Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal Usul Nama Bandung Berdasarkan Sejarah dan Cerita Rakyat

KOMPAS.com – Bandung adalah Ibu Kota Jawa Barat yang terkenal sebagai daerah dengan banyak tempat wisata menarik. 

Banyaknya tempat wisata menarik itu, membuat masyarakat dari berbagai daerah datang ke Bandung untuk liburan.

Meski jadi daerah yang populer di kalangan wisatawan, mungkin belum banayak orang tahu seputar asal usul nama Bandung.

Kebanyakan mungkin hanya mengetahui soal julukan Bandung sebagai Paris van Java atau Kota Kembang. 

Sebenarnya sejarah terkait asal usul nama Bandung itu ada beberapa, mulai dari berdasarkan sejarah aslinya hingga cerita rakyatnya. 

Sejarah nama Bandung 

Jika diulas berdasarkan sejarah asal nama Bandung itu diambil dari kata “bendung” atau “bendungan,” seperti dikutip dari Kompas.com (13/4/2021).  

Pada zaman dahulu, Sungai Citarum, itu bisa terbendung karena adanya lava dari Gunung Tangkuban Perahu. 

Alhasil, dari kejadian tersebut kawasan Padalarang sampai Cicalengka dan daerah lainnya antara Gunung Tangkuban Perahu hingga Soreang dipenuhi air. 

Kemudian, terbentuklah telaga besar yang diberi nama Danau Bandung atau Danau Purba oleh penduduk setempat. 

Lama kelamaan, danau besar tersebut mengering lalu daerah tersebut lah yang menjadi cikal bakal wilayah Bandung. 

Legenda nama Bandung 

Sementara itu jika dilihat dari legendanya, nama Bandung itu berasal dari kendaraan air yang dipakai oleh Bupati Bandung bernama RA. Wiranatakusumah II. 

Pada zaman dulu dikatakan bahwa RA Wiranatakusumah II sering memakai kendaraan air untuk menyusuri Sungai Citarum.

Dia melakukan hal tersebut untuk mencari tempat kedudukan kabupaten baru, agar bisa menggantikan ibukota lama, Dayeuhkolot. 

Bentuk kendaraan airnya berupa dua perahu yang diikat secara bersamaan, namanya adalah perahu Bandung. 

Nama Bandung juga disebut berasal dari kata bahasa Indonesia yakni “banding” yang jika diterjemahkan artinya adalah berdampingan.

Cerita rakyat asal usul Bandung 

Sama seperti wilayah lainnya di Indonesia, Bandung juga punya cerita rakyat yang mengkisahkan mengenai asal-usulnya terbentuknya suatu daerah. 

Melansir dari Bobo Grid Senin (26/10/2020), adanya wilayah Bandung itu tak bisa dilepaskan dari Sungai Citarum. 

Jadi, pada zaman dahulu kala ada seorang sakti bernama adalah Empu Wisesa. Dia punya anak perempuan bernama Sekar. 

Sebagai orang sakti, Empu Wisesa juga memiliki dua murid, yakni bernama Wira dan Jaka. Keduanya ditemukan dan dirawat sang empu saat ditinggalkan di desa yang terkena lava Gunung Tangkuban Parahu.

Dua bayi tersebut adalah Wira dan Jaka. Keduanya diajari Empu Wisesa bela diri dan ilmu terkait kearifan hidup. 

Beranjak besar, dua muridnya itu ternyata punya sifat yang saling bertolak belakang. Wira adalah anak yang rajin berlatih bela diri meski tak diawasi. Adapun Jaka yang akan bermalas-malasan saat latihan jika tak diawasi oleh Empu WIsesa. 

Setelah dewasa, Jaka ingin berbicara dengan sang guru secara empat mata, maksudnya adalah ingin melamar anak Empu Wisesa.

Mendengar hal itu, Empu Wisesa pun mengatakan akan menyampaikan niat Jaka kepada anaknya, Sekar. Sayangnya, Sekar menolak lamaran dari Jaka dan mengaku hanya ingin menikah dengan Wira.

Sekar sempat kecewa dan bertanya kenapa tak bertanya dahulu kepadanya, sebelum menerima lamaran dari Jaka. 

Setelah percakapan anak dan ayah itu, Empu Wisesa keluar rumah untuk memikirkan jalan keluar dari permasalahan yang tengah terjadi. 

Saat melihat ke arah Gunung Tangkuban Perahu dengan keadaan yang masih menyala karena lava, Empu Wisesa pun mendapatkan ide untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Pada keesokan harinya, Empu Wisesa memberikan sebuah pesan yang tak boleh dibantah kepada Wira dan Jaka. 

“Lihatlah lahar Gunung Tangkuban Perahu itu! Siapa yang mampu memadamkan lava itu, maka akan kunikahkan dengan Sekar,” ujar Empu Wisesa. 

Sesaat setelah mendengar hal tersebut, Wira berpikir bahwa api bisa padam karena air. Sedangkan Jaka merasa pesan dari Empu Wisesa itu mustahil untuk dilakukan.

Wira kemudian bergerak untuk mencari sumber air dan menemukan Sungai Citarum, serta mendapati bahwa lahar Gunung Tangkuban Perahu ada di daerah cekungan yang cukup rendah. 

Dengan kemampuan yang dimilikinya Wira meruntuhkan bukit di dekat Sungai Citarum, lalu airnya jadi meluap dan mengalir menuju lahar Gunung Tangkuban Perahu yang berada di cekungan. 

Akhirnya cekungan berisi lahar itu, berubah menjadi sebuah danau besar yang dikenal dengan nama Danau Bendung.

Kenapa diberi nama Bendung, karena danaunya berasal dari Sungai Citarum yang dibendung.  Keberhasilan Wira yang tak mudah menyerah, membuat pemuda itu akhirnya bisa menikah dengan Sekar.

Danau Bendung, lama kelamaan surut dan mengering. Namun area bekas danau itu berubah menjadi daerah subur. 

Melihat adanya daerah yang subur dan luas, Wira, Sekar, berserta seluruh warga desa pindah ke tempat itu. Mereka hidup Makmur dengan hasil panen berlimpah. Wira menjadi pemimpin di desa tersebut. 

Jadi, bekas Danau Bendung itulah yang melatar belakangi daerah yang kini dikenal dengan nama Bandung. 

https://travel.kompas.com/read/2022/06/05/193100027/asal-usul-nama-bandung-berdasarkan-sejarah-dan-cerita-rakyat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke