Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

15 Wisata Dieng, Wajib Mampir Saat Libur Panjang dan Cuaca Cerah

KOMPAS.com - Dieng merupakan obyek wisata yang berada di dataran tinggi. Secara administratif, dataran tinggi Dieng terletak di Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. 

Dieng kerap dijuluki negeri di atas awan. Lokasinya berada di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), sehingga sering diselimuti awan utamanya pada pagi dan malam hari. 

Terdapat banyak obyek wisata di dataran tinggi Dieng, seperti gunung, bukit, kawah, candi, telaga, aneka kuliner, kolam pemandian air hangat, dan lainnya

Jadi, Dieng merupakan obyek wisata yang cocok untuk dikunjungi saat libur panjang. Utamanya, saat cuaca tengah terik dan panas seperti sekarang ini. 

Berikut 15 rekomendasi wisata di Dieng yang wajib dikunjungi saat libur panjang di musim panas. 

Bukit Sikunir merupakan destinasi favorit wisatawan saat berkunjung ke Dieng, karena dapat menikmati panorama matahari terbit (sunrise) dari atas bukit. 

Mengutip Kompas.com (17/07/2020), Bukit Sikunir terkenal dengan sebutan golden sunrise karena keindahan cahaya matahari terbit yang berwarna kuning keemasan.

Untuk bisa melihat panorama golden sunrise itu, wisatawan harus mendaki bukit setinggi 2.300 mdpl. 

Tak hanya golden sunrise, pengunjung dapat menikmati keindahan pemandangan delapan gunung dari puncak Bukit Sikunir. Meliputi, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Prau, Gunung Slamet, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi. 

Bagi pendaki pemula, atau wisatawan yang tidak terbiasa mendaki gunung tak perlu khawatir. Sebab, pendakian Bukit Sikunir sangat ramah bagi pemula, hanya membutuhkan waktu 30-45 menit untuk sampai ke puncak bukit.

Dieng juga menyediakan destinasi bagi pendaki yakni Gunung Prau. Mengutip Kompas.com (06/09/2021), Gunung Prau mempunyai ketinggian sekitar 2.590 mdpl. 

Estimasi waktu pendakian Gunung Prau adalah sekitar 3-4 jam, sehingga gunung ini cocok bagi pendaki pemula. Ketika sampai di puncak, pendaki akan disuguhi pemandangan lima gunung sekaligus. 

Pada sisi timur Gunung Prau, pendaki bisa melihat gagahnya Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Lawu.

Telaga Warna yang merupakan salah satu ikon wisata Dieng. Berdasarkan informasi dari Kompas.com (31/08/2021), disebut Telaga Warna karena warna air danau berubah-ubah saat terkena pantulan sinar matahari. 

Fenomena ini disebabkan oleh tingginya kandungan belerang pada air danau. Tempat wisata ini berada di ketinggian 2.000 mdpl dengan bentang alam yang indah, serta dikelilingi panorama Gunung Prau.

Waktu yang paling ideal untuk mengunjungi Telaga Warna adalah saat pagi atau siang hari. Karena pada saat sore hari, kawasan sekitar telaga tersebut akan ditutupi kabut tebal.

Telaga Pengilon terletak di samping Telaga Warna. Berdasarkan informasi dari Kompas.com (02/08/2019), dinamakan Telaga Pengilon lantaran warna air di sini jernih, sehingga wisatawan bisa bercermin dari permukaan telaga. 

Pengilon diambil dari bahasa Jawa, ngilo, yang bermakna berakaca. Konon, siapa pun yang melihat dirinya cantik atau tampan dari permukaan Telaga Pengilon, berarti orang tersebut berhati baik.

Kedua telaga tersebut, hanya dipisahkan oleh daratan kecil yang hanya terlihat pada musim kemarau. Sementara saat musim penghujan, daratan kecil itu akan terendam air sehingga kedua telaga akan tampak menyatu

Batu Pandang Ratapan Angin merupakan tempat yang pas untuk menikmati keindahan Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari ketinggian.

Sesuai namanya, terdapat batu besar yang dapat didaki pengunjung di lokasi ini. Namun, wisatawan harus tetap berhati-hati. 

Mengutip Kompas.com (28/08/2019), Batu Pandang Ratapan Angin berada di ketinggian sekitar 2.100 mdpl, atau lebih tinggi dari lokasi telaga.

Dari ketinggian, wisatawan bisa melihat penorama Telaga Warna dan Telaga Pengilon serta perbukitan di sekitarnya dengan sangat jelas.

Keunikan panorama kedua telaga tersebut adalah warna airnya telaga yang kontras meski bersebelahan. 

Telaga Warna cenderung berwarna lebih hijau, sedangkan air Telaga Pengilon terlihat lebih jernih. 

Telaga Dringo kerap dijuluki sebagai Ranu Kumbolo di Jawa Tengah karena menyerupai danau di Gunung Semeru tersebut. 

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (11/10/2020), wisatawan dapat melihat keindahan telaga yang masih alami dan panorama hutan lebat yang masih asri dan terjaga.

Sepanjang jalur menuju ke lokasi danau, pengunjung juga bisa menikmati panorama menawan seperti kebun teh, hutan lindung, deretan bukit dan lembah, serta lahan pertanian milik warga.

Telaga Dringo berada di ketinggian 2.202 mdpl. Nama dringo diambil dari tanaman obat yang tumbuh di sekitar telaga.

Sejumlah wisatawan juga kerap menjadikan tepian Telaga Dringo sebagai lokasi camping.

Telaga Merdada merupakan salah satu sumber pengairan bagi area persawahan warga sekitar, seperti dikutip dari situs Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. 

Menariknya, telaga ini justru tidak memiliki sumber air sendiri sehingga hanya menampung air hujan. Telaga Merdada merupakan telaga paling luas di dataran tinggi Dieng. 

Telaga ini dikelilingi oleh dua bukit, yaitu Bukit Pangonan dan Bukit Semurup. Selain menikmati panorama telaga, wisatawan yang berkunjung bisa naik perahu untuk mengelilingi telaga.  

Telaga Cebong merupakan telaga yang terbentuk dari bekas kawah purba, seperti dikutip dari situs Dieng Plateau. Dulunya, luas telaga ini mencapai 18 hektare, namun kemudian susut menjadi 12 hektare. 

Lokasi Telaga Cebong berada di bawah sebelah barat Bukit Sikunir. Bentuk telaga menyerupai cebong atau berudu, sehingga diberi nama Telaga Cebong. 

Saat pagi hari, air telaga cebong dipagi hari sering tampak berkilau sehingga banyak pengunjung yang mengabadikan foto telaga.

Selain untuk kepentingan pariwisata, Telaga Cebong juga menjadi sumber pengairan ladang petani di sekitarnya. 

Telaga Menjer merupakan telaga berada di ketinggian 1.300 mdpl. Telaga ini dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi yang menawarkan pemandangan menawan. 

Wisatawan dapat menikmati keindahan danau dengan naik perahu mengelilingi danau.

Ikon wisata Dieng lainnya adalah Candi Arjuna. Dengan luas mencapai satu hektare, Candi Arjuna menjadi kompleks candi terluas di dataran tinggi Dieng. 

Masih dari sumber Kompas.com (31/08/2021), terdapat lima bangunan candi dalam kompleks ini, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.

Kompleks Candi Arjuna menawarkan panorama indah karena dikelilingi dengan latar belakang perbukitan. Selain itu, ada pohon cemara berjajar rapi di area candi. 

Kompleks candi ini juga dilengkapi dengan beberapa sarana pelengkap, seperti parkir kendaraan, mushola, kamar mandi, tempat istirahat, dan warung kuliner. 

11. Museum Kailasa 

Selain menawarkan keindahan alam dan budaya, dataran tinggi  juga memiiki peninggalan sejarah. Wisatawan dapat menambah pengetahuan tentang benda peninggalan purbakala di Museum Kailasa.

Mengutip situs Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, Museum Kailasa didirikan pada 1984. Di museum ini wisatawan dapat memperoleh informasi tentang terbentuknya dataran tinggi Dieng. 

Selain itu, wisatawan dapat melihat secara langsung benda peninggalan purbakala serta film mengenai jejak peradaban Dieng. 

Kawah Sikidang merupakan salah satu tempat wisata unggulan di Dieng. Mengutip Kompas.com (25/09/2021), meskipun berupa kawah gunung berapi, namun Kawah Sikidang tidaklah berbahaya sebagai obyek wisata. 

Pengunjung bisa melihat dari jarak aman kawah yang berwarna kehijauan serta mengeluarkan asap putih.

Saat memasuki area Kawah Sikidang, wisatawan disambut dengan jembatan kayu yang menjadi akses untuk mengelilingi tempat wisata ini.

Pengunjung tinggal mengikuti arah jembatan kayu untuk sampai di kawah utama. Selain memudahkan perjalanan wisatawan, jembatan kayu itu juga Instagramable.

Banyak wisatawan berfoto di jembatan kayu dengan latar belakang kawah utama yang mengeluarkan asap.

Setelah mengikuti jalan utama, wisatawan akan sampai kawah utama atau biasa disebut dengan kawah telur rebus. Kawah ini mengeluarkan asap putih dengan bau belerang yang menyengat.

Karenanya,  pengunjung hanya bisa mengamati kawah itu dari jembatan kayu dan tidak diperkenankan melompati pagar pembatas untuk alasan keamanan.


13. Kawah Candradimuka

Selain Kawah Sikidang, Dieng juga memiliki Kawah Candradimuka.

Berdasarkan informasi dari situs Visit Kabupaten Banjarnegara, kawah ini berasal dari retakan tanah sehingga menghasilkan gas belerang yang cukup pekat namun relatif aman. 

Warna kawah kadang terlihat biru, abu-abu, dan putih. Sekitar kawah terdapat sumber mata air alami yang dipercaya berkhasiat memberikan efek awet muda. 

Kawah Candradimuka ini kerap dikaitkan dengan legenda pewayangan yakni Gatotkaca.

Legenda yang berkembang menyebutkan bahwa Arjuna yang merupakan paman Gatotkaca menceburkan keponakannya itu, ke Kawah Candradimuka untuk melepas tali pusarnya. 

Alhasil, Gatotkaca berubah menjadi sakti mandraguna. 

14. Sumur Jalatunda 

Sumur Jalatunda memiliki kedalaman hingga 100 meter. Sumur ini dulunya merupakan kepundan atau kawah gunung berapi yang meletus hingga akhirnya dingin dan membentuk sumur dalam. 

Konon, Sumur Jalatunda merupakan salah satu pintu gaib menuju penguasa laut selatan.

Kepercayaan masyarakat sekitar, barang siapa yang dapat melempar batu hingga melintasi sumur maka cita-citanya akan tercapai. 

Untuk melihat kedalaman sumur ini, pihak pengelola telah menyediakan tempat khusus. Sebab, pengunjung tidak bisa mendekati area sumur karena dikelilingi tebing tinggi. 

Obyek wisata ini menyediakan fasilitas kolam air hangat dari sumber alami. Mengutip Kompas.com (31/08/2021), lokasi D'Qiano Hot Spring Water Park di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara.

D'Qiano Hot Spring Water Park membuat pengunjung mampu menikmati sensasi berendam di kolam air hangat sambil menikmati pemandangan yang cantik.

Jika lelah bermain air, terdapat area food court yang menyajikan berbagai menu makanan. 

https://travel.kompas.com/read/2022/05/17/080300827/15-wisata-dieng-wajib-mampir-saat-libur-panjang-dan-cuaca-cerah

Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke