Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Aktivitas di Pari Klegung, Santap Kuliner Kulon Progo dan ke Museum

KOMPAS.com - Saat berkunjung ke daerah Kulon Progo di Yogyakarta, salah satu yang bisa dilakukan adalah mencicipi kuliner lokal di tengah suasana tenang yang berlokasi jauh dari hiruk pikuk kota. Salah satu tempat yang bisa dikunjungi adalah Pari Klegung.

Wisata kuliner yang buka pada November 2021 ini kerap dijadikan tempat nongkrong atau berkumpul, sambil menikmati gemiricik air sungai dan panorama alam di sekitar.

Detail bangunannya kental dengan unsur kearifan lokal, seperti dinding anyaman, kursi besi jadul, dan kendi-kendi tanah liat yang berpadu lampu-lampu temaram di beberapa sudut.

Pari Klegung dapat ditemukan di Ngipik Rejo 1, Kanoman Satu, Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tempatnya memang cukup jauh dari pusat Kota Yogyakarta, sekitar 26 Kilometer dengan estimasi waktu tempuh lebih kurang 45 menit hingga satu jam.

Namun, kamu tidak akan kecewa menempuh perjalanan yang panjang. Sebab, sesampainya di sana, lelah akan terbayar dengan suasana dan pemandangan alam yang indah. 

Jam operasional Pari Klegung adalah setiap hari, pukul 10.00 - 19.00 WIB. Sehingga, pengunjung tidak perlu khawatir terburu-buru dan bisa menikmati suasana di Pari Klegung dengan santai.

Aktivitas dan kegiatan di Pari Klegung

Lantas, apa saja aktivitas yang bisa dilakukan saat berkunjung ke Pari Klegung? Berikut Kompas.com rangkum informasinya.

Mencicipi aneka kuliner khas desa di Kulon Progo, Yogyakarta, sangat tepat dilakukan jika berkunjung ke Pari Klegung. 

Beberapa sajian khas dan unggulan di antaranya adalah mangut ikan pari, ikan lele, ikan beong, camilan geblek, mendoan, dan minuman seperti wedang serai. 

Selain rasa lezat dan otentik karena memakai resep keluarga, harga hidangan di Pari Klegung juga cukup ramah di kantong. 

Makanan berat berkisar antara Rp 20.000 - Rp 35.000, makanan ringan Rp 10.000 - Rp 20.000, sedangkan minuman antara Rp 10.000 - Rp 20.000. 

Tidak hanya cocok didatangi bersama keluarga, kegiatan nongkrong bersama teman atau bahkan rapat non formal bisa dilakukan di tempat ini. 

Setelah puas bersantap hidangan khas pedesaan, kamu bisa menjelajahi kawasan Pari Klegung dan menemukan berbagai spot foto menarik.

Sebab, selain panorama alam, desain dari rumah limas dan interior bangunan Pari Klegung juga terlihat apik. 

Namun, saat ditanya mengenai spot foto yang menjadi rekomendasi atau favorit, pemilik Pari Klegung sekaligus arsitek bernama Eko Prawoto menyerahkan sepenuhnya kepada pengunjung, sesuai pandangan masing-masing. 

"Semua orang bisa bebas melakukan interpretasi semua tempat foto itu yang mana yang bagus. Tugas saya membuat mereka nyaman dan bisa menikmati," ujar Eko. 

Bahkan, laki-laki lulusan arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta ini mengaku, dirinya kerap takjub saat melihat pengunjung menemukan spot foto atau sudut tertentu, dan menjadikannya sebagai spot foto. 

Selain mengenalkan alam, Eko menyebut dirinya juga ingin mengenalkan budaya desa dan kebiasaan agraris berusia ratusan tahun.

Salah satunya, dengan mendirikan museum berisi benda-benda kuno seperti peralatan memasak zaman dulu, peralatan menangkap ikan, lampu-lampu minyak mulai dari kayu, batu, dan alat lainnya yang merupakan bagian dari kehidupan desa.

"Alat-alat kerja seperti cangkul, ada juga pranoto mongso dan benda-benda kecil yang menunjukkan budaya desa. Itu kan artefak-artefak yang sudah mungkin jarang, ya. Supaya orang tetap ingat," tutur Eko. 

Untuk diketahui, pranoto mongso merupakan sistem penanggalan atau kalender berkaitan dengan aktivitas pertanian, khususnya untuk kebutuhan bercocok tanam atau penangkapan ikan.

Ia juga berharap, kehadiran Museum Benda Biasa dapat mengusik ketertarikan generasi muda terutama dalam cara pandang melihat desa. Menurutnya, desa bukan merupakan ruang kosong, melainkan ada kekayaan budaya di dalamnya. 

Selain jalan-jalan, Eko mengatakan bahwa Pari Klegung memang dikenal akan daya tarik sungainya. 

Sesuai julukan tempat ini, yaitu The River Whisper (sungai berbisik), pengunjung terutama anak-anak senang bermain air di sungai yang terletak tidak jauh dari area makan Pari Klegung. 

"Kalau turun ke sungai ada track atau tangga begitu. Biasanya anak-anak seneng mandi ke sungai, jadi mereka bawa baju ganti," ungkap Eko. 

Jika tidak ingin membasahi seluruh badan, kamu juga bisa bermain air dari pinggir sungai, atau sekadar memasukkan air dan berfoto-foto.

Meski menyenangkan, ingat selalu untuk berhati-hati dan waspada selama berkegiatan di sungai.

Aktivitas lain yang bisa dilakukan saat mengunjungi Pari Klegung adalah membeli produk dan barang olahan warga desa setempat. 

"Istri saya mencoba men-display barang-barang dari tenun setempat, kami memajang beberapa hasil tenun yang tidak pake mesin sama beberapa snack keripik dan gorengan yang diproduksi UMKM lokal," ujar dia. 

  • Liburan 2 Hari 1 Malam ke Kulon Progo, Butuh Bujet Berapa?
  • 10 Kafe Yogyakarta yang Unik dan Instagramable, Ada Tempat ala 80-an

Bahkan, ke depannya, ia juga berharap dapat terus memberdayakan masyarakat sekitar dengan membuat pasar kecil. Nantinya, kerja sama dilakukan bersama dengan gerakan pemberdayaan desa. 

https://travel.kompas.com/read/2022/07/25/212007527/5-aktivitas-di-pari-klegung-santap-kuliner-kulon-progo-dan-ke-museum

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke