Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Liburan ke Jepang Akan Bebas Tanpa Pemandu, Tapi Tetap Izin

KOMPAS.com - Pemerintah Jepang akan mulai mengizinkan wisatawan datang secara individu untuk berlibur ke negaranya.

Sebelumnya, kebijakan yang berlaku bagi wisatawan adalah harus datang berkelompok dengan didampingi pemandu wisata dari agen perjalanan yang ditentukan.

  • Kelompok Wisatawan Pertama Indonesia Terbang ke Jepang
  • Syarat Terbaru dan Prosedur Masuk Jepang untuk Wisatawan Indonesia, Bebas Karantina

Kini, pemerintah Jepang berencana mulai menerima wisatawan asing yang tidak ingin mengikuti tur berpemandu saat berkunjung ke Negeri Sakura.

Aturan baru ini diharapkan mulai berlaku pada bulan September, seperti dikutip dari NHK World Japan, Rabu (24/08/2022).

Adapun sebenarnya Jepang telah dibuka kembali untuk wisatawan asing sejak bulan Juni lalu. Namun, selain perlu mengantongi visa, para turis hingga kini masih diwajibkan mengikuti tur berpemandu untuk bisa liburan ke sana.

Para wisatawan juga harus mematuhi langkah-langkah pencegahan virus yang ditetapkan berdasarkan pedoman pemerintah Jepang, seperti memakai masker. 

Kunjungan wisatawan turun drastis karena aturan ketat

Keputusan pemerintah untuk lebih melonggarkan pembatasan disebabkan karena jumlah turis asing yang memasuki Jepang baru mencapai sekitar 7.900 orang pada bulan Juli.

Angka ini jauh di bawah tingkat pra-pandemi.

Para pelaku industri pariwisata sendiri meyakini bahwa pembatasan saat ini menjadi alasan minimnya wisatawan Barat yang datang ke Jepang. Sebab, banyak dari mereka lebih memilih melakukan perjalanan secara mandiri.

Sebelum pandemi pada 2019, Jepang menerima kunjungan 31,9 juta turis. Namun, Negeri Sakura hanya menerima sekitar 246.000 turis pada 2021.

Saat menerima wisatawan melalui tur kelompok mulai Juni, memang ada penambahan sebesar 140.000 pengunjung pada Juli. Namun, angka ini masih sekitar 5 persen dari jumlah wisatawan pada bulan yang sama pada 2019.

Menurut survei yang dirilis oleh sebuah perusahaan pariwisata yang berbasis di Tokyo, 72 persen responden mengatakan bahwa mereka tidak akan mengunjungi Jepang, jika negara itu masih menetapkan pembatasan.

Survei D2C X Inc, perusahaan pemasaran, periklanan, dan consulting asal Jepang, juga menunjukkan 91 persen dari 1.717 responden di luar negeri mengatakan bahwa aturan pembatasan, termasuk tes Covid-19 dalam 72 jam keberangkatan sebelum ke Jepang, dinilai terlalu ketat.

Paket wisata dengan pemandu yang diwajibkan oleh pemerintah juga menjadi alasan utama wisatawan enggan melakukan perjalanan ke Jepang.

Dilansir dari Kyodo News, 71 persen responden mengatakan mereka akan berubah pikiran jika aturan tur wisata dihapus.

Sementara, 39 persen responden menginginkan persyaratan visa dibatalkan, 38 persen menolak kewajiban tes negatif Covid-19 sebelum kedatangan, dan 23 persen menginginkan batas masuk harian, yang saat ini dibatasi 20.000 orang, untuk dihapus.

Bebas dari tur berpemandu, tapi tetap ikut jadwal

Meski pemerintah Jepang memutuskan segera mengizinkan wisatawan memasuki negaranya tanpa mengikuti tur berpemandu, tapi tetap ada pengecualian.

Kunjungan wisatawan harus tetap diatur melalui agen perjalanan. Artinya, agensi yang mengatur tur wajib membuat jadwal perjalanan klien mereka.

Di samping itu, pemerintah Jepang masih tidak akan menerima wisatawan mandiri yang tidak membuat pengaturan jadwal melalui agen perjalanan.

Wisatawan juga akan diminta untuk mengikuti pedoman dari pemerintah Jepang, jika ada konfirmasi infeksi kasus Covid-19.

Selain itu, Jepang juga berencana menaikkan batas jumlah pendatang, dari semula 20.000 orang per menjadi 50.000 orang per hari, dikutip dari Kyodo News. 

Terkait hal ini, Perdana Menteri Fumio Kishida diperkirakan akan mengumumkan informasi pelonggaran persyaratan masuk dan menaikkan batas pengunjung harian dalam waktu dekat.

https://travel.kompas.com/read/2022/08/24/170800927/liburan-ke-jepang-akan-bebas-tanpa-pemandu-tapi-tetap-izin

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke