Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Era Metaverse Industri Pariwisata

BAYANGKAN kita duduk santai menikmati secangkir kopi dengan nyaman di kursi rumah di Jakarta dan secara bersamaan kita berjalan secara virtual ke kamar hotel di Turki untuk liburan yang akan datang.

Apakah itu terdengar seperti film sci-fi? Tidak. Inilah yang akan dilakukan oleh metaverse di industri pariwisata.

Metaverse mengundang banyak perhatian publik dan dunia bisnis, setelah Mark Zuckerberg menyampaikan untuk mengubah identitas Fecebook menjadi Meta Platforms Inc.

Metaverse berasal dari kata meta dan universal. Meta berarti melampui dan universe berarti semesta.

Jadi metaverse adalah seperangkat ruang virtual, tempat seseorang dapat membuat dan menjelajah dengan pengguna lainnya yang tidak berada pada ruang fisik yang sama dengan orang tersebut melalui kombinasi teknologi, seperti virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan video sehingga pengguna seolah "hidup" dalam dunia digital.

Metaverse ke depan akan memberikan dampak ke berbagai industri salah satunya industri pariwisata.

Melalui pengalaman imersif yang ditawarkan metaverse bisa dikemas pelaku industri pariwisata sebagai new experience bagi wisatawan yang bermuara pada customer satisfaction.

Teknologi imersif merupakan teknologi yang mengaburkan batasan antara dunia nyata dengan dunia digital atau dunia simulasi, sehingga penggunanya bisa merasakan suasana yang mirip dengan dunia nyata.

Dunia digital yang dijanjikan metaverse adalah solusi untuk mengubah industri pariwisata membangkitkan industri travel dan perhotelan yang dilanda pandemi.

Melalui teknologi metaverse terdapat potensi penerapan metaverse pada industri pariwisata yang dapat memberikan perjalanan wisata menjadi lebih baik seperti di bawah ini.

Pertama, Perjalanan Virtual (VR). VR memungkinkan kita untuk menjelajahi tempat baru tanpa hadir secara fisik ke destinasi wisata.

Wisatawan dapat melihat dan menjelajah secara 3D destinasi secara virtual sebelum memutuskan akan bepergian ke destinasi wisata.

Dengan perjalanan virtual dapat membantu pengunjung merasakan destinasi yang lebih awal secara detail dari berbagai sudut 3D.

Kedua. Tour Hotel Virtual. Teknologi tour virtual metaverse mampu membuat kunjungan wisatawan melihat hotel lebih detail sebelum memesan.

Beberapa pelaku usaha hotel mewah di luar negeri saat ini mulai menggunakan tour virtual sebagai cara untuk menunjukkan lokasi hotel, memamerkan kemewahan dan fasilitas hotel kelas dunia seperti di Maldives dan Dubai.

Contohnya Atlantis, Palm di Dubai yang terletak di The Palm Jumeirah, kepulauan berbentuk ohon Palem buatan manusia yang terkenal, saat ini telah membuat video 360 panorama VR yang menakjubkan.

Video VR tersebut memberikan pengalaman tour untuk melihat semua sisi hotel mulai dari fasilitas utama hotel, menunjukkan lobi hotel yang mengesankan, Royal Bridge (suite terbesar di hotel), restoran Nobu yang terkenal, akuarium, kolam renang, dan taman air, dan diakhiri dengan jalan-jalan malam di sekitar taman.

Selain itu, melalui teknologi VR wisatawan diberikan kesempatan untuk mencoba pengalaman berwisata secara virtual sebelum memutuskan apakah akan benar-benar ingin mengunjungi destinasi wisata tersebut.

Dengan demikian, ketika memutuskan, wisatawan tidak akan menyesal dan dirugikan karena sudah mendapatkan pengalaman sebelumnya.

Pada akhirnya wisatawan mendapatkan pengalaman liburan yang berharga dan biaya yang dikeluarkan terbayarkan dengan kepuasan pengalaman liburan sehingga kemungkinan akan datang lagi ke destinasi menjadi lebih terbuka.

Sementara itu, permulaan uji coba penggunaan layanan metaverse sudah mulai diterapkan di beberapa pelaku industri jasa perjalanan di luar negeri seperti pada agen perjalanan di Inggris Thomas Cook yang bereksperimen dengan pengalaman VR memberikan kesempatan kepada pelanggan mencoba berbagai wisata, termasuk tour helikopter di Manhattan.

Perusahaan tersebut melaporkan terjadi peningkatan 190 persen dalam pemesanan untuk liburan ke New York setelah pelanggan mencoba pengalaman VR New York lima menit di perusahaan agen perjalan tersebut.

Hal ini sejalan dengan kajian kepuasan pelanggang mengungkapkan bahwa pengalaman baru membuat pelanggan lebih bahagia daripada objek fisik.

Kepuasan wisatawan adalah ukuran keberhasilan bagi setiap pelaku usaha di bisnis jasa pariwisata.

Memanfaatkan metaverse untuk memberikan pengalaman yang interaktif terbukti memberikan keuntungan bagi pelaku usaha jasa pariwisata.

Oleh karena itu, mencoba menggunakan layanan metaverse menjadi salah satu solusi bagi pelaku jasa pariwisata di masa pandemi.

Sementara bagi pelaku usaha yang menggunakan teknologi metaverse membuat usaha menjadi lebih unggul dari pesaing.

Selanjutnya pelaku usaha wisata di Indonesia menyediakan layanan VR lalu bekerja sama dengan agen perjalanan wisata di di luar negeri untuk memasarkan pariwisata Indonesia yang akan memudahkan wisatawan mancanegara mengenal lebih jauh destinasi di Indonesia sehingga menarik mereka berkunjung ke Indonesia yang pada akhirnya mendatangkan devisa negara.

*Safri Haliding, Global Birma Institute, Pengurus DPP Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) & Co-Founder Indonesia LPDP Entrepreneurship Club (ILEC)

https://travel.kompas.com/read/2022/05/11/070000927/era-metaverse-industri-pariwisata

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke