Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Desa Wisata di Yogyakarta, Bisa Mampir Saat Libur Panjang

KOMPAS.com - Yogyakarta selalu punya sudut untuk dijelajahi. Jika mampir ke Kota Pelajar, kamu juga bisa mengeksplorasi desa wisata atau kampung wisata yang ada di sana, sambil menikmati suasananya.

Beberapa desa wisata terletak di atau tidak jauh dari pusat kota, sementara lainnya memerlukan perjalanan menggunakan kendaraan.

Berikut ini Kompas.com menyusun sejumlah desa wisata di Yogyakarta yang bisa disinggahi saat sedang berlibur, termasuk libur panjang seperti akhir tahun.

Desa wisata Ledok Sambi berlokasi di daerah Kaliurang, Sleman. Letaknya sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta.

Dikutip dari situs Indonesia Travel yang dikelola Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pengunjung yang datang bisa mempelajari beragam kegiatan edukasi dan budaya, seperti belajar karawitan jawa, bercocok tanam, dan beternak.

Ada pula aktivitas outbound, seperti flying fox, jembatan tali, dan lainnya, bagi kamu yang menyukai tantangan.

Sambil beraktivitas, kamu juga bisa menyaksikan indahnya panorama Gunung Merapi dari kejauhan, karena letaknya cukup dekat dengan desa ini.

Desa atau kampung wisata yang kerap dijuluki "kampung turis" ini terletak di pusat kota, tepatnya di samping kawasan Malioboro dan dekat dengan Stasiun Tugu.

Bagi kamu yang mencari desa wisata untuk dijelajahi namun tidak ingin jauh dari kota, cobalah mampir ke desa pusat seni budaya, kerajinan, dan kuliner ini.

Kamu bisa bertemu dengan Pak Pong alias Slamet Hadiprayitno, seorang perajin barongsai berusia 73 tahun atau ngopi dan ngemil di angkringan Kopi Joss. Selain itu, kamu juga bisa naik becak untuk menyusuri kampung turis sambil menikmati pemandangan sekitar.

Jika menyukai wisata sejarah dan budaya, salah satu destinasi yang bisa disinggahi adalah Desa Wisata Tanjung di Kabupaten Sleman.

Dari pusat kota, jaraknya sekitar 13 km dan dapat ditempuh dengan berkendara sekitar 40 menit.

Pengunjung bisa mempelajari rumah jogjlo dan kehidupan masyarakatnya yang masih kental dengan kultur pedesaan, seperti dikutip dari situs Jadesta Kemenparekraf.

Sebagian besar masyarakat desanya hidup bertani. Namun, mereka menyadari bahwa olahan sawah yang begitu-begitu saja bakal membuat hidup para petani terpuruk.

Mereka pun tidak hanya menjual hasil tani, namun seluruh prosesnya bisa disaksikan oleh wisatawan. Sungai-sungai di Desa Wisata Tanjung pun turut memberikan penghasilan dengan aktivitas wisata susur sungai, memancing, dan lainnya.

Desa wisata ini secara administratif berada di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton. Dikutip dari situs Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, desa wisata atau kampung wisata ini memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada di kawasan Obyek Wisata Tamansari (water castle) dan kawasan besar Kraton Kasultanan Yogyakarta.

Desa Wisata Tamansari berbasis pada budaya dan peninggalan. Di sana, pengunjung bisa menyaksikan pembuatan batik dan belajar lukis batik, serta menikmati interaksi dengan warga sekitar, misalnya sambil ngopi bersama.

Ada pula Festival Tamansari, agenda tahunan yang bertujuan mengundang lebih banyak wisatawan datang ke desa wisata tersebut.

Sejak 2007, kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Bantul atau sekitar 17 km dari pusat Kota Yogyakarta ini fokus mengembangkan edu-wisata dan eco-wisata, seperti dikutip dari Jadesta Kemenparekraf.

Di sana, pengunjung bisa belajar batik di kawasan Giriloyo, menikmati wisata alam di pesisir Sugai Opak, wisata religi di kawasan Makam Raja-raja Pajimatan dan Makam Sunan Giriloyo, serta menjajal wisata ekonomi budaya di Pasar Tradisional Sor Jati.

Di antara seluruh aktivitas tersebut, wisata membatik adalah yang menjadi salah satu unggulan. Wisatawan bisa mengenal lebih dalam tentang warisan budaya dunia yang sudah ada di kawasan Giriloyo sejak tahun 1643.

Ikon terpopuler dari desa wisata atau kampung wisata ini adalah Situs Warungboto.

Dikutip Kompas.com dari situs Kelurahan Warungboto yang dikelola Pemerintah Kota Yogyakarta, dulunya Situs Warungboto adalah pesanggrahan raja dan keluarganya yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono II sejak masih menjadi pangeran dengan nama Pangeran Rejakusuma.

Saat itu, situs tersebut menjadi tempat istirahat dan benteng pertahanan dari sisi timur Keraton Ngayogyakarta.

Kini, keunikan arsitekturnya mengundang banyak wisatawan untuk mampir dan berburu foto.

Namun, Desa Wisata Warungboto juga memiliki daya tarik lain, seperti pelatihan daur ulang sampah hingga belajar mewarnai kain shiori.

Adapun desa wisata ini hanya berjarak sekitar 5 km dari pusat kota.

Desa wisata yang berlokasi di Kabupaten Bantul atau sekitar 13 km dari pusat Kota Yogyakarta ini populer dengan kerajinan kulitnya.

Dikutip dari Direktori Pariwisata, wisatawan biasanya berburu aksesori berbahan kulit di tempat ini, seperti tas, dompet, sabuk, dan jaket.

Di desa tersebut, berderet rumah-rumah warga yang juga memamerkan masing-masing kerajinan kulit mereka

Jangan takut untuk menawar untuk mendapatkan harga terbaik dari barang incaranmu.

https://travel.kompas.com/read/2022/12/12/165624227/7-desa-wisata-di-yogyakarta-bisa-mampir-saat-libur-panjang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke