Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Aktivitas di Kampoeng Heritage Kajoetangan, Bisa Beli Barang Antik

MALANG, KOMPAS.com - Kampoeng Heritage Kajoetangan merupakan kawasan heritage yang membawa jejak peninggalan era kolonial Belanda, kemudian dikelola menjadi tempat wisata.

Mengusung suasana tempo dulu, kawasan yang berlokasi di Jalan Arif Rahman (AR) Haim gg II, Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur ini menawarkan berbagai pengalaman menarik.

Tak hanya menyusuri bangunan-bangunan berusia ratusan tahun, pengunjung dapat mengambil foto, membeli barang antik yang dijual, hingga menikmati kuliner.

Lalu, apa saja yang bisa dilakukan saat berkunjung ke kawasan Kampoeng Heritage Kajoetangan di Malang? Berikut rangkumannya.

Kampoeng Heritage Kajoetangan dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang tepat untuk berburu foto retro maupun video untuk dijadikan konten.

Kayutangan yang merupakan jantung kota pada masa kolonial, memiliki banyak peninggalan bangunan yang masih khas dan terjaga keasliannya.

Termasuk sebagian besar rumah lama di kawasan tersebut, pengunjung bisa menemukan sejumlah bangunan dengan bentuk jendela dan pintu besar khas Belanda yang unik.

Tak hanya bangunan asli, tersedia berbagai spot foto yang dilengkapi properti barang lawas.

Pada beberapa tempat, pengunjung bisa menemukan radio, televisi, telepon, timbangan, alat makan, sepeda, kaset, dan benda tua lainnya.

Adapun spot-spot foto tersebut tidak dikenakan biaya tambahan. Pengunjung cukup membayar Rp 10.000 di pintu masuk, namun dapat memberi tip di beberapa spot foto jika berkenan.

Sembari berfoto atau membuat konten yang apik untuk media sosial, pengunjung bisa mempelajari jejak sejarah era kolonial di kawasan ini.

Pada beberapa bangunan, khususnya yang masih asli, terdapat plakat khusus berisi informasi sejarah singkat tempat tersebut.

Misalnya, Rumah 1870 yang diklaim sebagai rumah tertua di wilayah Kayutangan.

Menurut plakat, tertulis bahwa bangunan dengan loteng beratap perisai ini masih utuh atau original dari awal pembangunan hingga sekarang.

Tak hanya Rumah 1870, ada beberapa peninggalan tua lainnya seperti rumah Mbah Ndut, rumah Jengki, rumah Jamu, hingga makam Eyang Honggo Kusumo.

Menurut keterangan penduduk lokal sekaligus pemilik Kafe Yowis, Epic, kawasan Kampoeng Heritage Kajoetangan awalnya sempat ingin difokuskan menjadi wisata religi.

Pasalnya, kampung ini tidak terlepas dari kisah spiritual tokoh-tokoh leluhur. Salah satunya yakni Mbah Honggo, sang Babat Atlas dan penyebar agama Islam.

Pengunjung dapat melakukan ritual spiritual, upacara kepercayaan lokal, dan berziarah ke makam Mbah Honggo, mengutip laman resminya, Minggu (08/05/2022).

Sebagai informasi, jika datang rombongan atau membuat janji terlebih dahulu, pengunjung bisa minta ditemani oleh pemandu wisata yang akan membawa tur keliling sambil menceritakan sejarah bangunan di sana. 

3. Beli barang antik atau produk kerajinan lokal 

Selain berfoto sambil belajar sejarah, pengunjung yang suka mengoleksi barang-barang antik juga dapat menjelajahi toko-toko atau rumah yang menjual barang tua tersebut. 

Dari sekian banyak tempat jualan barang antik di kawasan Kampoeng Heritage Kajoetangan, Kompas.com menemukan dua di antaranya, yaitu Kafe Yowis dan Galeri Pak Eko yang letaknya bersebelahan. 

Saat berkunjung ke Kafe Yowis, Jumat (06/05/2022), tempat itu tidak hanya menyediakan tempat kuliner tetapi juga pajangan barang antik yang bisa dibeli jika ada yang tertarik.

Beberapa barang yang ditawarkan seperti mesin jahit, radio, mesin tik, timbangan, kursi kayu, hingga hiasan unik. 

"Saya biasanya lewat Facebook juga. Jadi kalau ada orang nitip, bisa dijualkan, nanti barangnya disimpan di sini. Jadi display-nya ganti-ganti, kalau sudah kejual saya ganti yang baru," jelas pemilik Kafe bernama Epic, kepada Kompas.com, Jumat. 

Adapun harganya mulai dari Rp 250.000 untuk mesin ketik, hingga jutaan Rupiah untuk barang tertentu. 

Menurut Epic dan istrinya Eva, ada pula sejumlah produk kerajinan tangan yang diproduksi oleh UMKM warga Kampoeng Heritage Kajoetangan. 

Sayangnya, produk berupa kuliner seperti jamu atau aneka kue khas baru banyak dijual saat ada kegiatan khusus. Mengutip laman resminya, beberapa suvenir seperti payung, kaos, dan lukisan juga tersedia. 

4. Mengikuti event seni dan budaya

Tidak kalah menarik, aktivitas mengikuti kegiatan seni dan budaya dapat dicoba pada waktu-waktu tertentu.

Sesuai dengan temanya yang mengusung konsep tempo dulu, kegiatan yang diadakan di Kampoeng Heritage Kajoetangan banyak memasukkan unsur seni dan budaya sejarah lama. 

Seperti yang diadakan hari ini, Minggu (08/05/2022), ada Festival Larung Damar Kambang serta Riyayan Kupat. 

Lalu beberapa yang sudah pernah diselenggarakan seperti Festival Kerontjongan Nang Kajoetangan, Parade Jajanan Lawas, Pagelaran Musik, dan lomba video kreatif, mengutip laman resminya. 

5. Menikmati aneka kuliner

Baik di dalam kawasan Kampoeng Heritage Kajoetangan maupun di sekitarnya, terdapat aneka kuliner masa kini dan lampau yang bisa dinikmati oleh pengunjung. 

Jadi, setelah lelah mengelilingi kawasan kampung dan berfoto-foto, pengunjung bisa mampir ke beberapa kafe atau tempat kuliner di sana. 

  • 10 Wisata Alam Malang, Surga Tersembunyi di Jawa Timur
  • 5 Penginapan Malang Raya yang Unik, Ada yang Punya Onsen ala Jepang

Beberapa di antaranya seperti Kafe Yowis, Warung Kopi Hamur Mbah Ndut, warung STMJ, dan Depot Es Taloen sejak 1950 yang berada di samping pintu masuk Jalan AR Hakim.

https://travel.kompas.com/read/2022/05/09/090657827/5-aktivitas-di-kampoeng-heritage-kajoetangan-bisa-beli-barang-antik

Terkini Lainnya

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke