Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Fakta Benteng Keraton Buton yang Terluas di Dunia 

KOMPAS.com - Indonesia patut bangga karena memiliki bangunan benteng terluas di dunia, yaitu Benteng Keraton Buton. Benteng ini juga dikenal sebagai Benteng Wolio, seperti dikutip dari situs Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). 

Tak sekadar bangunan benteng, Benteng Keraton Buton ini merupakan situs sejarah yang diperkirakan dibangun pada abad ke-16. Berikut fakta-fakta Benteng Keraton Buton yang terluas di dunia seperti dirangkum Kompas.com. 

1.  Benteng terluas di dunia versi Guinness World Records

Predikat benteng terluas di dunia diberikan oleh Guinness World Records pada 2006 lalu. Selain itu, Benteng Keraton Buton juga mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). 

Berdasarkan informasi dari situs Jejaring Desa Wisata Kemenparekraf, benteng ini mempunyai luas sekitar 23,375 hektar. Berbentuk lingkaran, benteng ini memiliki keliling 2.740 meter. 

Adapun, tinggi dan tebal tembok Benteng Keraton Buton berbeda-beda, lantaran perbedaan kontur tanah dan lereng bukit. Tinggi benteng berkisar 1-8 meter, sedangkan ketebalannya sekitar 0,5 – 2 meter.

2. Berusia ratusan tahun 

Benteng Keraton Buton merupakan salah satu warisan budaya dan sejarah Indonesia. Usianya diperkirakan sudah mencapai ratusan tahun. 

Benteng Keraton Buton diprediksi dibangun pada abad ke-16 oleh Sultan Buton III bernama La Sangaji. Sultan yang bergelar Sultan Kaimuddin ini memerintah pada periode 1591-1596.

Awalnya, benteng tersebut hanya berupa tumpukan batu yang disusun mengelilingi kompleks istana. Tujuannya, sebagai pagar pembatas antara kompleks istana dengan perkampungan masyarakat, sekaligus sebagai benteng pertahanan. 

Kemudian, pada masa pemerintahan Sultan Buton IV, yakni Sultan La Elangi yang bergelar Sultan Dayanu Ikhsanuddin, benteng tersebut dijadikan bangunan permanen.

Pada masa kejayaan Kesultanan Buton, keberadan Benteng Keraton Buton memberi pengaruh besar terhadap eksistensi kerajaan. Lebih dari empat abad, keberadaan benteng bisa melindungi Kesultanan Buton dari ancaman musuh. 

Selain itu, lokasinya berada di puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng cukup terjal, sehingga menjadikan lokasi ini sebagai tempat pertahanan terbaik pada zamannya. 

3. Terbuat dari batu kapur

Arsitektur bangunan Benteng Keraton Buton terbilang cukup unik, karena terbuat dari batu kapur atau gamping. Konon, batuan tersebut direkatkan dengan campuran putih telur, pasir dan kapur sehingga menjadi bangunan benteng. 

Tidak seperti benteng pertahanan lainnya, Benteng Keraton Buton dibangun atas inisiatif masyarakat pribumi yaitu pada masa pemerintahan Sultan Buton III, yakni Sultan La Sangaji atau Sultan Kaimuddin. 

4. Ada meriam peninggalan Belanda dan Portugis

Terdapat meriam atau badili, di dalam Benteng Keraton Buton. Meriam itu merupakan bekas persenjataan Kesultanan Buton peninggalan Portugis dan Belanda. 

Selain meriam, benteng ini juga mempunyai pintu gerbang atau lawa dan baluara badili atau bastion dudukan meriam (emplasemen). 

Lawa berfungsi sebagai penghubung keraton dengan kampung-kampung di sekelilingnya. Terdapat 12 lawa pada Benteng Keraton Buton, yang menurut keyakinan masyarakat mewakili jumlah lubang pada tubuh manusia. 

Sementara itu, baluara berasal dari bahasa Portugis yaitu baluer, yang berarti bastion. Baluara dibangun pada 1613, di masa pemerintahan Sultan Buton IV, yakni Sultan La Elangi yang bergelar Sultan  Dayanu Ikhsanuddin. 

Terdapat 16 baluara, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan peluru dan mesiu. Setiap baluara memiliki bentuk berbeda-beda, sesuai dengan kondisi lahan. 

5. Bekas ibu kota Kesultanan Buton 

Benteng Keraton Buton merupakan bekas ibu kota Kesultanan Buton. Obyek wisata bersejarah ini, berada di Desa Wisata Limbo Wolio, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Benteng Keraton Buton ini berada pada ketinggian sekitar 100 mdpl, sehingga pengunjung bisa melihat panorama sunrise dan sunset, Kota Baubau dari lokasi keraton.  Meskipun usianya sudah ratusan tahun, namun benteng ini masih berdiri kokoh hingga sekarang. 

6. Desa Wisata Limbo Wolio  

Daya tarik Benteng Keraton Buton lainnya adalah keberadaan Desa Wisata Limbo Wolio di dalam kawasan benteng. Desa wisata ini memiliki luas wilayah sekitar 42 hektar, dengan jumlah penduduk sebanyak 2.223 jiwa. 

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Limbo Wolio dapat menikmati situs berserajarah tersebut. Selain itu, pengunjung juga bisa mendatangi beberapa situs sejarah lainnya di kawasan Benteng Keraton Buton. 

Meliputi, Masjid Agung Keraton Buton, kasulana tombi atau tiang bendera Kesultanan Buton, batu popaua yang merupakan tempat pelantikan sultan, batu wolio, makam para raja dan sultan, baruga atau balai pertemuan, gudang peluru, Goa Arung Palaka, dan jangkar kapal VOC. 

Desa Wisata Limbo Wolio berjarak sekitar empat kilometer dari pusat Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Dari Pelabuhan Murhum, jaraknya sekitar empat kilometer dan dari Bandara Betoambari berjarak hanya tiga kilometer. 

Lokasi desa wisata ini dapat diakses menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.

https://travel.kompas.com/read/2022/06/13/124015327/6-fakta-benteng-keraton-buton-yang-terluas-di-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke