Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kampong Glam, Sejarah yang Tersimpan dalam Balutan Seni Modern di Singapura

KOMPAS.com - Singapura tak hanya terkenal dengan sebutan kota bisnis. Negara berlambang singa ini pun memiliki warisan budaya yang terjaga hingga sekarang.

Tengok saja kawasan bernama Kampong Glam yang menyimpan banyak kisah tentang masa lalu di Singapura.

Di sini, aktivitas tampak ramai karena banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Bukan tanpa alasan Kampong Glam begitu menarik minat turis. Wilayah yang dulu merupakan tempat tinggal dan rumah singgah, kini berubah menjadi zona bisnis dan kuliner.

Lebih dari itu, suasananya menjadi lebih ceria lantaran warna-warni yang menghiasi tembok sepanjang jalan dan lorong Kampong Glam.

Seni mural membuat rumah-rumah yang mempertahankan model zaman penjajahan tampak modern.

Ledakan warna pada siang hari dipadu latar belakang Masjid Sultan nan megah menambah semarak suasana.

Dinding deretan toko tua, kafe dan restoran dipenuhi mural hasil karya seniman lokal dan internasional, seperti Didier Jaba Mathieu, Shery and the Yok, Oak and Bindi, serta masih banyak lagi.

Ketika senja datang, suasana tetap hidup dan berlangsung hingga malam hari.

Live music menjadi hiburan bagi mereka yang menikmati Kampong Glam, apalagi menjelang bergulirnya Formula 1 GP Singapore pada 2 Oktober 2022 ini.

Laksana pasar malam di Indonesia, Kampong Glam berubah menjadi arena penuh hiburan.

Tampak seorang DJ beraksi di atas panggung menghibur ribuan pengunjung yang memadati area parkiran yang disulap menjadi arena bazar.

Di sisi lain, tersedia sejumlah permainan bagi anak-anak dan orang dewasa. Sejumlah 20 food truck pun siap melayani pengunjung yang memesan makanan sambil menikmati live music tersebut.

Meski demikian, ada aturan yang harus dipatuhi sesuai komitmen bersama. Menjelang azan berkumandang dari Masjid Sultan, semua acara hiburan berhenti sejenak. Musik dan hiburan dilanjutkan kembali usai azan.

Di dalam lingkungan Kampong Glam, terdapat sebuah jalan bernama Haji Lane. Tempat yang bisa dituju hanya dengan berjalan kaki dari MRT Bugis ini termasuk salah satu favorit turis.

Di sini, ada deretan rumah tua yang disulap menjadi kafe, toko perhiasan, toko kain, juga tempat menjual hasil karya seni.

Seperti Kampong Gelam pada umumnya, mural pun menghiasi dinding rumah-rumah tua tersebut.

"Meski demikian, fasad (tampak) bangunan tidak diubah. Semuanya dipertahankan karena ini yang harus dijaga," ujar Augustar, pemandu yang disediakan pihak STB (Singapore Tourism Board), untuk sejumlah media dari Indonesia termasuk Kompas.com.

"Bagian dalamnya bisa diubah tetapi fasad bangunan harus tetap dijaga seperti semula."

Umumnya, orang-orang dari Malaysia dan Indonesia yang ingin naik kapal laut untuk menunaikan ibadah haji, memilih menginap di Haji Lane.

Ini dilakukan agar bisa sesuai dengan jadwal keberangkatan kapal ke Tanah Suci.

"Jadi, karena mereka jauh, mereka harus tinggal di sini selama satu atau dua malam supaya tidak ketinggalan kapal," ungkap Augustar menjelaskan soal sejarah Haji Lane.

"Nah, orang-orang Arab di sini menjual keperluan-keperluan untuk pergi haji seperti kopiah, tasbih dan yang lainnya."

Namun, setelah akses ke Tanah Suci sudah lebih mudah karena menggunakan pesawat, aktivitas di Haji Lane berubah. Kini, rumah-rumah tersebut dialihkan menjadi tempat untuk art, butik termasuk kafe dan toko.

"Sekarang tidak ada orang yang menginap lagi seperti dulu," tambahnya.

https://travel.kompas.com/read/2022/09/29/094551727/kampong-glam-sejarah-yang-tersimpan-dalam-balutan-seni-modern-di-singapura

Terkini Lainnya

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

Jalan Jalan
10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke