Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hindari Praktik Calo di Goa Pindul, Pemandu Wisata Sarankan Hal Ini

KOMPAS.com - Sejak beberapa tahun terakhir, wisata alam di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Goa Pindul menjadi salah satu destinasi yang banyak diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Seiring dengan kepopulerannya yang semakin terlihat, sejumlah oknum tidak bertanggung jawab ikut memanfaatkan momen dengan menjadi calo.

Wisatawan, terutama dari luar daerah yang kebingungan mencari akses menuju Goa Pindul pun bisa dengan mudah terjebak.

Sebab, banyak calo yang menawarkan jasa di pinggir jalan, bahkan membuntuti mobil yang memiliki pelat di luar area Yogyakarta.

Oleh karena itu, salah seorang pemandu wisata bernama Sugito menyarankan agar wisatawan sebaiknya memilih operator wisata yang kredibel dan menginformasikan waktu kedatangannya bila ingin berkunjung.

Salah satunya, tempat ia bergabung sebagai operator wisata Goa Pindul sejak 2010 lalu, yaitu Wirawisata. Adapun Goa Pindul Wirawisata adalah Desa Binaan dari PT Bank Central Asia (BCA), yang merupakan satu dari dua pelopor operator wisata di Goa Pindul. 

"Buat yang baru pertama kali, ada di media sosial tinggal buka wirawisata kan ada contact person-nya, jadi lebih nyaman. Kalau sudah pernah ke sini biasanya dari pengunjung bisa minta nelpon, nanti tinggal nelpon saja," ujar Sugito kepada Kompas.com, Jumat (19/8/2022). 

Dengan begitu, wisatawan bisa dijemput atau dikawal sehingga tidak perlu kesulitan jika tiba-tiba bertemu dengan calo.

Tak hanya Wirawisata, terdapat 12 operator wisata Goa Pindul yang terdaftar di kawasan tersebut. Wisatawan bisa menemukan informasinya melalui media sosial, situs internet, maupun dari kenalan atau kerabat yang sebelumnya pernah berkunjung. 

Tanggapan Dinas Pariwisata Gunungkidul

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Gunungkidul Mohammad Arif Aldian, saat ditemui terpisah, menyampaikan pendapatnya mengenai para calo yang kerapkali ditemukan di kawasan wisata Gunung Kidul.

Menurutnya, masyarakat sudah harus lebih bisa membedakan antara jasa calo dengan jasa operator resmi.

Ia juga menyarankan wisatawan memakai aplikasi peta digital, untuk menghindari jasa calo yang biasanya muncul di pinggir jalan menuju destinasi. 

“Itu sebetulnya kalau dari wisatawan itu sebenarnya sudah paham, pahamnya gini, sekarang kan pakai maps itu dapet (lokasinya), artinya teknologi itu silakan dimanfaatkan,” ujar Arif saat ditemui di Pendopo Taman Budaya Wonosari, Gunungkidul, Jumat.

“Ini untuk mengurangi potensi dari orang-orang yang ingin memanfaatkan ketenaran Pindul dengan membawa wisatawan dengan cara-cara, versi mereka. Yang penting dari wisatawan silakan di situ sudah ada maps manfaatkan itu," imbuhnya.

Lebih lanjut, kata Arif, pihaknya sudah berupaya mengimbau para pelaku wisata di Goa Pindul dan sekitarnya, untuk bisa lebih menertibkan mitra-mitra pariwisata yang ada. 

"Kita sudah menyampaikan dengan teman-teman pelaku usaha di sana artinya untuk bisa lebih menertibkan mitra-mitranya yang ada di luar agar nanti wisatawan itu bisa terlayani dengan baik, baik dari sisi jasa fasilitas wisatanya dan juga akses jalan yang sebenarnya," tutur dia. 

Menurut Arif sendiri, praktik tersebut merupakan hal yang wajar terjadi di setiap kawasan wisata, terutama yang sedang naik daun, tidak hanya di kawasan Gunungkidul saja.


Modus calo sebabkan kerugian besar bagi wisatawan

Sugito mengatakan, para calo biasanya akan berpura-pura menjadi bagian dari operator resmi yang menyediakan jasa layanan wisata.

Mereka mungkin saja berdiri di pinggir jalan sambil menunggu wisatawan, atau mengikuti kendaraan dan tiba-tiba mengklaim pengunjung sebagai tamu miliknya. 

“Biasanya ada mobil pelat luar kota, dia buntutin dari belakang, nanti mobilnya mau belok ke mana, misalnya ke Wirawisata, dia langsung nyalip ke Wirawisata terus bilang sama loket ‘Ini tamu saya’ padahal dia belum kenal. Dia (calo) mengambil untung dari situ,” terang Sugito. 

Hal ini tentu merugikan wisatawan karena mereka bisa dimintai biaya masuk, jasa pemandu, atau fasilitas lainnya dengan harga dua kali lipat, atau bahkan lebih. 

“Calo itu menjual tiketnya lebih tinggi. Misalnya harga tiket Rp 40.000, dia bisa jual Rp 80.000. Apalagi dia menjual paket misalnya Gua Pindul, Gua Kristal, Sungai Oyo, tiga tempat, dia bisa menjual Rp 230.000. Nanti yang disetorkan ke pengelola, ke pendaftaran, harganya di bawah standar,” tutur dia.

Adapun para calo yang melakukan aksinya di pinggir jalan, seringkali meminta pembayaran di awal sebelum diarahkan menuju destinasi wisata. 

  • 5 Wisata Gunungkidul Lantai Dua, Indahnya Alam Perbukitan
  • 6 Tips Supaya Kamu Terhindar Calo saat Mudik Lebaran

Saat wisatawan menyadari bahwa mereka dipatok tarif yang jauh lebih mahal, para calo kemungkinan besar sudah kabur atau melakukan modus lainnya.

https://travel.kompas.com/read/2022/08/21/090900627/hindari-praktik-calo-di-goa-pindul-pemandu-wisata-sarankan-hal-ini

Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke