). 

Ada banyak restoran sup (menunya hanya sup) di Swiss, harganya mulai 6-10 Frank Swiss atau Rp 92.000 - Rp 150.000.  

Jangan lupa membeli roti di mini market kisarannya harga 2-3 Frank Swiss atau Rp 30.000 - Rp 45.000.

Air minum di Swiss gratis karena air keran dan air mancurnya aman diminum. Jangan lupa bawa botol minum kosong saat berwisata. 

Ada baiknya menentukan daerah di Swiss yang ingin kamu kunjungi. Sebab, Swiss punya 23 Canton (seperti provinsi) yang masing-masing punya tempat wisata dan berbagai aktivitas menarik. 

Misalnya saat berkunjung ke Zurich banyak wisatawan menghabiskan waktu berkunjung ke museum dan bermain di danau.

Saat ke St Moritz wisata musim dingin dan berkunjung ke Pegunungan Alpen adalah aktivitas  populer.

Begitu pula saat ke Lucerne atau Zermatt banyak orang menghabiskan waktu di pegunungan. 

Jadi lakukan survei terlebih dahulu tempat wisata di Swiss, sesuaikan dengan prefrensi aktivitas wisata, musim, dan durasi perjalanan agar liburanmu menyenangkan, tidak lelah selama perjalanan. 

https://travel.kompas.com/read/2022/04/01/140800927/6-tips-wisata-ke-swiss-dari-cara-bikin-visa-sampai-bujet-wisata

Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke