Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Fungsi Emergency Shelter untuk Pendaki Gunung di Indonesia

KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak gunung, termasuk gunung berapi. Di antara gunung berapi tersebut, sebagian besarnya masih dalam kondisi aktif dan berbahaya.

Oleh sebab itu, perlu adanya fasilitas perlindungan keselamatan pendakian gunung atau emergency shelter (sering juga disebut shelter emergency), yang bisa membantu pendaki menghindari risiko yang tidak diinginkan. 

  • Jangan Cuma Bawa Bekal Mi Instan Saat Mendaki Gunung, Ini Alasannya
  • 6 Tips Mendaki Gunung Prau Lintas Jalur Patak Banteng-Dieng, Jangan Kesorean

Salah satu produsen lokal peralatan outdoor (luar ruangan) dan alam, Arei Outdoor Gear, berinisiatif membuat emergency shelter serta mushala, yang selama ini dinilai masih belum terlalu maksimal oleh banyak komunitas pendaki gunung.

Mantan presenter Jejak Petualangan Survival sekaligus YouTuber, Herna Hadi Prasetyo atau akrab disapa Tyo Survival, menceritakan pengalamannya saat membangun emergency shelter di sejumlah gunung. 

"Shelter emergency bisa membantu para pendaki dari risiko yang tidak diinginkan, seperti  menanggulangi kecelakaan para pendaki gunung," ujar Tyo, dalam sesi talkshow "#AreiPeduli - Shelter Emergency" di INDOFEST 2022 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/9/2022). 

"(Di dalamnya) ada tabung oksigen, tandu, ada buat nge-charge HP, karena shelter emergency difungsikan juga sebagai pos untuk petugas ketika patroli," lanjutnya. 

Selain itu, kata Tyo, tiap shelter juga disiapkan penangkal petir aktif. Artinya, area dengan radius sampai 180 kilometer dari shelter merupakan area yang aman dari petir.

Pembangunan shelter diawali dari gunung Prau di Dieng, Jawa Tengah, pada September 2020 lalu. Pihak Arei sendiri bekerja sama dengan Tyo Survival, Ranger Prau, dan penduduk setempat untuk membangun fasilitas tersebut.

Emergency shelter bermanfaat saat ada kecelakaan di gunung 

Dalam kesempatan yang sama, mantan presenter Jejak Petualang Medina Kamil, menceritakan sejumlah manfaat dari keberadaan emergency shelter di gunung. 

"Shelter ini fasilitasnya banyak sekali, dan untuk siapa saja yang membutuhkan. Aku pernah coba masuk ke shelter di Prau," ujar Medina.

Ibu dua anak ini mengatakan bahwa shelter tersebut memiliki tempat yang nyaman dan hangat. Tidak hanya bangunan yang bagus, bagian dalamnya juga ditata dengan rapi dan dilapisi aluminium foil sehingga menjadi hangat.

Dari pengalamannya, ia menilai bahwa emergency shelter dapat berperan penting bagi para pendaki yang mengalami insiden tertentu, salah satunya hipotermia. 

"Penting buat teman-teman yang tiba-tiba di atas gunung kena hipotermia, sakit mendadak, dengan masuk ke dalam shelter bisa lebih tertangani dengan baik, karena butuh kehangatan. Lengkap juga P3K, tandu, dan lain-lain," tutur dia. 

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa para ranger di Prau sudah sangat sigap dalam membantu pendaki yang mengalami insiden. 

Tidak hanya bekerja dengan cepat dan sigap, keberadaan shelter emergency dikatakan oleh Medina dapat mempermudah pertolongan para korban. 

"Meskipun Prau itu pendek, korbannya banyak banget terutama hipotermia, karena sangat dingin. Ranger-nya di sana banyak, sigap dan gerak cepat, dengan adanya shelter itu juga mempermudah mereka untuk menangani korban," ujarnya. 

Tyo menyampaikan, emergency shelter yang dibangun di beberapa gunung memiliki desain yang berbeda, karena menyesuaikan dengan medan masing-masing. 

"Saya desain bentuknya berbeda-beda. Seperti yang ada di Gunung Prau beda dengan Gunung Rinjani, artinya sesuai dengan tantangannya tersendiri," tuturnya. 

Ia melanjutkan, shelter di Rinjani harus tahan terhadap gempa dan angin. Sehingga, ia mendesainnya dengan menggunakan bahan ACP atau Aluminium Composite Panel, perpaduan antara plat aluminium dan bahan composite. Sedangkan, shelter di Prau dibangun menggunakan bahan kayu. 

Kerangka shelter sendiri, kata dia, terintegrasi dengan segitiga sama sisi sehingga tahan terhadap angin.

"Atap shelter di Rinjani juga berbeda dengan yang di Tambora. Bukan bangunan permanen, jadi cuma nopang, kita desain shelter emergency-nya biar bisa tahan terhadap angin," jelas Tyo. 

Selain menyesuaikan medan, Tyo mengungkapkan bahwa alasan lain desain shelter dibuat berbeda adalah agar tiap gunung memiliki ciri khas tersendiri terkait shelter masing-masing. 

  • Itinerary Pendakian 3 Hari 2 Malam di Gunung Rinjani
  • 5 Tips Berwisata Kali Talang, Jangan Langsung Percaya Google Maps!

Adapun sejauh ini, emergency shelter dari Arei tersedia di lima gunung di Indonesia, yang jumlahnya akan terus bertambah.

Kelimanya meliputi di Gunung Prau (Dieng, Jawa Tengah), dua di Gunung Rinjani (Lombok, NTB), Gunung Talang (Solok, Sumatera Barat), dan Gunung Tambora (Sumbawa, Nusa Tenggara Barat). 

https://travel.kompas.com/read/2022/09/06/060600827/ini-fungsi-emergency-shelter-untuk-pendaki-gunung-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke