JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa minat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sangat tinggi, terutama warga Australia.
Untuk diketahui, Menparekraf dan jajaran melakukan kunjungan kerja ke Australia selama sepekan kemarin, tepatnya 6-10 April 2022.
Dari kunjungan tersebut, ia melihat minat masyarakat Australia terhadap destinasi wisata di Indonesia khususnya Bali sangat besar.
"Kunjungan kerja pertama kami sengaja pilih Australia, karena setelah (Bali) dibuka 8 maret, ternyata wisman Australia yang memuncaki dari jumlah wisman masuk ke Indonesia," kata Sandiaga saat Weekly Press Briefing virtual, Senin (11/4/2022).
Lebih lanjut, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, dari 63 persen warga negara asing (WNA) yang masuk, total 21,4 persen di antaranya merupakan WNA asal Australia.
Melihat antusiasme masyarakat maupun pelaku industri Australia, Menparekraf yakin target 1,4 juta kedatangan wisatawan Australia ke Indonesia dapat terpenuhi dalam beberapa periode ke depan.
"Australia telah menganggap Bali as second home (rumah kedua), maka 1,4 juta wisman kami targetkan untuk datang ke Indonesia," lanjut dia.
Apalagi menurutnya, tingkat positivity rate yang menunjukkan infeksi virus Covid-19 setelah kedatangan para wisman termasuk sangat rendah, disebabkan vaksinasi yang tinggi.
Kata Sandiaga, melonjaknya permintaan wisman Australia juga disebabkan oleh sejumlah kemudahan kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia terkait pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Mulai dari bebas karantina, peniadaan PCR-test saat kedatangan, serta perluasan Visa on Arrival (VoA) bagi 43 negara termasuk Australia.
“Saya melihat ini kebangkitan ada di depan mata kita, kepulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dan tentunya penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat,” kata Sandiaga.
Meningkatkan aksesibilitas
Mengetahui tingginya minat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali, Menparekraf berupaya meningkatkan aksesibilitas, terutama pada layanan penerbangan.
Adapun saat ini, terdapat tiga rute penerbangan langsung yang sudah dioperasikan oleh Jetstar ke Bali, yaitu tiga kali per minggu dari Melbourne dan Sydney, serta tiap hari dari Perth.
Kendati demikian, rute tersebut dinilai masih belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar Australia.
"Tapi ini masih kurang, jumlah penerbangan jika ditambah akan sangat strategis untuk pemulihan sektor parekraf kita," tegasnya.
Sebagai informasi, pada 10 April lalu, penerbangan Jetstar Australia dari Sydney ke Denpasar Boeing 787-8 terisi penuh dengan total 335 penumpang.
Permintaan yang tinggi ini, menurut Sandiaga, konsisten sejak dioperasikannya kembali penerbangan Jetstar pada 14 Maret 2022. Kondisi tersebut diprediksi akan berlangsung sampai beberapa minggu ke depan, mengingat di Australia saat ini memasuki masa libur Paskah.
Tak hanya itu, maskapai dengan rute penerbangan dari beberapa negara yang menuju ke Australia, seperti dari Doha, Istanbul, dan Dubai didorong untuk dapat transit di Bali terlebih dahulu, baru ke Australia.
Harapannya dengan rute transit di Bali, dapat mendorong jumlah wisman dari negara lain untuk mampir beberapa hari di Pulau Dewata sebelum melanjutkan perjalanan ke Australia.
“Ini nanti akan diskusikan dengan rekan-rekan Kementerian Perhubungan apakah untuk waktu yang sangat krusial ini kami diperbolehkan, karena Bali membutuhkan sekali,” ujar Sandiaga.
https://travel.kompas.com/read/2022/04/11/173318827/menparekraf-targetkan-14-juta-wisman-australia-berkunjung-ke-bali