Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Bedanya Paspor Biasa dan Paspor Elektronik?

KOMPAS.com - Paspor adalah dokumen perjalanan berisi identitas yang digunakan ketika bepergian ke luar negeri dalam jangka waktu tertentu.

Selain paspor biasa, Indonesia juga memiliki e-paspor atau paspor elektronik yang telah diberlakukan sejak tahun 2013. 

Simak sejumlah perbedaan e-paspor dan paspor biasa yang telah Kompas.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (13/8/2022):

Biaya pengurusan paspor berbeda antara paspor biasa dengan paspor elektronik. 

Saat ini harga pengurusan paspor biasa 48 halaman mulai dari Rp 350.000 per permohonan, sedangkan harga paspor elektronik 48 halaman mulai dari Rp 650.000 per permohonan. 

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (22/3/2017), tempat pengurusan paspor elektronik masih terbatas karena tidak semua kantor imigrasi menyediakan layanan ini.

Saat ini, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-0728.GR.01.01 Tahun 2021, ada 52 kantor imigrasi yang sudah melayani pengurusan paspor elektronik. 

"Ada penambahan jumlah kantor imigrasi yang bisa menerbitkan paspor elektronik. Sebelumnya hanya ada 35. Sekarang ada 52 kantor imigrasi. Tujuan perluasan layanan ini agar tercipta layanan dokumen perjalanan yang lebih secure (aman)," jelas Subkoordinator Humas Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi, Achmad Nur Saleh, melalui keterangan resmi, Senin (24/1/2022).

Di bawah ini adalah 52 kantor imigrasi yang menyediakan layanan dan menerbitkan paspor elektronik:

1. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam;

2. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan;

3. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai;

4. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno Hatta;

5. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya;

6. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Barat;

7. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan;

8. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Balikpapan;

9. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh;

10. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang;

11. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jambi;

12. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bengkulu;

13. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar Lampung;

14. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pangkal Pinang;

15. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandung;

16. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar;

17. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Timur;

18. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara;

19. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Makassar;

20. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Malang;

21. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Manado;

22. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram;

23. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kupang;

24. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banjarmasin;

25. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Palembang;

26. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pekanbaru;

27. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Polonia;

28. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pontianak;

29. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Palu;

30. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari;

31. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Gorontalo;

32. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Ambon;

33. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang;

34. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta;

35. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak;

36. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Priok;

37. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Ternate;

38. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta;

39. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jayapura;

40. Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor;

41. Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat;

42. Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Palangka Raya;

43. Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Tangerang;

44. Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bekasi;

45. Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Depok;

46. Kantor Imigrasi Kelas II Mamuju;

47. Kantor Imigrasi Kelas II TPI Timika;

48. Kantor Imigrasi Kelas II TPI Manokwari;

49. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Pinang;

50. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Samarinda;

51. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Serang;

52. Kantor Imigrasi Kelas II TPI Bitung.

Paspor biasa memuat data diri dan pemegang paspor, sedangkan paspor elektronik memuat data yang lebih lengkap, yakni data biometrik wajah dan sidik jari pemegangnya. Data ini tersimpan dalam chip dan bisa dipindai.

Dilaporkan oleh Kompas.com, Sabtu (7/8/2021), data biometrik tersebut sudah sesuai dengan standar International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.

Dengan adanya data biometrik di chip tersebut, maka paspor elektronik lebih sulit untuk dipalsukan.

Bila dilihat sepintas, bentuk paspor elektronik tidak jauh berbeda dengan paspor biasa. Hanya saja, di bagian bawah sampul paspor, terdapat logo yang menandakan bahwa paspor tersebut merupakan paspor elektronik. 

Lantaran di dalamnya terdapat chip, maka perawatan paspor elektronik pun tidak sembarangan. Di bagian belakang paspor sudah tercantum anjuran kepada pemegang paspor agar paspornya tidak rusak, sehingga bisa dibaca oleh sistem, dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/11/2016).

Jika memiliki paspor elektronik, maka pemegang paspor tidak disarankan menaruh paspornya di kantung celana agar tidak tertekuk atau terlipat, tidak menjepit paspor dengan stapler, dan tidak meletakkan paspor dalam waktu yang lama di tempat yang mengeluarkan hawa panas, salah satunya televisi.

Penggunaan paspor elektronik sudah dilakukan di sejumlah negara.

Dilansir dari simpleflying.com, terdapat sekitar 160 negara yang sudah memberlakukan paspor elektronik untuk warga negaranya per tahun 2019. 

Selain Indonesia, negara-negara yang menerapkannya, antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan India.

https://travel.kompas.com/read/2022/08/13/132932827/apa-bedanya-paspor-biasa-dan-paspor-elektronik

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke