Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gen-Z: Si Traveller Nggak Mau Rugi!

Hasil survei Inventure-Alvara yang dilakukan pada 2020-2021 menunjukan Gen Z mempunyai tingkat stres lebih tinggi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Tingkat stres yang tinggi tersebut dipengaruhi kondisi yang penuh ketidakpastian selama pandemi. Anak muda Indonesia mengkhawatirkan masa depan karir, keuangan, dan keluarga mereka.

Salah satu solusi yang diterapkan Gen Z untuk menghadapi stres adalah dengan healing.

Istilah ‘healing’ digunakan oleh Gen Z Indonesia untuk mengekspresikan pemulihan atau kegiatan memulihkan dari kepenatan hidup. Salah satu bentuk healing para Gen Z adalah dengan traveling.

Tahun 2022 menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh kelompok anak muda Indonesia karena pandemi dinilai sudah mereda, vaksin sudah merata, dan aturan protokol kesehatan sudah dilonggarkan. Artinya kegiatan berwisata sudah bisa lebih bebas dilakukan.

Euforia para Gen Z Indonesia untuk berwisata begitu besar. Hampir dua tahun terisolasi, traveling seakan menjadi simbol kemerdekaan.

Bagaimana para Gen Z menghadapi kebiasan traveling di era pascapandemi ini?

Lebih hebat lagi, 23 persen Gen Z berkeinginan melakukan perjalanan internasional dalam waktu dekat!

Jika ada teman atau keluarga mereka yang mengunjungi suatu destinasi, maka mereka akan bertanya dan mencari rekomendasi dari tempat tersebut.

Tidak hanya itu, para Gen Z juga mencari referensi dari review dan ulasan dari traveler lain.

Ketika mencari hotel atau kegiatan di suatu destinasi, mereka akan mencari ‘bintang’ dan ulasan dari para traveler yang sudah berkujung duluan.

Para Gen Z punya mentalitas ‘nggak mau rugi’ saat traveling.

Bicara soal ‘nggak mau rugi’, Gen Z sangat peduli dengan anggaran saat mereka traveling.

Mereka memiliki beberapa kekhawatiran besar ketika akan melakukan perjalanan; dua dari kekhawatiran tersebut adalah harga perjalanan dan akomodasi.

Bahkan, jika memungkinkan, mereka juga tidak masalah kalau harus tinggal sementara bersama sanak saudara, kerabat, atau teman untuk menghemat biaya.

Kepedulian pada uang ini kemudian membuat para Gen Z jadi ‘kreatif’ ketika memilih akomodasi atau tempat menginap.

Sebagian dari mereka tidak masalah jika harus backpacking dengan menggelar tenda atau menyewa kamar kos-kosan.

Selama masih bisa healing dengan traveling, semua cara akan mereka lalui.

Gen Z: Lebih pilih santai di pantai

Destinasi traveling seperti apa yang disukai oleh Gen Z?

Ternyata para Gen Z sangat menyukai pantai. Pantai dianggap sebagai tempat paling nikmat untuk healing dan bersantai. Memulihkan diri dari kepenatan rutinitas, serta bersantai dari hiruk pikuk perkotaan.

Meskipun Gen Z sangat suka dengan pantai, ternyata pantai bukanlah tujuan traveling utama. Mayoritas anak muda ternyata melakukan perjalanan untuk mengunjungi kerabat dan keluarga.

Maka wajar jika banyak Gen Z yang merasa bahwa traveling ke luar kota itu untuk menemui kerabat dan keluarga.

Di luar dari pantai dan kegiatan keluarga, Gen Z sangat menyukai kegiatan yang kaya dengan budaya. Jika mereka berkunjung ke sebuah destinasi atau tempat wisata, mereka ingin mempelajari dan merasakan budaya lokal.

Terjebak dan terisolasi selama masa pandemi membuat para anak muda ini lebih ingin merasakan dan terkoneksi dengan dunia luar.

Koneksi ini mereka cari dengan hal-hal yang dekat dengan masyarakat dan manusia lainnya; budaya adalah salah satu koneksi terdekat di mana mereka bisa bersentuhan dengan manusia lain sambil merasakan pengalaman atau mempelajari hal yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Gen Z: Generasi paling terpengaruh influencer

Siapa, sih, yang tidak menyukai influencer traveler? Foto-foto destinasi yang indah, serta video-video kuliner yang menggiurkan membuat para Gen Z Indonesia ‘hobi’ mengikuti influencer jalan-jalan di media sosial.

Kita tahu bahwa para Gen Z mencari referensi dan ulasan dari traveler lain. Namun mereka juga suka mencari referensi wisata melalui para influencer. Gen Z Indonesia adalah salah satu generasi anak muda di dunia yang paling suka mengikuti influencer di media sosial.

Jika ingin memengaruhi dan ‘mendekati’ para Gen Z Indonesia, hal paling mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan berbicara melalui para influencer. Rekomendasi para influencer ini sama kuatnya dengan rekomendasi teman atau kerabat.

Gen Z adalah generasi yang masih menemukan jati diri dan masih berada di titik awal karir mereka. Banyak di antara mereka yang masih bersekolah atau mungkin baru mulai bekerja. Maka dari itu uang dan anggaran sangat diperhatikan ketika traveling.

Jika ingin mendekati Gen Z yang sedang ingin traveling, brand bisa menawarkan voucher atau paket traveling yang lebih ‘hemat’.

Sebagian dari mereka tidak masalah jika harus backpacking atau menginap di tempat yang ‘sederhana’ asalkan mereka bisa mencapai destinasi yang mereka inginkan.

Unsur ‘hemat’ ini juga tidak hanya terbatas pada transportasi atau akomodasi. Makanan, tempat berbelanja, serta pengeluaran lainnya juga akan berpengaruh pada keputusan para Gen Z saat sedang dan akan melakukan traveling.

KEY INSIGHT 1:

Dekati mereka dari dompet, kemudian turun masuk ke hati.

Rekomendasi dari teman dan keluarga sangat diperhatikan ketika mereka mencari sebuah destinasi atau akomodasi.

Namun ketika mereka mencari informasi destinasi, akomodasi, dan kegiatan wisata di internet, review atau ulasan dari traveler lain juga sangat berpengaruh.

Maka dari itu destinasi dan kegiatan saja tidak cukup untuk menjual, harus ada review dan ulasan dari traveler lain agar menjadi pertimbangan yang kuat bagi para Gen Z.

Influencer juga bisa memengaruhi keputusan para Gen Z. Namun harus diingat bahwa anak muda sudah cerdas dalam memilih mana influencer yang benar-benar ‘tulus’ dan mana influencer yang pura-pura tulus atau berbayar.

KEY INSIGHT 2:

Rekomendasi dan review dari kerabat, teman, keluarga, dan traveler lain adalah kunci untuk menjual sebuah destinasi, akomodasi, dan kegiatan wisata pada Gen Z Indonesia.

Pantai adalah simbol healing para Gen Z. Angin yang sepoi-sepoi, pasir yang lembut, serta deru ombak menjadi elemen-elemen penyembuh dari stres berbagai tekanan dan rutinitas sehari-hari.

Jika brand ingin mencari sebuah ikon yang merepresentasikan healing bagi Gen Z, maka pantai dan elemen-elemen yang dekat dengan pantai bisa jadi sebuah pilihan.

Destinasi atau tujuan wisata penting bagi Gen Z, tetapi lebih penting lagi adalah budaya di dalamnya.

Jika ingi mempromosikan sebuah tempat wisata, promosikan juga budaya, kegiatan-kegiatan budayanya, dan tempat-tempat untuk mempelajari budaya tersebut dengan lebih dalam.

https://travel.kompas.com/read/2022/09/30/152246127/gen-z-si-traveller-nggak-mau-rugi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke