Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita WNI Berpuasa di Kota Torun Polandia, Durasi Puasa hingga 18 Jam

KOMPAS.com - Umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa saat bulan Ramadhan, begitu pula dengan muslim di Indonesia.

Sayangnya, tak semua warga negara Indonesia (WNI) bisa berpuasa di Tanah Air lantaran tengah berada di negara lain. 

Salah satunya adalah Wikan Haqqu Baihaqi, seorang mahasiswa Nicolaus Copernicus University di Kota Torun, Polandia, yang berbagi cerita mengenai pengalaman puasanya di kota tersebut. 

Mahasiswa jurusan International Economics and Finance ini menjelaskan, Kota Torun berjarak kurang lebih tiga jam dari Ibu Kota Polandia, Warsawa, dengan naik kereta. 

Menurut Wikan, sebagian besar atau sekitar 97,5 persen masyarakat di Kota Torun beragama Nasrani.

  • Pengalaman Puasa WNI di Okinawa Jepang, Wajib Atur Waktu Istirahat
  • Kisah Puasa di Krakow, Polandia, Dapat Buka Bersama dari Donatur

Ia melanjutkan, tidak ada masjid maupun komunitas muslim di kota tersebut karena jumlah umat Islam cukup sedikit.

Selama berpuasa di Torun, Wikan akan sahur dan berbuka puasa dengan mengandalkan bantuan aplikasi atau jadwal dari komunitas muslim karena tidak ada suara azan.

"(saat) Sahur, saya juga membuat makanan sendiri dengan memasak menu simpel, biasanya memasak setelah salat tarawih," kata Wikan kepada Kompas.com, Rabu (20/4/2022). 

"Saya mengusahakan tak masak saat pagi-pagi, supaya tidak menganggu orang yang lain karena saya tinggal di dormitory (asrama)," tambahnya. 

Sementara itu, saat berbuka puasa, Wikan memasak makanan sendiri atau kadang makan di luar sekaligus ngabuburit (menunggu azan maghrib menjelang buka puasa). Bahkan, saking sulitnya mendapat takjil khas Indonesia, ia sampai harus membuatnya sendiri. 

"Cara yang paling mudah untuk mengobati kerinduan akan masakan Indonesia adalah mencoba untuk masak, kemarin coba masak kolak, pentol, dan lain-lain," katanya.

Menurutnya, jika ia tidak berada di Torun dan tengah tinggal di Indonesia, dirinya tidak mungkin memasak makanan tersebut sendiri. 

Perbedaan Ramadhan di Indonesia dengan Polandia terletak di suasananya. Wikan mengaku, ia sama sekali tidak merasakan atmosfer Ramadhan di tempat tersebut.

Apalagi, lanjutnya, ia juga tidak bisa mendengar suara azan dan lagu religi, atau melihat orang menjajakan takjil di pinggir jalan seperti di Tanah Air.

Adapun durasi berpuasa di Torun lebih panjang, yakni sekitar 16 jam, mulai pukul 04.00 waktu setempat hingga pukul 20.00 waktu setempat. 

"Bahkan di akhir bulan Ramadhan, mundur menjadi pukul 03.00 WIB dan buka puasa pukul 20.00, lebih lama tapi tak terlalu berat," katanya.

Meski durasinya lebih lama, ibadah puasa yang dijalankan Wikan tetap lancar, karena Ramadhan tahun ini jatuh pada musim semi. 

Saat musim semi, suhu udara rata-rata sekitar 7-8 derajat celsius, jadi relatif masih dingin, sehingga rasa lapar dan haus bisa dikendalikan.

Namun, saat musim panas, bisa berbeda karena durasi puasa bisa sampai 18 jam. Sahur pukul 02.00 waktu setempat, lalu buka puasa pukul 21.00 waktu setempat, ditambah lagi dengan tantangan suhu udara yang cenderung panas. 

Selama Ramadhan di Polandia, Wikan mengatakan, kualitas ibadah puasa tetap sama dengan di Indonesia, meski durasinya lebih lama.

Ia berpendapat, berpuasa di luar negeri merupakan pengalaman baru dan menantang, apalagi bisa merasakan puasa di negara yang jauh dari Indonesia.

"Perbedaan itu datang dari banyak hal mulai budaya, sosial kebiasaan sehari-hari, dan waktu puasanya," ujarnya.

Saat mengetahui bahwa Wikan berpuasa, teman di dormitory-nya sempat berpikir bahwa puasa adalah hal yang membahayakan, karena sampai tidak minum seharian.

Ada juga yang heran karena ia tidak makan dan minum dari pagi sampai malam hingga 30 hari. 

Menyikapi hal tersebut, Wikan memberi penjelasan kepada teman-temannya dengan mengajak mereka berdiskusi mengenai puasa.

Soal makanan halal di Torun, Wikan mengatakan bahwa muslim bisa menemukannya, namun di kemasannya tidak tercantum logo halal.

"Kalaupun ada (makanan berlogo halal), salah satunya adalah mi instan Indomie dari Indonesia yang dijual di supermarket," tuturnya.

Perlu diketahui bahwa Indomie yang dijual di Torun bukan buatan Indonesia, melainkan dari pabrik di Serbia untuk pasar Eropa. 

Saat membeli makanan, ia menyarankan untuk hati-hati, khususnya saat mengecek bahan atau ingredients-nya. 

Tidak hanya itu, di kota tersebut tidak ada toko penjual makanan halal atau Asian market (pasar tempat menjual makanan dari Asia). Namun, jika mencari daging halal, umat Islam bisa mendapatkannya. 

Hal itu karena ada perusahaan di Polandia yang menyembelih daging secara halal, sehingga dapat dikonsumsi umat Islam. 

"Daging halal dijual di berbagai supermarket yang ada di seluruh wilayah Polandia, meski begitu tak ada logo halalnya," katanya.

Maka dari itu, jika ingin membeli daging halal, umat Islam yang ada di negara tersebut hanya tinggal mencari perusahaan yang memotong daging secara halal. 

Meski berada di negara mayoritas umat Nasrani, Wikan terkadang berbuka puasa bersama orang Indonesia juga. 

Sebagai koodinator wilayah PPI (Perhimpuan Pelajar Indonesia) di Torun, Wikan mengajak teman-temannya mengadakan buka puasa dengan sistem potluck.

Jadi, masing-masing orang akan memasak dan berbagi hasil masakannya kepada teman-teman yang lain saat buka puasa bersama.

Wikan mengatakan, hal tersebut cukup mengobati rindu akan masakan Indonesia, karena ada yang membawa takjil, kolak, dan bubur sumsum, sedangkan makanan utamanya ada pecel hingga opor. 

Menurutnya, sistem potluck untuk acara berbuka puasa cukup unik karena dirinya belum pernah melakukannya sebelumnya. 

Selama Lebaran tahun 2021, kegiatan salat Idul Fitri di Torun masih diadakan atas inisiatif mahasiswa asal Indonesia. 

"Salat Idul Fitri digelar dengan teman beragama Islam dari negara lain seperti Maroko dan lainya, serta dilakukan di lapangan sepak bola dekat hutan di kampus, lapangannya sedikit tersembunyi jadi tak banyak orang yang tahu," ujar Wikan.

"Sedikit yang melaksanakan shalat, tapi suasananya sangat khusyuk, bahkan setelah salat pun banyak yang menangis haru karena rindu kepada orang-orang tercinta," pungkasnya. 

https://travel.kompas.com/read/2022/04/21/171211127/cerita-wni-berpuasa-di-kota-torun-polandia-durasi-puasa-hingga-18-jam

Terkini Lainnya

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

Jalan Jalan
10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke