Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Air Keran di Korea Selatan Bisa Diminum?

KOMPAS.com – Di tanah air, kita mungkin tak terbiasa minum langsung dari air keran karena kualitas air yang belum memadai, sehingga dikhawatirkan membahayakan kesehatan.

Namun, air keran di beberapa negara bisa langsung diminum. 

Lalu, bagaimana jika kita sedang bepergian ke Negeri Ginseng, apakah air keran di Korea Selatan bisa diminum?

Apakah air keran di Korea Selatan bisa diminum?

Sebagian besar orang kemungkinan bertanya-tanya apakah air keran di Korea Selatan bisa diminum secara langsung atau tidak. 

Mari kita ambil salah satu contohnya untuk ibu kota Korea Selatan, Seoul, sebagai salah satu kota paling banyak dituju oleh pelancong mancanegara, termasuk Indonesia.

Tap Safe, situs yang menyediakan informasi kelayakan minum air di satu negara, menuliskan bahwa air keran di Seoul, Korea Selatan bisa diminum. Tap Safe juga menyertakan data dari beberapa sumber terkait kualitas air tersebut. 

Data tersebut bersumber dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS), dan basis data yang dikirimkan pengguna.

Sayangnya, belum begitu banyak data terkait kualitas air keran di Seoul.

Kandungan mineral yang paling umum ditemukan meliputi kalsium, magnesium, mangan, natrium, kalium, kalsium karbonat, besi, dan sulfat. 

Sebagai informasi, kandungan mineral di Seoul bisa sangat tinggi karena penggunaan air yang banyak untuk industri dan pabrik. Sebagian besar fasilitas pengolahan air di kota tidak menyaring kandungan mineral tersebut karena bakal memerlukan terlalu banyak tahap penyaringan.

Kandungan mineral yang tinggi menyebabkan air kerannya sering terasa tidak enak seperti rasa logam dan pahit. 

Rasa tersebut juga dipengaruhi adanya kandungan mangan dan kalsium yang sering ditemukan di dalam air.

Lantaran rasanya yang merusak indera perasa, mereka yang meminumnya sering menyamarkan rasa air dengan sesuatu yang lebih menyenangkan bagi indera perasa manusia. 

Di sisi lain, para peneliti meyakini bahwa kandungan mangan dan kalsium di air tersebut beracun bagi prgan hati.


Jumlah masyarakat Korea Selatan yang minum air keran 

Meski air keran di Korsel bisa diminum, tidak semua masyarakatnya minum air keran secara langsung.

Berdasarkan survei dari Kementerian Lingkungan Hidup, diketahui bahwa 36 persen responden meminum air langsung dari keran atau merebusnya sebelum diminum.

Survei tersebut dilakukan dengan memantau kebiasaan minum air keran masyarakat Korea dari April hingga Juni 2021, dikutip dari Korea Herald. 

Terdapat 72.460 rumah tangga di 161 kota dan kabupaten di seluruh Korea Selatan yang menjadi responden survei ini. 

Diketahui bahwa sekitar 49,5 persen responden menggunakan pemurni air untuk menyaring air keran. Sementara 32,9 persen lainnya memilih membeli air kemasan. 

Untuk diketahui, responden bisa memilih lebih dari satu jawaban untuk pertanyaan terkait bagaimana mereka minum air di rumah.

Dalam hal memasak di rumah, sebanyak 67 persen responden mengatakan memakai air ledeng, sedangkan 33,7 persen memilih air yang telah disaring lewat penjernih.

Dari kelompok responden yang menjawab minum air keran, 69,5 persen di antaranya mengaku merasa puas.

Sementara untuk pertanyaan terkait minum air keran ;langsung atau merebusnya sebelum diminum, tiga jawaban yang paling banyak dipilih adalah nyaman, ekonomis, dan kualitas airnya dapat dipercaya.

Terkait perbaikan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas air keran dan kepuasan masyarakat, jawaban yang paling disukai adalah dengan mengganti pipa air tua.

Jawaban lain adalah pemeriksaan kualitas sumber air secara menyeluruh dan melakukan modernisasi instalasi penjernihan air.

Adapun kementerian saat itu melaporkan untuk memasang sistem kontrol pipa air di 161 kota dan kabupaten sebelum akhir tahun 2022. Dengan begitu, mereka lebih bisa memantau kualitas air yang ada di daerah tersebut.

https://travel.kompas.com/read/2022/07/22/093807727/apakah-air-keran-di-korea-selatan-bisa-diminum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke