Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengalaman Puasa di Sydney, Berburu Jajanan di Festival Ramadhan

KOMPAS.com - Berpuasa Ramadhan di negeri orang tentu memberi kesan tersendiri. Terutama jika Ramadhan tahun-tahun sebelumnya biasa dilalui di tanah air.

Perbedaan itu dirasakan salah satunya oleh Yulia Fatimah, Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah menetap di Australia selama lebih kurang dua tahun untuk bekerja dan berencana melanjutkan studi.

Sempat menetap di Tasmania selama satu tahun, kini Yulia dan suami menetap di Sydney.

"Menjalani Ramadhan di Australia sangat jauh perbedaannya dengan menjalani ibadah puasa di Indonesia."

"Karena muslim adalah minoritas jadi hari-harinya seperti hari biasa saja. Tidak ada yang spesial, bahkan hari Idul Fitrinya pun tidak libur, kita saja yang minta libur kerja ke perusahaan tempat bekerja," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (23/04/2022).

Yulia mengaku ada sejumlah hal yang terasa hilang dari kemeriahan Ramadhan yang biasa dirasakannya di Indonesia. Misalnya, kehilangan momen berkumpul bersama keluarga besar, tidak menemukan jajanan khas tanah air, serta tidak ada keriuhan yang biasa ada selama Ramadhan.

"Tidak ada kolak dan gorengan pinggir jalan, tidak ada menonton ceramah sebelum buka, tidak ada anak kompleks yang membangunkan sahur dengan menabuh gendang," tambah dia.

  • Puasa di Cannes dan Marseille Perancis, Lelah Terbayarkan Indahnya Kota
  • Cerita Puasa di Mekkah, Ada Tradisi Bergadang hingga Sahur 

Meski begitu, ia mengaku tak merasakan kesulitan dalam menjalankan puasa Ramadhan di Australia, terutama tempatnya tinggal saat ini. Menurutnya, Sydney sangat multikultural dan toleransi agamanya sangat tinggi.

Bahkan, jika pergi ke daerah yang ditinggali komunitas muslim, Yulia mengaku ikut merasakan kemeriahan Ramadhan. Misalnya, ketika berkunjung ke Ramadan Nights Market di Lakemba.

Di sana, tinggal banyak warga muslim dari berbagai negara yang menjajakan makanan khas negaranya.

Meski muslim merupakan minoritas di Sydney, namun kemeriahan Ramadhan tetap bisa dirasakan jika pergi ke Lekemba, daerah yang ditinggali komunitas muslim.

Bahkan, setiap tahunnya di sana digelar Lakemba Ramadan Nights. Di festival atau pasar malam itu, pengunjung bisa menemukan banyak jenis kudapan yang berasal dari berbagai negara.

Lakemba Ramadan Nights rupanya cukup populer dan diselenggarakan setiap tahunnya, namun terhenti selama dua tahun karena pandemi.

Tahun ini, Ramadan Nights digelar mulai 2 April hingga 1 Mei 2022.

"Sudah dua tahun enggak diselenggarakan gara-gara Covid-19. Tahun ini ada lagi," ucap Yulia.

Di sana, terdapat banyak makanan yang berasal dari berbagai negara. Seperti kudapan tradisional Timur Tengah Knafeh, burger unta, kebab, dan martabak.

Adapun Knafeh, dalam kamus Cambridge, dideskripsikan sebagai kudapan manis dengan beberapa lapisan yang dipadu dengan keju lembut serta cairan kental dari gula. Kudapan ini biasa dimakan oleh orang-orang di Timur Tengah.

Menurut Yulia, salah satu jajanan favoritnya itu dibanderol seharga 10 Dollar Australia atau setara RP 104.000.

"Knafeh harganya 10 Dollar (Australia), sekotak isinya keju manis kaya susu kental manis," katanya.

Ada pula burger unta, yang menurutnya paling banyak didatangi pengunjung. Sama seperti Knafeh, burger unta juga dibanderol 10 Dollar Australia.

Merasakan kemeriahan Ramadhan di Lakemba membuat Yulia menyadari bahwa kehangatan bulan suci tetap bisa dirasakan ketika berkumpul bersama sesama komunitas muslim.

"Suasana Ramadhan yang meriah terasa sekali di sana membuat kami menyadari bisa membuat selebrasi dengan ikut merayakan dengan komunitas muslim di Sydney," ucapnya.

https://travel.kompas.com/read/2022/04/24/151600327/pengalaman-puasa-di-sydney-berburu-jajanan-di-festival-ramadhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke