Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Hotel Yamato Surabaya, Saksi Bisu Hari Pahlawan

KOMPAS.com - Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November tidak bisa lepas dari insiden Hotel Yamato di Surabaya. Saat ini, hotel bergaya kolonial tersebut telah berganti nama menjadi Hotel Majapahit. 

Insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato menjadi titik awal pertempuran besar 10 November 1945 di Surabaya, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. 

Saat ini, bangunan hotel masih berdiri kokoh di Jalan Tunjungan 65, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.

Berikut sejarah Hotel Yamato yang menjadi saksi bisu perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, seperti dirangkum Kompas.com.   

Insiden Hotel Yamato

Insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato bermula saat hotel tersebut menjadi markas Belanda dan sekutunya, atau Allief Forces Netherlands East Indies (AFNEI). 

Mengutip Kompas.com (19/9/2021), sekelompok pasukan Belanda di bawah pimpinan WVCh Ploegman mengibarkan bendera Belanda di atas Hotel Yamato pada 19 September 1945. 

Padahal, bendera merah putih telah ditetapkan sebagai bendera nasional usai proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. 

Tak pelak, tindakan pasukan Belanda tersebut  menyulut amarah arek-arek Suroboyo. Para pemuda Surabaya menilai pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato itu tidak menghargai proklamasi kemerdekaan Indonesia. 

Perwakilan pemuda Indonesia pun mendatangi pasukan Belanda untuk berunding dan menurunkan bendera Belanda. Namun, perundingan menemui jalan buntu dengan terbunuhnya perwakilan pemuda Indonesia, Sidik dan pimpinan pasukan Belanda, WVCh Ploegman. 

Kericuhan pun pecah. Para pemuda Indonesia yang berada di luar Hotel Yamato berusaha naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. 

Akhirnya, dua orang pemuda Indonesia yaitu Hariyono dan Kusno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda. Keduanya, merobek warna biru bendera, kemudian mengereknya kembali ke puncak tiang menjadi bendera merah putih. 

Ternyata, insiden Hotel Yamato tersebut berbuntut panjang. Puncaknya, terjadi pada 10 November 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. 

Sejarah Hotel Yamato 

Peristiwa 77 tahun lalu tersebut, menjadikan Hotel Yamato sebagai saksi bisu Hari Pahlawan. Saat ini, hotel tersebut telah berganti nama menjadi Hotel Majapahit. 

Mengutip dari situs Hotel Majapahit, hotel ini didirikan pada 1910 oleh Sarkies bersaudara yang merupakan pengusaha asal Iran. 

Selain di Indonesia, Sarkies bersaudara juga mendirikan jaringan hotel di kawasan Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura, Malaysia, dan Myanmar. 

Mulanya, hotel yang dibuka secara resmi pada 1911 ini, bernama Hotel Oranje. 

Pada 1942, Hotel Oranje berganti nama menjadi Hotel Yamato, usai pasukan Jepang berhasil mengusir Belanda dan menduduki Indonesia. Pasukan Jepang menjadi Hotel Yamato sebagai markas komando di Jawa Timur. 

Pada 1945, nama hotel kembali berganti menjadi Hotel Merdeka usai insiden perobekan bendera Belanda. Namun, nama Hotel Merdeka tak bertahan lama. 

Pada 1946, Sarkies bersaudara mengambil alih pengelolaan hotel serta mengubah namanya menjadi L.M.S Hotel yang merupakan kependekan dari Lucas Martin Sarkies, sang pendiri. 

Pada 1969, L.M.S Hotel kembali berubah nama menjadi Hotel Majapahit setelah mempunyai pengelola baru. Nama Hotel Majapahit masih digunakan hingga saat ini. 

Hotel Majapahit tetap mempertahankan arsitektur bergaya kolonial. Bangunan hotel didominasi warna putih dilengkapi dengan dekorasi barang-barang antik. 

Wisatawan yang berkunjung ke Surabaya dapat bermalam di Hotel Majapahit untuk merasakan nuansa perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Tarif menginap di Hotel Majapahit mulai dari Rp948.000 per malam. 

https://travel.kompas.com/read/2022/11/10/121100627/sejarah-hotel-yamato-surabaya-saksi-bisu-hari-pahlawan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke