Piala Dunia 2026, Jarak Antar Stadion Terjauh Capai 5.000 Km

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Meksiko menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Federation International de Football Association (FIFA) juga telah mengumumkan 16 kota yang akan digunakan menjadi tuan rumah turnamen empat tahunan itu.

Dikutip dari USA Today Sport Plus, Senin (04/07/2022), rinciannya adalah 11 kota di Amerika Serikat, tiga kota di Meksiko, dan dua kota di Kanada.

Digelar di tiga negara tentu membuat penyelenggaraan Piala Dunia 2026 memiliki tantangan tersendiri, yakni soal jarak.

Ini menjadi penting karena berkaitan dengan kenyamanan para pendukung yang mungkin harus beralih dari satu stadion ke stadion lainnya demi mendukung tim kesayangan.

Dikutip dari The National, jarak terjauh antar stadion bisa bisa mencapai 5.000 Kilometer (Km).

Ini adalah jarak yang memisahkan Kota Meksiko, sebagai tuan rumah paling selatan, dengan Vancouver sebagai kota terjauh di utara, Los Angeles sebagai kota terjauh di barat, serta Boston sebagai kota terjauh di timur.

Bahkan, di Amerika Serikat saja terdapat sembilan zona waktu. Perbedaan waktunya bisa mencapai tiga jam dari ujung pantai ke pantai lainnya.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com dari Google Maps, diketahui bahwa jarak paling jauh antar stadion adalah dari BC Place di Vancouver dengan Stadion Hard Rock di Miami.

Jika melalui jalur darat, diperlukan perjalanan dengan kendaraan sekitar dua hari lebih untuk menempuh jarak sekitar 5.500 km.

Sementara jika naik pesawat waktu tempuhnya sekitar 7 jam 55 menit. Meski sudah naik transportasi udara, durasi perjalanan udara yang dibutuhkan tetap panjang.

Jika menggunakan jalur darat, jaraknya lebih kurang 154 Km. Sementara waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 1 jam 26 menit naik kendaraan.

Berdasarkan laman perencanaan perjalanan Rome2rio, kita juga bisa memilih naik kereta dari MetLife Stadium ke Lincoln Financial Field. Waktu yang dibutuhkan jika naik kereta sekitar dua jam. 

Cara FIFA atasi masalah jarak venue Piala Dunia 2026 

FIFA diketahui sudah menyadari tantangan yang akan dihadapi saat mengumumkan kota mana tuan rumah Piala Dunia 2026.

Oleh karena itu, Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan pihaknya mempertimbangkan penempatan tim berdasarkan "klaster" regional untuk meminimalisasi perjalanan.

“Ketika Anda berurusan dengan wilayah yang luas seperti Amerika Utara, kita perlu memperhatikan para penggemar dan memastikan bahwa tim bermain dalam klaster, sehingga [ara penggemar dan pemain tidak harus melakukan perjalanan yang terlalu jauh,” jelas Infantino.

Beberapa venue akan direnovasi sehingga dimensinya memenuhi syarat penyelenggaraan pertandingan sepak bola.

Termasuk salah satunya menghilangkan kursi-kursi yang ada tepat di garis pinggir lapangan.