Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Lukisan Raden Saleh, Ada Candi Mendut dan Gunung Merapi

KOMPAS.com - Raden Saleh Syarif Bustaman, atau Raden Saleh, dikenal sebagai pionir pelukis modern Indonesia dengan gaya romantisismenya. 

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (31/8/2022), terdapat beragam lukisan karyanya yang terkenal dan bersejarah. Antara lain "Penangkapan Pangeran Diponegoro", "Perburuan Banteng", dan "Perkelahian dengan Singa". 

Di balik karya-karya tersebut, ada sejumlah fakta yang bisa diketahui. Berikut yang sudah Kompas.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (1/9/2022):

Selain melukis pemandangan, Raden Saleh juga melukis potret figur-figur penting pada waktu itu. Salah satunya Johannes Graaf van den Bosch, Guberrnur Jenderal Hindia Belanda ke-43 menjabat mulai tahun 1830.

Negarawan Belanda ini juga dikenal sebagai penggagas Sistem Tanam Paksa atau cultuurstelsel guna menyelamatkan perekonomian Pemerintah Belanda masa itu, dilaporkan oleh Kompas.com, Rabu (27/7/2022).

Selain Bosch, tokoh lainnya yang dilukis oleh Raden Saleh, antara lain Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-44 Jean Chrétien Baud, negarawan sekaligus Gubernur Jenderal Sementara Hindia Belanda Ary Prins, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 Herman Willem Daendels, dan Penyair Rusia Alexander Pushkin.

Untuk diketahui, lukisan ini merupakan posthumous portrait yang artinya dikerjakan sepeninggal Daendels pada tahun 1818. Dikutip dari laman rijksmuseum.nl, lukisan ini berangka tahun 1838.

Dalam lukisan tersebut, Daendels digambarkan berdiri dengan tangan kanannya memegang teropong dan tangan kirinya menunjuk peta Megamendung, lokasi Postweg (Jalan Raya Pos).

Gambar Postweg juga dijadikan latar, ditambah dengan gambar gunung yang konon adalah Gunung Pangrango di Jawa Barat. 

Sebagai informasi, salah satu tugas Daendels saat menjabat sebagai Gubernur Jenderal adalah mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.

Adapun nama Daendels identik dengan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan yang sepanjang kira-kira 1.000 kilometer (km). Dilaporkan Kompas.com, Selasa (26/4/2022), jalan ini merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan ekonomi dan militer di Pulau Jawa.

Raden Saleh melukis dua versi dari peristiwa erupsi Gunung Merapi, yakni pada siang hari dengan nama "Merapi, Eruption by Day" dan malam hari bertajuk "Merapi, Eruption by Night".

Berbeda dengan versi malam hari, lukisan versi siang hari menggambarkan batu-batu turun menggelinding dari puncak Gunung Merapi, ditambah awan hitam yang kontras dengan warna langit di sekitarnya.

Karya seni berangka tahun 1865 ini dilukis dengan cat minyak di atas kanvas, menurut laman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. 

Candi Mendut di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, juga pernah menjadi salah satu obyek lukisan Raden Saleh.

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, karya bertajuk "Javanese Temple in Ruins" ini merupakan salah satu pesanan dari pengusaha keturunan Skotlandia, Alexander Fraser. 

Dalam lukisan tersebut, candi bercorak Buddha ini terlihat sedikit rusak. Di sekitarnya juga tampak orang-orang yang tengah melakukan berbagai kegiatan, dari berkumpul hingga melakukan persembahan doa.

"Penangkapan Pangeran Diponegoro" menjadi salah satu karya Raden Saleh yang populer. 

Karya seni tersebut mengilustrasikan pengkhianatan Pemerintah Belanda terhadap Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Yogyakarta. 

Sebelumnya pelukis Nicolaas Pieneman sudah membuat lukisan ini terlebih dahulu. Namun, dikutip dari Kompas.com, Rabu, Raden Saleh tidak setuju sehingga melakukan sejumlah perubahan. 

Kini karya seni itu terpajang di Ruang Pamer Utama Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta.

https://travel.kompas.com/read/2022/09/01/173400227/5-fakta-lukisan-raden-saleh-ada-candi-mendut-dan-gunung-merapi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke