YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Saat berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di pinggir jalan sering dijumpai umbul-umbul berwarna kuning.
Jika dilihat sekilas, umbul-umbul ini terlihat seperti bendera pada umumnya. Namun, umbul-umbul yang bernama Podang Ngisep Sari ini ternyata memiliki makna dan sejarah panjang.
Umbul-umbul berwarna kuning dan merah akan dipasang warga pada momen-momen tertentu, antara lain saat acara bersih desa, peringatan Digahayu Republik Indonesia, dan peringatan Adeging Kabupaten Gunungkidul.
Biasanya umbul-umbul dipasang menggunakan bambu dan dipajang di pinggir jalan guna menambah semarak suasana.
Sebelum menjadi umbul-umbul seperti saat ini, Podang Ngisep Sari berbentuk bendera atau panji-panji dengan latar kuning. Di tengahnya terdapat lingkaran merah seperti bendera Jepang.
"Awalnya panji-panji, dalam perkembangannya, diubah menjadi umbul-umbul pada tahun 1982," kata Kepala Kundho Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Gunungkidul Agus Mantara saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (24/6/2022)
Ia menambahkan, penggantian umbul-umbul ini untuk memudahkan pemahaman masyarakat.
"Secara filosofi Podang Ngisep Sari adalah semangat membangun (daerah)," ujarnya.
Agus mengatakan, setiap daerah di DIY memiliki simbol masing-masing sesuai pemberian Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Beda-beda warnanya, Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta berbeda. Jadi setiap daerah memiliki karakter sendiri," ucap dia.
Salah seorang warga Kapanewon Playen, Nur, mengatakan bahwa dirinya memasang umbul-umbul bersama warga lainnya saat rasulan atau bersih desa, kunjungan, peringatan 17 Agustus, atau saat ada kegiatan lain.
"Dulu beli, kalau mau 17-an dipasang atau Ulang tahun Gunungkidul, menambah semarak suasana," kata dia.
https://travel.kompas.com/read/2022/06/24/160400627/umbul-umbul-podang-ngisep-sari-gunungkidul-bukan-bendera-biasa