Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Itinerary Seharian di Kotagede Yogyakarta, Banyak Tempat Bersejarah

KOMPAS.com – Yogyakarta tidak pernah kehabisan tempat wisata yang menarik, baik wisata alamnya maupun wisata sejarahnya.

Salah satu kawasan yang wajib dikunjungi adalah Kotagede di Kota Yogyakarta. Jika kamu berminat jalan-jalan di Kotagede, bisa mencoba walking tour atau tur berjalan kaki. 

Berikut ide itinerary (rencana perjalanan) seharian di Kotagede yang Kompas.com rangkum dengan Jogja Good Guide: 

Sebelum mulai berwisata, sebaiknya mengisi perut lebih dulu dengan sarapan di Soto Lenthok Lumayan Kang Sarman, yang buka mulai pukul 05.30 hingga 13.30 WIB.

Tempat makannya berlokasi di Jalan Kemasan Nomor 17, Kotagede, Kota Yogyakarta. Jaraknya dari Terminal Giwangan adalah 2 - 3,5 kilometer (km), dengan durasi berkendara hampir 10 menit atau berjalan kaki kira-kira 26 menit.

Sotonya sangat khas karena disajikan dengan lenthok atau perkedel singkong dan kemangi. Bentuk perkedelnya sengaja dibuat bulat mirip bakso goreng, dikutip dari Kompas.com, Minggu (21/11/2021). 

Sebagai tempat makan yang legendaris di Yogyakarta, setiap harinya Soto Lenthok Lumayan Kang Sarman selalu ramai dikunjungi pembeli. 

Harga satu mangkok sotonya sekitar Rp 12.000. Tersedia juga gorengan dan aneka sate yang bisa dimakan sebagai pelengkap. 

Rizki Suryananda selaku guide atau pemandu wisata dari Jogja Good Guide menjelaskan, titik kumpul orang-orang yang ingin ikut walking tour biasanya di Pasar Kotagede.

Lokasinya ada di Jalan Mentaok Raya, Purbayan, Kotagede, Kota Yogyakarta. Dari Soto Lenthok Lumayan Kang Sarman, wisatawan bisa jalan kaki sejauh 900 meter sekitar 11 menit, atau berkendara sekitar hampir lima menit.

“Titik kumpulnya itu di Pasar Kotagede karena perjalanan akan dimulai dari sana,” jelas Rizki kepada Kompas.com, Kamis (7/7/2022). 

Sementara itu, pemandu yang lain bernama Rizky Yuli Agustin atau biasa disapa Age menjelaskan bahwa Pasar Kotagede sudah ada sejak zaman Mataram Islam atau sekitar tahun 1600-an.

“Di dalam pasar kita akan datangi penjual jamu tradisional yang sudah 18 tahun berjualan di sana, namanya Ibu Atun,” jelas Age kepada Kompas.com, Kamis.

Ibu Atun biasanya akan membuat jamu di rumah, tetapi akan meramunya di pasar secara langsung. Jadi, peserta walking tour bisa melihat caranya meramu jamu tersebut. 

Umumnya jamu-jamu akan dicampurkan sesuai permintaan dari pembeli, dari campuran tersebut bisa menghasilkan berbagai macam jenis minuman sehat. 

Selain itu, peserta juga bisa membeli jajanan pasar, antara lain getuk, geplak, jadah, dan jenang sum-sum.

Setelah itu, peserta melanjutkan perjalanan ke pabrik rumahan yang membuat jajanan khas Kotagede, yakni kipo. 

Di Pabrik tersebut perserta akan melihat proses pembuatan kipo, sebuah makanan tradisional yang terbuat dari tepung ketan, santan, gula merah, serta parutan kelapa. 

Tujuan berikutnya adalah Gang Soka, di tempat ini peserta bisa menemui rumah-rumah bernuansa lawas khas Kotagede. Mereka bisa jalan kaki sejauh 650 meter, selama kira-kira hampir 10 menit.

Bangunan rumah di Gang Soka terlihat unik karena di bagian dindingnya terdapat banyak ukiran khas Jawa.

“Dulunya gang ini adalah jalan utama, makanya banyak berbaris rumah-rumah cantik seperti Omah (rumah) Pesik, Omah Indis, dan Omah UGM (Universitas Gadjah Mada),” kata Age. 

Meski sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun, rumah-rumahnya masih terawat dan banyak yang datang untuk berswafoto. 

Perjalanan dari Gang Soka dilanjutkan ke Pabrik Coklat Monggo yang ada di Jalan Dalem KG III Nomor 978, Purbayan Kotagede, Kota Yogyakarta. Wisatawan bisa berjalan kaki selama sekitar 14 menit.

Selama berkunjung di Pabrik Coklat Monggo, peserta bisa melihat pembuatan cokelat dari balik kaca di area luar dapur.

Proses pembuatan coklatnya sangat bersih, biji coklat yang digunakan juga harus sesuai standar.

Puas melihat pembuatan coklat, peserta dapat belajar soal sejarah cokelat di Indonesia atau membeli cokelat untuk disantap.

Rizki menjelaskan bahwa Pabrik Coklat Monggo akan dikunjungi jika waktunya masih cukup.

“Pabrik Coklat Monggo tidak selalu dikunjungi, jadi tergantung waktu dan kondisi peserta jika tampak lelah lanjut ke tempat wisata berikutnya,” ujar Rizki.

Di Antara Dua Gerbang 

Di Antara Dua Gerbang atau Between Two Gates adalah sebuah permukiman di Kotagede yang dulunya hanya didiami satu trah (sekelompok) keluarga pada abad ke-19 Masehi (M).

Jika dari Gang Soka, maka jaraknya 900 meter dengan waktu berjalan kaki kira-kira 11 menit.

“Dalam gang berjejer sembilan rumah lawas khas Jawa. Seiring berjalannya waktu, banyak dari sembilan rumah itu yang diperjualbelikan, tapi masih ada rumah yang didiami keturunan pertamanya,”’ jelas Age. 

Dinamai Di Antara Dua Gerbang karena di kawasan ini ada dua pintu gerbang yang tampak dihubungkan oleh sebuah gang. 

Perjalanan dilanjutkan menuju Masjid Kotagede, lalu ke Makam Raja-raja Mataram Kotagede. Dari Between Two Gates, jaraknya 450 meter dengan lama berjalan kaki sekitar lima menit.

Memasuki area ini, pemandu akan sering berhenti untuk menjelaskan berbagai hal penting dan menarik. Setiap berhenti di satu titik biasanya memakan waktu selama 10 hingga 15 menit. 

“Yang diceritakan bisa banyak hal bisa bangunan, sejarah, kebudayaan, makanan dan hal-hal menarik lainnya di sepanjang rute,” ucap Age. 

Rizki menjelaskan bahwa biaya walking tour bersama Jogja Good Guide adalah pay as you wish, jadi peserta membayar berdasarkan kepuasan masing-masing selama tur. 

Jika tertarik ikut walking tour, calon peserta bisa mendaftar lewat formulir yang ada di Instagram resminya. Mereka bisa memilih ikut tur pada pagi, siang, atau sore hari.

https://travel.kompas.com/read/2022/07/08/090700727/itinerary-seharian-di-kotagede-yogyakarta-banyak-tempat-bersejarah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke